Part 30. Back to Home

1.3K 40 2
                                    

Author pov

Shasha berbalik ketika ada yang memanggilnya. Dan tiba-tiba ada dua orang yang memeluknya.

Ia sempat bingung ketika kedua orang itu cengengesan. Mereka melepas pelukan itu dan menggaruk kepala yang tak gatal.

"Are you remember me? I'm Justin and he is Albert."

Albert hanya melambaikan tangannya. Shasha mencoba mengingatnya dan senyuman pun terbit dibibir tipisnya. Mereka berpelukan lagi.

Tak mau ketinggalan, Gibran juga ikut memeluk. Mereka tertawa bersama. Mereka melerai pelukan dan mulai berkeliling kota dengan canda tawa.

Sesekali mereka berfoto ria untuk mengukir kenangan hingga mereka melupakan waktu. Waktu sudah menunjukkan malam akan tiba dan mereka akan segera pulang setelah mengantar Shasha.

***

Hari-harinya terasa menyenangkan di Melbourne hingga tak terasa ia akan kembali ke Indonesia. Shasha memperhatikan satu persatu temannya dan tersenyum. Ia memperhatikan tante Gina dan memeluknya, hingga ia berakhir di pelukan Angel.

"Inget, Sha. Kalau udah sampai, kabarin gue. Kalau ada apa apa, kabarin gue. Gue gak mau lo kenapa napa. Oke?" Shasha hanya mengangguk. Sean merangkul bahunya agar mereka berjalan.

Shasha melambaikan tangannya sebagai bentuk perpisahan.

***

"Sha, bangun" Sean menepuk pelan pipi adiknya. Mereka sudah tiba di Bandara. Shasha mengerjapkan matanya dan memperhatikan sekitarnya.

Sebagian dari mereka sudah turun dan mereka berdua juga akan turun. Mereka berjalan berdampingan sampai ke Bandara.

Sean menghentikan taxi yang lewat. Dan mereka memasukinya. Setelah supir memasukkan koper mereka di bagasi, mereka siap melaju.

Wajah berbinar Shasha lenyap sudah. Ia akan bertemu dengan Alexa yang sekarang berubah sikap. Alexa yang dulunya ceria bersamanya, yang selalu membantunya, yang bercerita banyak kepadanya dan selalu menyayanginya.

Alexa sekarang sangat berubah. Shasha tidak tau kapan pastinya, tapi sikap Alexa berubah ketika ia pergi ke Bogor.

Alexa tak ambil pusing. Ketika taxi berhenti di depan rumahnya, ia turun dan mengambil kopernya meninggalkan Sean.

Ia terlalu lelah dan ingin tidur. Ia masuk kekamarnya dan meletakkan ranselnya di atas meja. Kemudian menghempaskan tubuhnya di kasur empuknya.

Ketika sudah berada di alam mimpi, seseorang menepuk pipinya hingga tidurnya pun terganggu.

Shasha membuka matanya dan melihat Sean disampingnya dengan cengiran lebar. Shasha menatap tak suka.

"Ada yang nyariin"

Shasha mengerutkan alisnya. "Siapa?"

"Ryan. Temuin gih, mandi dulu. Kusut banget muka lo." Shasha mengangguk dan bangkit dari posisi tidurnya. Ia bersiap mandi karena hari sudah menjelang sore.

Setelah selesai berpakaian, ia menyisir rambutnya dan menaburkan bedak di wajahnya. Kemudian menyemprotkan parfum vanila kesukaannya.

Setelah selesai, ia berjalan keluar kamar. Ia hanya menggunakan kemeja panjang berwarna cokelat muda dengan rok putih diatas lutut.

Natasha (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang