32. Obat Nyamuk

1.1K 35 10
                                    



Author pov

Hari pertama sekolah. Shasha berjalan beriringan dengan Alva. Mereka bercanda sepanjang koridor. Para siswi banyak yang berteriak ketika mereka lewat.

Siapa yang tidak iri dengan mereka. Natasha itu gadis yang cantik, pintar, jago bela diri, disukai banyak guru dan pastinya most wanted di SMA Garuda.

Tapi sifat dinginnya selalu membuat orang lain berdecak karenanya. Di hidupnya yang sempurna, ia ditambah dengan adanya kekasih seperti Alvaro yang menutupi kekurangannya.

"Alva, Shasha. Tunggu!!!!" sontak Alva dan Shasha berhenti melangkah dan membalikkan badannya.

Mereka melihat Alice dan Vano yang berlari mengejar mereka. Alva berdecak melihat mereka berdua. Selalu seperti ini.

Setelah Alice dan Vano berada dekat dengan mereka, Alva membiarkan keduanya bernafas
dahulu.

"Parah nih, bucin tingkat dewa. Berasa sekolah milik berdua, yang lain mah ngontrak."Sindir Vano yang melihat tangan sepasang kekasih itu tertaut.

"Sirik aja lo." Alva menarik tangan Shasha agar melanjutkan langkah mereka menuju kelas. "Eh, lo pada udah ngeliat mading belum? Kita berenam sekelas."

"Seriusan, Lice?" Tanya Alva antusias.

"Iya" Alice memicingkan matanya curiga. "Gue mencium bau bau kebucinan nih. Ayo,Sha. Duduk bareng." Alice menarik tangan Shasha agar lepas dari genggaman tangan Alva.

Alva mengeratkan genggaman tangannya. "Apaan sih lo? Sana sama Vano, gausah deketin cewek gue lo."

"Omongan lo seakan Alice mau ngerebut Shasha." ucapan Arga barusan tidak direspon oleh Alva.

***

"Gak nyangka gue, kita bisa sekelas." Alva hanya memutar bola matanya malas. Ia memainkan sedotannya sambil menggulirkan layar ponselnya.

Shasha yang sedang makan diganggu oleh Arga, Jane yang sibuk dengan makanannya. Sedangkan Alice dan Vano? Jangan tanya mereka. Mereka sedang suap - suapan dihadapan mereka. Jane yang duduk disamping Alice tidak menghiraukan kebucinan kedua makhluk Tuhan itu. Ia malah dengan lahap menghabiskan makanannya.

Shasha yang duduk di antara Alva dan Arga sesekali mendengus. Ia sangat risih dengan ke posesifan Alva dan Arga. Alva yang mengucir rambut Shasha, sedangkan Arga yang mengipasinya.

Sesekali Arga mengambil makanannya. Karena merasa gerah, ia pun mendongakkan kepalanya. Seketika ia menyesal.

Ia terdiam beberapa saat menatap kedepan. Sampai ia sadar dengan tarikan dihidungnya. "Udah dibilangin, jangan liat kedepan. Bandel sih."

Ia hanya mencibir ucapan Arga. "Kan gue gak tau kalo mereka gituan."

"Gituan apa?" tanya Alva nenyambung. "Ituloh, Al. Suap suapan najis, kasian Jane yang jomblo."

"Gue gak jomblo ya, Sha." Shasha hanya nyengir mendengar sahutan dari Jane. "Kan diantara kita cuma lo yang pasangannya gak disini."

Jane mengambil es teh nya dan menenggaknya hingga tandas. "Yayaya. Sementang cowok lo ada disamping lo. Lo pada gak gerah apa, dari tadi jadi obat nyamuk. Ada tapi gak dianggap."

Shasha hanya terkekeh. "Kan udah biasa, bilang aja lo sirik."

Alva mengarahkan kepala Shasha ke arah makanannya agar melanjutkan makan yang tertunda. "Makan, Sha. Gak usah diladeni."

Shasha hanya menuruti saja, ia mulai menyuap nasi goreng nya kembali. Arga juga melanjutkan makannya, sesekali ia melirik rombongan kelas 12 tempat kekasihnya makan.

"Dilirik mulu, samperin gih." Cibir Vano. Arga menatap Vano dengan datar. "Cih, ikut campur mulu. Sono lanjutin suap suapan najis lo."

Alice hanya ngakak mendengar ucapan Arga yang terkesan sinis. Pasalnya Alice dan Vano sengaja menggoda Arga dengan suap suapan. Kalo Jane mah udah kebal,  kalau Shasha jangan ditanya. Alva pasti selalu mengalihkan pandangannya agar tidak menatap makhluk didepannya.

Satu satunya yang mereka goda adalah Arga. Karena mereka melihat Sheila makan dengan teman temannya dan juga seorang cowok yang duduk disamping Sheila.

"Samperin gih, entar cewe lo diembat sama tuh cowo." ujar Vano memanasi Arga. Namun Arga hanya menatap makanannya saja.

"Samperin, Ar." kini giliran Jane yang ikut ikutan. Alva masih menahan perhatian Shasha agar melanjutkan makannya.

Alva merasa kalau berat badan Shasha turun, jadi ia akan membantu menaikkan berat badan Shasha. Jadi ia tak akan membiarkan Shasha tidak menghabiskan makanannya.

"Udah, Al. Kenyang." ucapnya. Ia meminum air mineralnya dan memberikannya kepada Alva.

"Yaudah. Nih." Alva memberikan lollipop susu dan langsung diterima oleh Shasha. Ia mulai mengamati teman temannya yang menggoda Arga.

"Kenapa sih, Ar? Kok tegang gitu?" Arga menatap Shasha dan menggelengkan kepalanya. "Udah selesai makannya?"

Shasha hanya menganggukkan kepalanya. "Yaelah bocah, ganggu aja." celetuk Jane. "Apasih Jane, kan gue cuma nanya."

"Ganggu kita ngompori Arga aja, padahal dia udah kebakar api cemburu noh, liat." Jane menunjuk kearah Sheila dan rombongan.

Shasha mengikuti telunjuk Jane dan menganggukkan kepalanya. "Kak Sheila sama Reza kan?"

"Lo kenal sama tuh cowok?" tanya Vano memastikan. "Kenal lah, temen gue itumah."

Semua pandangan beralih kearah Shasha. "Seriusan?" tanya mereka kompak.

Shasha mengangguk mengiyakan. "Kenal dimana?"

"Bengkel" Jawab Alva. Shasha hanya tersenyum. "Iya, Alva juga kenal. Iya kan, Al?"

"Hm"

"Parah lo pada, punya temen ganteng gak dikenalin ke kita." Ucap Jane sarkas.

"Inget, katanya gak jomblo."

"Kan buat cadangan, Lice. Siapa tau pas. Lagian tampangnya lumayan, apalagi bibirnya. Uuuh--"

Shasha tidak mendengar ucapan Jane lagi karena telinga dan matanya ditutup oleh Alva dan Arga.

"Gimana sih lo Jane. Disini ada anak kecil, ngomong lo sembarangan mulu.

"Siapa yang anak kecil, Ar? Gue udah besar. Tinggi juga, tinggian gue daripada Alice."

Alice mendengus. "Yaelah, lo kan masih dibawah umur."

S

hasha cemberut. Memang benar diantara mereka berenam, hanya Shasha yang belum genap 15 tahun. Beberapa minggu lagi ia akan genap 15 tahun.

Ia merasakan tepukan di puncak kepalanya. "Entar jadi kan?"

Shasha menatap Alva dan menganggukan kepalanya. "Mau kemana lo berdua?"

"Kepo banget lo, Van."

***

TBC

Terima kasih sudah membaca cerita Natasha. Terima kasih juga sudah memberi bintang keceritaku ini. Aku harap semoga kalian suka dan bisa jatuh cinta sama ceritaku ini yang super gaje.

Natasha (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang