15. Cemas

1.8K 62 0
                                    

Author POV

"Hhh... bang Rion sama Kak Angel kecelakaan."

Shasha terdiam cukup lama. Nafasnya memburu. Kenapa? Kenapa selalu ada kejadian seperti ini? Tangannya mulai dingin dan berkeringat.

"Hallo Sha... lo masih disana kan? Jangan cemas oke. Abang tutup dulu teleponnya. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam." Shasha meletakkan ponselnya di meja. Ia meminum minumannya cepat. "Al" panggilnya berbisik.

"Yah? Sha, are you okay?"

"Gue boleh minta tolong gak?" Tatapan Shasha masih kosong. "Tolong Anterin gue ke rumah sakitnya Keluarga Arga."

Alva yang mendengar itupun langsung berdiri dari duduknya. "Oke gue anterin, tapi gue bayar ini dulu ya" Alva berjalan meninggalkan meja menuju kasir. Sedangkan Shasha hanya mengontrol kecemasannya.

"Lo harus tenang Sha. Lo bisa. Lo pasti bisa." Gumamnya. Alva kembali dan menggenggam tangannya yang berkeringat.

Mereka berjalan menuju parkiran motor dan naik keatas motor. Alva memakai helmnya dan Shasha berpegangan pada jaket Alva. Alva mulai melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.

Dalam hati, Shasha terus menyemangati dirinya sendiri. Semoga hanya luka ringan yang didapatkan kakaknya, bukan berita buruk yang membuat mamanya menangis kencang.

Tak terasa motorpun berhenti diparkiran rumah sakit. Shasha turun yang diikuti oleh Alva. Alva yang melihat kecemasan Shasha pun menggenggam tangan Shasha erat.

Mereka mulai memasuki rumah sakit. Mereka berjalan menuju meja resepsionis. "Ada yang bisa saya bantu, dek?"

"Oh iya mbak, pasien atas nama Angel Erika Megantara korban kecelakaan ada di ruang mana ya?" Tanya Shasha pelan.

"Korban kecelakaan berada di ruang IGD." Jelasnya. "Makasih mbak"

Shasha dan Alva berjalan menuju ruang IGD yang dimaksud. Bukan perkara sulit untuk mencari ruang IGD, karena Shasha sering kesini.

Ia menemukan keluarganya yang berada disana. Ia berjalan menghampiri papanya dan langsung memeluknya. Sekedar untuk menenangkan perasaannya yang kalut. "Pa,"

Aldy menunduk untuk menatap putri bungsu nya. "Adek jangan nangis dong, Kak Angel baik-baik aja. Kamu jangan cemas, oke." Aldy masih mengusap punggung si bungsu.

Sean yang melihat Shasha dipelukan Aldy pun sedikit merasa lega. Ia membiarkan Alexa memeluk Mamanya. Ia berjalan mendekati Alva dan menepuk punggungnya.

"Makasih, Al. Lo udah mau nganter Adek gue. Sekarang lo boleh pulang atau lo boleh kemana aja." Jelasnya.

Sean melihat Maminya yang masih ditenangkan oleh Arga dan juga Gara, Mamanya yang masih berada di pelukan Alexa dan juga Shasha yang masih dipeluk papanya.

Yang sedari tadi dipikirkan oleh Sean adalah bagaimana kondisi Shasha masih dalam kondisi stabil. Dan terbukti bahwa kondisi Shasha masih baik baik saja.

Ia duduk disamping mamanya dan Alexa kemudian memeluk kedua wanita itu untuk melindungi keduanya dari masalah apapun.

Shasha dan juga Aldy masih berdiri sambil berpelukan. "Pa"

Shasha mendongakkan kepalanya menatap Aldy. "Ya dek" Aldy pun menunduk menatap putri bungsunya. "Shasha takut Kak Angel kenapa napa. Shasha takut Kak Angel pergi ninggalin Shasha, seperti Bunda sama Ayah yang ninggalin Shasha. Shasha takut."

Aldy semakin mengeratkan pelukannya pada Shasha seolah takut kehilangan si bungsu. "Shasha juga takut kalau Kak Angel bakal ninggalin Shasha seperti Kak Risa."

Natasha (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang