9. Peka

2.5K 86 0
                                    

Author pov

Shasha berjalan di teras rumahnya. Ia baru pulang dari tempat les. Ia sangat malas untuk masuk dan akhirnya bertemu dengan Sean.

Pasti Sean sudah mengetahui masalah yang terjadi. Karena Alva yang mengecup pipinya, Shasha harus menghindari Sean.

Ia menghela nafas panjang dan mulai masuk melewati pintu utama. Ia menutup kembali pintu itu. Ia berjalan melewati ruang tamu menuju kamarnya dilantai dua.

"Ekhem" Shasha langsung berhenti berjalan. "Dari mana aja lo, Sha? Lo gak lupa kan sama fungsi ponsel? Kenapa gue telpon gak lo angkat?"

Shasha memutar tubuhnya. "Gue les, jadi HP gue silent."

"Sini lo. Gue mau minta penjelasan tentang kejadian di kantin. Lo gak amnesia kan?"

Shasha mendengus. "Harus ya sekarang? Gue mau mandi. Capek."
Shasha melanjutkan langkahnya menuju kamar. Ia berjalan dengan langkah cepat.

Sesampainya ia didalam kamar, ia meletakkan tasnya dimeja belajar dan masuk ke kamar mandi untuk mandi.

Ia menghilangkan rasa stress nya dengan keramas di sore hari. Biasanya ia sangat membenci keramas di sore hari, tapi kali ini ia membiarkan saja.

Setelah selesai, ia keluar dengan pakaian yang melekat di tubuhnya. Ia melilitkan rambutnya menggunakan handuk. Ia duduk didepan kaca riasnya.

Ia menaburkan bedak baby dan menyemprotkan parfum ke bajunya. Ia membuka handuk nya dan menyisir rambut sebahunya. Ia merapikan rambutnya dan juga poninya.

Ia menghela nafas pelan. Ia meletakkan handuk nya di gantungan yang tersedia. Ia berjalan menuju kasur dilantai atasnya. Ia duduk dikasur seraya mengambil gitar dan mulai memetiknya.

Suara petikannya mulai mengalun sehingga terdengar sebuah nada.

Di sini aku masih sendiri
Merenungi hari-hari sepi
Aku tanpamu
Masih tanpamu

Bila esok hari datang lagi
Ku coba untuk hadapi semua ini
Meski tanpamu meski tanpamu

Matanya terpejam menghayati alunan itu. Tanpa ia sadari, Sean sudah berada di kasur satunya memperhatikan Shasha yang bermain gitar.

Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku di sini
Ku dapat tertawa menangis merenung
Di tempat ini aku bertahan

Shasha membuka matanya. Ia menghela nafas pelan.

Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya

Suara dengarkanlah aku
Apakah aku slalu di hatinya
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya

Kalau ku masih tetap di sini
Ku lewati semua yang terjadi
Aku menunggumu Aku menunggu

'Ternyata Shasha bisa galau juga ya, gue pikir dia masih tetap pada pendiriannya yang datar tanpa peduli sama lingkungan sekitar.' Batin Sean berbicara sambil tersenyum tipis.

Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya

Suara dengarkanlah aku
Apakah aku ada di hatinya
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya

Natasha (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang