5. Sabtu?

3.2K 98 0
                                    

Author pov

Dihari sabtu pagi, Shasha terbangun dari tidurnya. Sinar matahari mulai masuk kedalam ruangan karena Kirana telah membuka tirai.

Ia tersenyum melihat Shasha sudah bangun. Ia menghampiri Shasha dan duduk disamping Shasha yang sedang mengumpulkan nyawanya.

"Pagi,Ma.." sapanya dengan suara khas bangun tidur. Ia mengucek matanya.

"Pagi, sayang. Ayo bangun. Sebentar lagi Papa sama Mama mau berangkat nih. Kamu mau ikut atau tidak?"

Shasha hanya menggelengkan kepalanya. Kirana cemberut. "Ayo dong sayang. Besok sore kita pulang kok. Yah?"

Shasha menghela nafas. "Mama, nanti kalau Shasha ikut pergi, yang mau jaga rumah siapa? Kan mama tau Sean sama Lexa setiap weekend pergi sama pacarnya."

Kali ini Kirana yang menghela nafas. "Untuk apa kamu pikirin jaga rumah? Dirumah kita kan ada penjaganya. Ayo dong temenin Mama disana. Masa kamu tega sih?"

"Iya iya. Yaudah Mama ke bawah aja dulu. Shasha mau mandi sekaligus packing." Kirana langsung tersenyum.

"Ga usah packing, Sha. Udah Mama siapin dari semalam." Shasha mendengus pelan. "Ya udah, Shasha mandi dulu."

Shasha turun dari ranjangnya berjalan menuju kamar mandi. Dalam hati ia terus menggerutu. "Selalu aku yang di ajak keluar kota. Gapapa deh,itung itung nyari pahala nyenengin orang tua."

Setelah rapi, Shasha keluar dari kamar menuju meja makan. Semua orang memperhatikan Shasha yang baru keluar. "Tumben lo hari sabtu cepat bangun. Biasanya jam 9 baru bangun lo." celetuk Sean.

"Gue mau liburan sama mama." jawabnya singkat. Sean mendengus kesal. "Kurang singkat jawaban lo"

"Oh"

Kirana dan Alexa hanya terkekeh pelan. Sedangkan yang lain sibuk dengan makanannya.

"Tumben lo mau ikut." Shasha mengangkat sebelah alisnya. "Daripada gue jaga rumah, mendingan gue ikut."

Shasha menyuap sesendok nasi gorengnya. Ia mengabaikan gerutuan Alexa dan juga Sean. Hingga suapan terakhir nya,ia terus mengabaikan Alexa dan Sean.

Shasha bangkit dari duduknya dan berjalan menuju lantai atas untuk mengganti sendal dan mengambil ponselnya. "Obat jangan lupa lo bawa, Sha!!" teriak Alexa.

Shasha masuk kedalam kamar mengganti sendal rumahan menjadi sepatu. Ia mengambil ponsel beserta charger dan juga obatnya.

Ia meraih ranselnya. Ia berjalan setengah berlari untuk menuju mobil papanya. Alexa yang melihat itu tersenyum tipis.

"Setidaknya dia gak sendirian." ucapnya pelan.

***

Shasha melihat kearah luar jendela. Ia sangat bosan karena perjalanan tak kunjung sampai. Ia berkali-kali menghela nafasnya.

Ia mengambil ponselnya dan memasangkan earphone dikedua telinganya. Ia mendengarkan lagu kesukaan.

Ia mulai memainkan game online yang biasa ia mainkan saat bosan. Panggilan masuk dari Alice menghentikan aktivitasnya bermain. Ia menerima panggilan itu.

"Ya"

"Lo dimana? Jalan yuk bareng Jane. Gue di Kafe." kata dari seberang.

"Gue gak bisa" jawabnya singkat. Dari sebrang terdengar helaan nafas berat.

"Emang lo ngapain kok gak bisa. Biasa lo oke oke aja. Lah kenapa sekarang lo ga bisa."

"Gue lagi gak dirumah. Temenin mama" jawabnya santai. Sedangkan orang diseberang sana mengerucutkan bibirnya.

"Emang mau kemana?"

"Kepo lo"

"Kan gue nanya. Jawab kali. Susah amat kek nya."

Shasha terkekeh pelan. "iya iya. Gue mau ke Bandung. Nemenin mama."

"Oh ya udah. Bilang sama Aunty, gue nitip salam."

"Nanti gue sampaikan." sambungan diputus sepihak oleh Shasha. Kebetulan mereka sudah sampai di tempat tujuan sedari tadi. Tetapi Shasha masih didalam mobil.

Ia turun dari mobil dan membawa ranselnya. Ia menghela nafas pelan. Setelah sekian lama, ia kembali ke Bandung. Kalau bukan karena terpaksa, ia tak akan mau ikut.

Ia melangkah menuju Vila. Sebenarnya bukan karena urusan pekerjaan saja yang membuat mereka sampai kesini, tetapi karena omanya menginginkan mereka untuk tinggal.

Shasha memasuki Vila dan langsung dipeluk oleh Oma nya. Ia membalas pelukan itu. Sebelum ia mengalami kejadian itu, dulu mereka sering kesini.

Ia teringat dengan Orang tua keduanya. Ia melepaskan pelukan nya dan memberi senyum tipis. Omanya menyuruh Shasha untuk istirahat di kamar.

Kali ini kamar Shasha berada dibawah. Ia tak ingin berada dilantai dua. Tiba tiba ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Asal masuk aja lo. Lupa lo sama gue?" ucap lelaki itu nyengir saat Shasha membalikkan tubuhnya. "Eh, bang Angga. Ya gak lupa lah."

Angga memeluk tubuh Shasha. Dalam hati ia merindukan Shasha. Ia menganggap Shasha adiknya sendiri.

Ia juga merasakan kesedihan yang Shasha rasakan. Karena ia menganggap Fira -mama kedua Shasha - adalah mama kedua nya juga.

Orang yang paling merasa kehilangan adalah Shasha. Karena pasangan keluarga Fira dan Andy belum mempunyai anak.

Mereka meninggal 2 tahun yang lalu. "Gue masuk dulu ya bang. Ngantuk"

Shasha melepaskan pelukannya dan berjalan menuju kamarnya. Saat sampai dikamar, ia mengunci pintunya dan merebahkan dirinya diatas kasur.

Ia teringat kenangan masa lalunya. Sampai sekarang, kejadian itu masih bersarang di otaknya. Sebelum kejadian itu, Shasha sempat koma selama 2 bulan.

Dan sebagian dari ingatannya menghilang. Dan setelah kejadian itu, ia dihantui oleh rasa bersalah. Ia merubah posisi nya menjadi duduk.

Ia berjalan keluar kamar. Mencari keberadaan Angga. "Bang Angga kemana sih? Kan tadi disini,masa iya udah pergi. Cepat banget."

Omanya lewat didepan Shasha. Ia melihat Shasha yang celingukan. Ia pun menghampiri Shasha. "Nyari siapa sih,Sayang?"

"Eh, ada Oma. Enggak kok. Shasha cuma nyari bang Angga. Oh iya, bang Angga kemana ya Oma?"

Oma memberi senyum tipis. "Angga tadi pergi kerumah temennya."

Shasha melengos. "Yah, Shasha kan mau main sama Bang Angga. Kalau dia pergi, Shasha main sama siapa?"

Oma menggelengkan kepalanya melihat tingkah Shasha yang menurutnya lucu. Shasha tak sedingin biasanya. Karena ia tak ingin membuat keluarga nya sedih.

"Ya udah deh, Oma. Shasha masuk dulu ya. Dah Oma" Shasha memberi senyum tipis dan masuk kembali ke kamarnya.

Ia kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia mengambil ponselnya dan mendengarkan lagu. Kemudian ia tertidur.

Biarkan ia menikmati hari sabtunya di Bandung. Setidaknya ia tak merasa kesepian untuk menjaga rumahnya saat Sean dan Alexa pergi.

***

Yeay Update...
Sorry any typo and error. Jangan lupa Vote and Comment ya gaes..

Natasha (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang