22. Pertaruhan Keluarga

1.6K 57 0
                                    

Dimohonkan kepada silent readers untuk memberikan vote ke cerita aku..

Happy Reading💕💕

Author pov

Sudah seminggu berlalu, akhirnya hari ini mereka mengetahui hasil ujian. Dan sudah seminggu pula ia menjalin hubungan dengan Alvaro.

Setelah mendapatkan raport dan ia berhasil mendapatkan juara pertama, Shasha tersenyum melihat wajah bersinar milik Alva. Semester ini, Shasha berhasil mendapat juara 1 umum dan disusul oleh Alva dan Arga.

Ia memperhatikan para sahabatnya, ada yang senang, sedih dan biasa aja. Jane dan Alice bersikap biasa aja. Mereka tak mencemaskan hasil ujian, karena menurut mereka, naik dengan nilai lumayan itu sudah bagus. Berbeda dengan Sheila yang sangat sedih karena ia tak masuk 10 besar.

Arga selalu memberi dukungan kepada Sheila. Meskipun sikap Sheila yang bar bar dan ceroboh, Arga tetap menyayangi nya. Hubungan mereka sudah memasuki tahun kedua. setelah   sekian lama mereka berhubungan jarak jauh, kini mereka telah bersama.

Sheila selalu menghela nafas pelan untuk menenangkan dirinya. "Udah dong, Sheil. Gapapa gak masuk 10 besar, toh lo kan naik kelas. Kelas 12 sekarang lo harus perbaiki sikap lo itu, jangan terlalu sering ke club lagi. Rajin belajar, jangan males mulu."

Sheila mengerucutkan bibirnya. Arga mengacak rambut Sheila karena gemas. Shasha yang memperhatikan hanya memutar bola mata saja. Ia memainkan ponselnya sembari bersender di bahu Alva.

Mereka ber delapan sedang berada di kafe papanya Shasha. Posisi duduknya yaitu Shasha duduk sambil menyenderkan kepalanya di bahu Alva yang juga memperhatikan ponsel yang dimainkan oleh Shasha.

Arga duduk disamping Sheila yang sedang cemberut. Alice duduk disamping Vano yang sedang sibuk dengan gitar di tangannya. Alice sangat suka menyanyi dan Vano suka bermain gitar, jadi mereka sering membuat cover lagu dari band band tertentu.

Jane sibuk dengan makanannya dan Raka sibuk memperhatikan Jane yang sangat lahap memakan ini itu. Sesekali mereka saling menyuapi. Semenjak seminggu yang lalu, mereka jadi semakin dekat.

"Sha, nggak pesen makanan gitu?" tanya Alva. Shasha hanya menggelengkan kepalanya dan fokus pada ponselnya yang menampilkan film larva kesukaannya. "Lo aja sana yang makan, gue belum lapar."

Alva menggeram, sudah berkali kali ia menyuruh Shasha menggunakan aku-kamu tapi Shasha selalu menggunakan lo-gue. Memang sikap dingin Shasha tidak sepenuhnya hilang, sesekali Shasha akan mendiamkan Alva atau bahkan yang lainnya.

"Makan dulu ih, ntar sakit gimana?" Shasha mengacuhkan perkataan Alva dan ia malah tertawa geli. Alva yang geram pun langsung merampas ponsel Shasha dan menyimpannya di saku seragamnya. "Makan dulu"

Shasha memperhatikan Alva dengan tampang datarnya. Sering sekali Alva mengganggunya saat menonton kartun kesukaannya itu, tapi Alva tidak peduli.

"Siniin hp gue, Al." Alva menggelengkan kepalanya dan berjalan meninggalkan Shasha yang mengerucutkan bibirnya. Jane yang melihat itupun langsung menanyakan kepada Shasha. "Napa tuh bocah?"

"Tau tuh, pms kali" ucap Shasha santai. Ia melirik sekitarnya dan tanpa sengaja melihat keberadaan Alexa dan Ryan. Senyumnya perlahan melebar, ia bangkit dari kursinya dan menghampiri meja Alexa.

Alice yang melihat Alva meninggalkan meja masih menjadi tanda tanya, dan kini Shasha juga meninggalkan mereka, apa yang terjadi?

Alva kembali ke meja sambil membawa nampan makanan. Ia duduk di tempat semula dan tidak melihat keberadaan Shasha. "Lho, Shasha mana?"

Natasha (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang