6. Mimpi itu lagi

2.9K 103 2
                                    

Author pov

Prankk

Shasha terbangun dari tidurnya saat ada sesuatu yang pecah. Saat ini ia sedang berada di Jakarta rumah Fira.

Dengan pandangan yang buram, ia melihat tiga orang laki laki memakai pakaian hitam serta memakai topeng.

Ia turun dari kasur menuju pintu untuk kabur. Ia membuka pintu yang tidak dikunci. Ia mulai berlari menuju lantai bawah.

Dua orang laki laki itu mengejarnya. Ia pun berteriak. "Bundaa Fira.. Tolongin Shasha. BUNDAA.."

Tapi tak ada respon dari bundanya. Ia berlari menuju kamar bundanya tetapi kamar itu dijaga. Ia berhenti. Memutar tubuhnya dan orang yang mengejarnya semakin dekat.

Ia berlari lagi menuju pintu utama. Pintunya dikunci. Ia berlari menuju meja kecil untuk mencari kuncinya. Setelah menemukan nya, ia membukanya dan berhasil.

Ia melihat dua orang yang mengejarnya semakin dekat membawa senjata. Shasha semakin ketakutan.

Ia keluar secepat mungkin. Sesekali ia melirik kebelakang untuk melihat orang yang mengejarnya. Orang itu masih mengejarnya dan Shasha semakin cepat berlari.

Ia sampai di jalan raya. Ia ragu untuk menyebranginya. Tapi ketika ia melihat kebelakang, orang itu hampir menggapainya. Ia pun nekat, ia berlari menyebrangi jalan raya.

Sepi memang. Tapi,saat Shasha mulai berlari. Ada sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Dan keadaan pengemudi mobil itu sedang mabuk.

Shasha yang mendengar ada suara mesin yang dekat, ia menoleh dan "Aaaaa "

Brakkk...

"MAMAA" Shasha terbangun dengan nafas yang terengah. Keringat dingin mulai bercucuran membasahi pipinya. Pintu diketuk dari luar.

"Sha, kamu kenapa sayang? Buka pintunya. Biarkan mama masuk. Sha.." Shasha memegangi kepalanya yang sakit. Ia pun berteriak..

"Mamaa... Sakit maa" sedangkan orang yang berada ddiluar sudah dilanda kepanikan.

"Sha, buka pintunya. Jangan buat kita khawatir. " Angga yang baru datang melihat pintu kamar Shasha yang ramai pun menuju kesitu.

"Shasha kenapa,Ty. Kok kalian pada disini?" tanyanya bingung. "Tadi tiba-tiba Shasha teriak. Aunty pun kesini,tapi pintunya dikunci. Terus tiba-tiba dia kesakitan."jelas Kirana.

Angga berlari menuju meja yang berada tak jauh dari pintu kamar Shasha untuk mencari kunci cadangan. Setelah menemukan nya, ia segera membukanya.

Mereka terkejut saat melihat kondisi Shasha yang sangat kacau. Kirana lari menghampiri Shasha dan memeluknya. Shasha menangis dipelukan mamanya.

"Sakit, ma" lirihnya. Kirana yang melihat itupun menangis. Shasha masih memegang kepalanya yang sakit.

"Tenang ya sayang. Sebentar lagi sakitnya hilang. Mama kan udah sering bilang, kamu gak usah terlalu pikirin masa lalu. Mama juga udah sering bilang supaya kamu minum obat sebelum tidur supaya gak mimpiin itu lagi."

Air mata Shasha masih saja mengalir. Kirana terus mengusap punggung Shasha supaya tenang.

Setelah merasa tenang, satu persatu dari mereka keluar. Hanya tersisa Shasha, Kirana dan juga Angga.

Kirana mengecup puncak kepala Shasha dan juga pipinya. Kemudian keluar ruangan.

Kini giliran Angga yang duduk disamping nya. Angga memeluk Shasha dengan sayang. "Jangan nangis lagi ya,Sha."

Natasha (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang