"Program pembelajaran tiga bulanan akan segera diadakan. Kali ini universitas bekerja sama dengan Universitas Ulsan. Untuk itu yang mendapat bergilir pergi adalah Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas Hukum. Tolong beritahu saya seusai rapat ini siapa saja yang pergi ke Ulsan. Rapat saya tutup." Kata rektor itu mengambil kesimpulan dari rapat yang diadakan Senin ini. Beliau berbicara dengan lantang agar seluruh dosen dapat mendengarnya.
Tepat rapat selesai, kebanyakan dosen dari para fakultas yang disebut itu mendesah kasar, tak terkecuali Joohyun. Ia sedang tidak ber-mood untuk pergi ke luar kota apalagi dengan musim baru seperti ini. Namun, dilihatnya para dosen senior di Fakultas Teknik tanpa pikir panjang menunjuk salah satu dosen mereka yang paling muda.
Ah sial. Sepertinya ini akan berlaku pada dirinya juga. Tiba-tiba Profesor Ki mendekatinya dan menepuk pundaknya.
"Kau yang berangkat ya Profesor Bae. Cari pengalaman." Ujar beliau santai tak berdosa.
"Ah baik, Profesor Ki." Joohyun mencoba tersenyum yang dapat terlihat aura memaksa kepada Profesor Ki. Ia menunduk sebagai tanda hormat ketika dosen itu berjalan keluar ruang rapat.
Hanya satu hari. Ya, hanya satu hari.
.
Suasana di stasiun tersebut bisa dibilang tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi. Hal ini dikarenakan hari menjelang siang sekaligus hari ini adalah hari produktif. Tak banyak yang memesan tiket kereta. Joohyun datang dengan blazer hitam serta baju turtle neck dengan celana katun. Ia hanya membawa tas laptop yang ia selempangkan di bahunya.
Usai tiketnya diperiksa oleh petugas yang berjaga di depan stasiun, ia masuk. Joohyun mengedarkan pandangannya menerawang, apa sudah ada profesor lain yang datang. Ternyata profesor ber-name tag -Park Chanyeol Teknik Industri- sudah duduk di kursi tunggu yang biasa memang disediakan untuk menunggu kereta. Tak banyak yang dibawa lelaki itu, hanya tas ransel berisi laptop dan materi. Sementara dompet dan ponsel yang ia masukkan di saku celana.
Joohyun berjalan menuju lelaki itu, berniat menyapa.
"Selamat pagi Prof," ujar Joohyun tak lupa dengan senyumannya yang disertai kegugupan entah mengapa.
"Ah selamat pagi pula, Prof. Silahkan duduk." Orang itu mengalihkan pandangannya dari koran.
"Iya."
Wanita itu mengambil duduk disebelah Chanyeol. Joohyun dengan kaku, perlahan meletakkan tas selempangnya di sebelah.
"Profesor baru ya?" Tanya Chanyeol basa-basi.
"Iya. Saya baru sekitar 2 hampir 3 bulan disini. Oh maaf, dengan Profesor?"
"Panggil saja Profesor Park. Marga yang sangat klise." Ucapnya dengan tawa.
"Ah, Profesor Park. Sudah lama menunggu?"
"Sekitar 15 menit,"
Joohyun hanya mengangguk.
"Profesor Byun!" Tiba-tiba suara berat dari Profesor Park terdengar meneriakkan nama seseorang.
Yang dipanggil segera menoleh dan tersenyum dengan lebar. Profesor ini sangat berbeda dengan Profesor Park. Badannya mungil, dan tas ransel yang dibawanya terlihat sangat besar di tubuhnya. Kulitnya putih pucat. Walaupun begitu, wajahnya terlihat berseri-seri. Profesor Byun itu berlari menuju arah mereka.
"Wah, aku kira aku telat. Aku kesiangan, bahkan sampai lupa tidak memakan makanan yang dibuatkan istriku." Profesor Byun ngos-ngosan dengan keringat yang berpeluh di pelipisnya.
"Wah. Untung saja, kereta akan datang 5 menit lagi. Duduk dan minum dulu." Ucap Profesor Park. Ia mengambil air putih dari ranselnya lalu diberikan Profesor Byun.

KAMU SEDANG MEMBACA
29+ | hunrene
FanfictionBae Joohyun adalah seorang profesor ilmu hukum di salah satu universitas negeri terbaik di Korea Selatan. Sifatnya yang tak peduli tetapi terkadang ceroboh, membuat salah satu mahasiswanya Oh Sehun menjadi tertarik. Namun, apakah kalian tau ungkapan...