25. Rusa

1.7K 75 12
                                    

"Dengan tuntutan jaksa 15 tahun penjara pada sidang sebelumnya, dan tambahan 3 tahun penjara sesuai undang-undang Pasal 25 ayat 1 tahun 2006 tentang pidana kasus Pembunuhan serta Penganiayaan," hakim perempuan di sebelah hakim utama membuat pernyataan.

"ditolak dan saya nyatakan terdakwa Bae Jongshin, tidak bersalah." Palu terketuk menyatakan keputusan hakim yang bulat dan tidak dapat diganggu gugat.

Para hakim berdiri lalu membungkuk 90' ke arah Bae Jongshin yang menangis menahan haru. Ia tak menyangka ia dapat dibebaskan dari penjara. Tuduhan yang sama sekali tidak benar, akhirnya dapat terbukti.

"Kami segenap hakim dan lembaga pengadilan meminta maaf yang sebesar-besarnya. Kompensasi berupa uang sebesar 50 juta won, akan kami berikan atas kesalahan kami, dan Bae Jongshin dapat keluar penjara dalam 3 hari setelah pengurusan berkas. Sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya." Para hakim membungkuk sekali lagi diikuti moderator.

Para petinggi peradilan satu persatu meninggalkan ruang sidang. Kini bersisa Bae Jongshin, Sehun, Joohyun serta Kyungsoo.

Joohyun berlari ke arah ayahnya dengan penuh kasih sayang. Ia lalu memeluk ayahnya sampai-sampai air matanya deras menetes. Sama seperti sang anak, Jongshin juga berderai air mata. Tak menyangka ia bakal bebas lebih cepat, dan terbebas dari tuntutan hukum.

Ketika memeluk Joohyun, Jongshin beradu mata dengan Sehun. Ia mengisyaratkan dengan mulut tanpa suara, ucapan terima kasih. Sehun tersenyum lebar melihatnya. Baginya itu sudah cukup. Lelaki bermarga Oh itu lalu berjalan ke arah Kyungsoo yang sepertinya memang menunggu kehadirannya untuk datang.

"Kyungsoo, ini untukmu." Kata Sehun sambil memberikan sebuah recorder. Kyungsoo lalu meraihnya dengan pelan.

"Apa ini?"

"Dengarkan saja."

Kyungsoo menekan tombol play di recoder kecil itu. Ia lalu mendekatkan speaker recorder ke telinganya.

"Tidak. Pembunuhan manusia yang aku lakukan pada orang tuamu hanya coba-coba. Salahkan sendiri ayahmu yang dengan kurang ajarnya memanggil ayahku saat ia melihat aku membunuh kucing di pantai. Bodoh sekali dia. Apalagi ibumu, untuk apa dia datang saat suaminya sudah kubunuh di mercusuar? Dan yang paling bodoh adalah KAU!

Aku melihatmu menangis ketika ibumu aku tikam berkali-kali. Namun dengan cerobohnya kau malah mengancamku. Aku mana mempan dengan ucapan anak kecil sepertimu? Kau, aku tidak bunuh 23 tahun yang lalu karena kau masih anak anjing. Aku selama 16 tahun hidupku sebelum bertemu ayahmu, aku hanya membunuh kucing, burung dan tikus. Aku tidak membunuh anjing. Aku lebih suka mencabuti bulu mereka satu persatu. Aku suka melihat organ hewan-hewan itu yang aku belah dan jeritan mereka saat aku tikam. Namun, mendengar permintaan tolong ayahmu itu membuatku semakin ingin mendengarnya lagi. Jadi aku tikam beberapa kali dengan pisau roti yang memang sering aku bawa di dalam saku jas sekolahku. Beruntungnya kau tidak aku bunuh, anak Oh Myeongsu."

Suara itu adalah suara Minho yang memang sengaja direkam ketika Sehun dan Minho berada di gang tempo hari. Sehun memberikannya pada Kyungsoo karena itu adalah pernyataan tersangka sendiri bahwa ia telah melakukan pembunuhan, yang pasti akan sangat berguna untuk menangkap pembunuh berantai tersebut.

"Terima kasih sudah mau menjadi partner, tidak bersama denganmu mungkin aku tak akan bisa memecahkan kasus ini. Walaupun masih muda, kau cukup berbakat." Kata Sehun sambil mengusap kasar rambut Kyungsoo.

"Terima kasih Pengacara Oh." Kyungsoo membungkuk dengan senyuman yang tak bisa disembunyikan.

"Jika aku membutuhkan bantuan lagi, jangan tolak telepon dariku." Ujar pria bermarga Oh itu dengan tawa kecil di sela-sela kalimatnya.

29+ | hunreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang