17. Pengganggu bagi Alva

1.7K 53 0
                                    

Author POV

"Kalian ngapain?"

Shasha dan Alva menoleh ke sumber suara. Respon shasha saat melihat orang itu adalah memutar bola matanya, sedangkan Alva menatapnya kesal.

"Sialan lo. Gue pikir tadi siapa, rupanya lo." Gerutu Alva. Orang itu hanya cengengesan.

"Sorry nih ya, gue cuma ngasih tau doang. Ini tempat umum, jadi kalian gak bisa mesra mesraan disini." Orang itu memasuki ruang rawat inap tak lupa untuk menutup pintunya kembali.

Ia menyerahkan sekaleng minuman soda yang ia bawa ke arah Alva. Ia juga memberikan susu kotak untuk shasha. "Thanks Ar."

Arga hanya mengangguk singkat. Ia meneguk minuman soda, Alva juga melakukan hal yang sama.
"Udah lama lo datang, Al? "

Alva menghendikkan bahu. "Belum. Lo ganggu tau gak, untung lo sepupunya Shasha." ucapnya meminum sodanya dan menyalahkan televisi.

Shasha hanya menikmati susu kotak nya. "Kok udah bangun sha? "

Shasha hanya menghendikkan bahunya. "Tadi tuh orang bangunin. " jawabnya cuek. Ia mengamati televisi yang menayangkan kartun kesukaannya. Larva tuba.

Sesekali ia tertawa melihat kekonyolan si kuning. Bahkan ia sampai terbahak. Alva dan Arga yang memperhatikan hanya menaikkan sebelah alisnya. "Tuh bocah ngapa ya? Ngakak banget. Padahal tuh ulet jorok banget sumpah. "

Arga mendengus melihat kelakuan shasha yang mengabaikan kehadiran nya dan juga Alva. "Sha, kartunnya garing banget elah, gue ganti ya. "ucap Alva yang bersiap ingin mengganti chanel.

"Eh jangan. Gue suka tau. Itu lucu banget ya ampun.. Haha. " Alva memperhatikan Shasha yang sudah ngakak banget liat tuh ulet kuning.

Jujur, Alva jarang melihat Shasha yang tertawa apalagi sampai ngakak begitu. Ia memperhatikan tingkah si ulet kuning yang tertawa bersama dengan ulat merah, dan shasha langsung tertawa sangat keras.

Tiba tiba suara ponsel seseorang mengagetkan mereka. Arga menatap ponselnya dan menjawab panggilan tersebut. "Ya hallo"

"...."

"sekarang banget nih? Gue lagi jagain Shasha. "

"...."

"Gak bisa gitu dong, mau bagaimanapun dia tetep adek gue. "

"...."

"Ya Udah iya, sekarang gue berangkat. "

Arga mendengus kesal. "Kenapa lo? " Alva menaikkan sebelah alisnya, ia bingung melihat ekspresi Arga yang kesal. "Gue pergi dulu ya,Sha."

Arga berjalan mendekati brankar Shasha dan mengecup keningnya. Lalu mengusap puncak kepalanya. Ia pun beralih kepada Alva. "Al, gue nitip Shasha bentar ya. Gue ada urusan."

Alva mengangguk singkat. "Santai aja kali, Ar. Kaya sama siapa aja. Yaudah lo hati hati ya. "

"Yoi. " Arga dan Alva berpelukan ala cowok dan Arga berjalan meninggalkan ruangan. Shasha menghela nafas pelan.

"Kenapa? " Tanya Alva pelan.

"Gapapa"

"Lo suntuk? " Shasha hanya mengangguk pelan. Ia memainkan ujung selimutnya. "Mau ke taman?"

Shasha mengangguk lalu menggelengkan kepalanya. "Nanti Papi marah. Soalnya gue pernah kaya gitu dulu, terus Papi marah dan gak mau ngomong sama gue."

Alva menghela nafas. Ia menggenggam tangan Shasha dan berharap tak ada yang mengganggu lagi.

Namun tiba tiba pintu terbuka, Alva langsung berdiri menatap was was. Ia mengepalkan tangannya saat mereka berjalan mendekati Shasha. Ia melihat Shasha yang biasa saja.

Natasha (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang