40. Interogasi

540 31 1
                                    

Di pagi hari, Sean terlambat bangun. Dengan tergesa ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajah dan menggosok gigi saja. Selesai memakai seragam dan wajahnya ia langsung mengambil tasnya. Dengan langkah tergesa ia menuruni tangga. Mengambil kunci motor dan menaiki motornya dengan kecepatan yang ia bisa.

Tidak perlu berpamitan dengan orang rumah karena begitu sepi. Jalanan tidak terlalu macet, jadi ia bisa menyalip. Dengan kecepatan tinggi, ia sampai sekolah dengan cepat. Namun, gerbang sudah ditutup. Ia membawa motornya ke belakang sekolah.

Memarkirnya dengan rapi dan melepaskan helmnya. Ia berjalan menuju pagar belakang, memastikan kondisi aman. Setelah dirasanya aman, ia mulai memanjat. Melihat kondisi sekitar dan hap.

Ia melompat. Ia berjalan menuju koridor menuju kelasnya.

-

Sebelum jam istirahat berbunyi, Reza dan Gilang sudah berdiri di depan kelas Natasha. Mereka akan membawa Natasha untuk di introgasi.

Dengan pandangan kesal, Reza melirik arlojinya. "Lama banget"

"Sabar. Belum bel" ucap Gilang kalem. Gilang hanya menyandarkan tubuhnya di dinding dekat pintu. Ia menutup matanya.

"tetttt tetttt"

Setelah memastikan guru keluar. Mereka membiarkan anak-anak kelas Natasha keluar dengan wajah heran. Mereka masuk ketika kelas lumayan sepi. Dengan langkah cepat, Reza menghampiri meja Natasha yang lumayan ramai.

Ia masuk ke dalam gerombolan dan menggebrak meja. Disana ada Natasha, Alvaro, Arga, Alice, Vano dan juga Jane. Mereka yang terkejut mendengar gebrakan meja pun langsung menatap Reza.

Reza menatap Natasha dengan pandangan datar. Ia menunjuk Natasha dan berucap dingin. "Lo, ikut gue."

Natasha mengerti. Waktunya di sidang. Ia berdiri dari kursinya. Mengikuti langkah Reza dengan langkah biasa. Meninggalkan tanda tanya bagi teman-temannya.

Ia melihat Gilang berdiri di luar kelas. "Lang, ayo"

Gilang mengekor di belakang Shasha. Ia memperhatikan gadis itu. Langkahnya yang sedikit pincang. Ia juga tadi sempat melihat wajah lebam Shasha. Terakhir kali ia hanya melihat luka bekas kecelakaan, tapi tadi yang ia lihat adalah banyaknya luka memar.

Reza berjalan menuju uks. Ia juga melihat luka memar itu. Makanya ia berubah pikiran. Tadinya ia akan mengintrogasi Shasha di rooftop.

"Masuk" ucap Reza dingin ketika ia mendorong pintu uks. Tidak ada siapapun disini. Bahkan petugas pun tak ada. Shasha mengikuti Reza memasuki UKS dan terakhir Gilang. Gilang menutup pintu uks.

Reza menyuruh Shasha duduk di salah satu ranjang. Melihat Shasha yang menurut, ia mulai mengintrogasinya.

Gilang mengambil obat-obatan untuk mengobati Shasha. "Kemana aja lo?"

"Piknik"

Reza mengerutkan alisnya. Tidak mengerti maksudnya. Piknik itu memiliki beberapa arti. Piknik dalam arti menjalankan tugas atau sekedar membuang waktu senggang. Piknik mana yang dimaksud Shasha.

"Dia gak ngerti, Rin." ucap Gilang yang mulai mengambil kapas. Ia mengambil ikat rambut di saku bajunya dan mengikat rambut Shasha.

Natasha (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang