"Totalnya 14.300 won," ujar lelaki itu sambil memasukkan belanjaan yang dibeli pengunjung ke dalam kantung plastik.
"Ini," kata sang pengunjung. Wanita berbaju dress bermotif bunga-bunga dengan rambut panjang itu memberikan uang pas kepada si kasir.
"Terima kasih," jawab lelaki itu.
Sehun memasukkan uang yang diterimanya ke dalam laci kasir. Hari terlihat panas, walaupun seharusnya sedikit dingin karena memasuki musim gugur. Ia melihat ke arah luar minimarket, ada beberapa orang yang duduk di meja, lengkap dengan beberapa makanan ringan yang ada di meja. Sehun lalu berjalan ke arah gudang untuk mengambil persediaan stok minimarket.
Pekerjaannya selain menjadi part time di kampus, ia juga menjadi kasir di mini market saat siang bolong seperti ini. Kini ia mengangkat dua dus kotak besar berisikan botol-botol minuman yang akan ia masukkan ke dalam lemari pendingin.
Satu-satu Sehun masukkan benda tersebut, urut dan rapi menyesuaikan jenis dan warna. Selanjutnya, ia mengangkat sebuah dus berisi makanan-makanan instan untuk di taruh di rak bagian paling kiri depan. Ia menatanya dengan elok, agar membuat para pengunjung tertarik.
Usai dengan pekerjaannya, tiba-tiba terdengar bunyi pesan masuk dari ponselnya. Diraihnya ponsel dari saku, untuk memeriksa siapa yang mengiriminya pesan.
Mata Apel
Dimana?
Minimarket dekat halte kedua arah menuju kampus.
Ada apa?Aku kesana.
Untuk?
Pesan terakhirnya yang dikirim tidak terbaca. Sehun tak mau ambil pusing. Ia malah kini mengambil dua buah es krim. Lelaki itu duduk di kursi di belakang meja kasir. Sambil menunggu pelanggan, ia memakan es krim rasa cokelat itu dengan perlahan.
Tepat saat ia membuka bungkus kedua, pintu kaca khas minimarket dibuka. Seorang wanita berpakaian outer warna biru dongker dengan rok selutut yang senada dengan outer, dilengkapi sepatu hak berwarna putih tulang terlihat cocok dikulitnya.
"Ada apa kemari?" Tanya Sehun ketika mengetahui siapa yang datang, seusai melihat wajah Bae Joohyun.
"Bosan. Masih ada dua jam lagi kelas dimulai." Jawab wanita itu yang kini berjalan ke arah koridor lemari pendingin.
"Oh."
Sehun kembali memakan es krimnya yang sempat menganggur. Joohyun sudah keluar dari lorong rak itu dan berjalan ke arah meja kasir. Ia mengambil sebuah botol minuman isotonik dan menaruhnya di meja kasir. Dua buah pecahan 1000 won terlihat di bawah minuman itu. Ia mengarahkannya kepada Sehun, berniat untuk membayar minuman.
"Aku saja," ujar Sehun sambil memasukkan uang itu ke dalam tas yang bertengger di bahu wanita itu. Sehun kini meraih sesuatu di sakunya. Ia lalu memasukkan empat lembar pecahan 1.000 won kedalam laci kasir untuk membayar es krim serta minuman isotonik Joohyun.
Tak perlu banyak bicara lagi, wanita tersebut lalu membuka dan meneguk minuman yang diambilnya tadi. Ketika ia menegak untuk kedua kalinya, terbuka kembali pintu mini market memperlihatkan seorang lelaki berpakaian rompi merah menyala persis yang dipakai Sehun. Pria itu langsung berjalan ke arah meja kasir.
"Oh, Hyung," sapa Sehun saat melihat teman paruh shift-nya yang baru saja datang.
"Sudah kau pergi saja, shift-mu hari ini sudah selesai kan?"
Sehun mengangguk setuju. Lelaki itu lalu melepas rompi yang sedari tadi melekat di tubuhnya.
"Ya. Kalau begitu, aku pamit dulu Hyung,""Baik. Hati-hati,"

KAMU SEDANG MEMBACA
29+ | hunrene
FanfictionBae Joohyun adalah seorang profesor ilmu hukum di salah satu universitas negeri terbaik di Korea Selatan. Sifatnya yang tak peduli tetapi terkadang ceroboh, membuat salah satu mahasiswanya Oh Sehun menjadi tertarik. Namun, apakah kalian tau ungkapan...