13. Pertemuan tak terduga

2.1K 71 0
                                    

AUTHOR POV

Alva memperhatikan ponselnya. Ia tengah dilanda kegabutan. Berkali kali mendengus keras. Ia membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Malam Sabtu yang sangat membosankan.

Mars Arjuna Bramasta. Atau sering dipanggil Juna atau Mars, berjalan menghampiri Alva yang sedang tiduran di sofa ruang tamu. "Hey boy, gak keluar lo?"

Alva hanya memutar bola matanya malas. "Males gue."

Ia memperhatikan juna dari bawah ke atas untuk membenarkan penglihatannya. "Mau kemana lo?"

Juna memberikan senyum lebar. "Jalan dong. Lo lupa, besok kan sekolah libur. Jadi buat nyenengin pacar, lebih baik kita jalan dong."

Alva mendengus. "Sialan lo jadi abang"
Juna tertawa dengan kerasnya. Ia sangat menyukai kekesalan sang adik. "Lo gak jalan bareng siapa tuh, gebetan lo yang cuek nya nauzubillah."

"Shasha" jawabnya malas. "Nah iya!! Adeknya si Kunyuk kan ya?"

Alva mengangkat alis bingung. "Siapa sih, si Kunyuk yang lo maksud?"

Juna terkekeh pelan. "Siapa lagi kalau bukan Alseano Dirga Megantara a.k.a Sean abangnya Natasha."

Alva menggelengkan kepalanya. "Lo Mending pergi sekarang deh, gue males nanggepin ocehan gak guna lo"

"Yayayaya... oke boy nikmati masa Jones lo dimalam Sabtu. Bye joms"

"Sial! Punya abang sebijik aja nyebelinnya minta ampun. Sialan emang." Gerutunya.

Ponselnya berdering. Ia melihat nama Vano yang sedang meneleponnya. Ia menjawab panggilan itu dan menempelkan ponselnya di telinga.

"Hallo"

"...."

"Ohh.. ditempat biasa kan?"

"...."

"Siapa lawan gue kali ini?"

"...."

"Alfiansyah Dewantara?"

"...."

"Oke. Gue Otw" sambungan pun terputus. Alva berjalan menuju kamarnya untuk mengambil jaket kulitnya beserta helmnya. Ia berjalan menuju garasi untuk mengeluarkan motornya.

"Mbok Mimin, saya pergi dulu ya. Jangan lupa kunci semua pintu, jangan buka pintu sebelum saya atau Juna pulang. Papa sama Mama lagi keluar kota, lusa baru balik. Saya pergi dulu ya mbok." Pamitnya pada asisten rumah tangganya.

Ia menstater motornya dan melesat meninggalkan pekarangan rumah. Menuju lokasi pertemuan mereka. Ia sudah tidak sabar untuk melawan Alfiansyah Dewantara, si ketua geng motor. Ia tersenyum sinis.

Di lain tempat...

"Sha ayo dong.. temenin abang. Kan tadi abang udah Bantuin kamu ngusir Alfi." Bujuk Sean kepada Shasha.

Shasha yang sedang bermain ponsel di atas kasur menggeram jengkel. Sejak Shasha selesai latihan, Sean merengek untuk ikut menemaninya pergi.

"Ihh... Males ah. Sana sama Kak Alexa aja. Shasha males. Atau sama Kak Angel." Shasha terus saja menolak.

"Hhh... yaudah Fiks kita musuhan. Awas aja kalau kamu datengin abang kalau ada perlu." Sean berjalan menjauh meninggalkan Shasha.

Shasha masih mencerna ucapan Sean dan langsung berdiri. "Iya iya Shasha mau. Tapi tunggu, Shasha mau ganti baju dulu."

Sean yang mendengar itu pun tersenyum puas. Dalam hati iya bersorak gembira. "Ya udah"

Sean berjalan menuju kamarnya untuk mengambil jaket kulitnya. Dalam hati ia tersenyum puas. Ponselnya berdering saat ada panggilan masuk.

Natasha (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang