13

138 29 15
                                    

"Birds don't just fly, they fall down and get up."

_♥♥♥_

"Kenapa muka antum mendadak berwarna merah jambu gitu?." Hulya mengernyitkan dahi karena heran dengan wajah Zeva setelah membukakan pintu kamar.

Zeva hanya membalas dengan flat smile. Kemudian ia berjalan menuju padaku yang telah selesai mengeringkan rambut.

"Di depan ada ikhwan yang nyari antum na." Kata Zeva dengan sedikit gemetar.

"Siapa?."

"Entah. Ana juga nggak tahu. Mending antum cepet ke depan deh." Zeva pun berbalik dan menuju kamar mandi. Membiarkanku bengong untuk beberapa saat.

_♥♥♥_

"Wah enak juga nih bapatong." Ucap Hulya dengan mulut yang masih terisi makanan.

"Iya hul setuju." Zeva mengacungkan jempol setuju.

"Yaudah habisin aja nih. Besok kalau mau lagi ana traktir deh. Gampang." Aku tertawa pelan.

Bapatong adalah singkatan dari bakso kupat gentong. Sesuai dengan namanya, satu porsi bapatong berisi bakso, ketupat yang dipotong berbentuk dadu, iga sapi dan kuah kaldu sapi yang diambil dari gentong atau tempat menyimpan kuah setelah dimasak. Makanan khas kota hujan.

"Serru jugwa yakh kalaum au lom bya te-terus di jengukh sauudaria."

"Antum ngomong apa sih hul? Ndak jelas. Kalau lagi kepedesan gitu mending jangan ngomong deh." Zeva berkomentar.

"Wkwk. Iya nih Hulya. Ngomong-ngomong ana lihat tadi antum cuma nuang sambal sepertiga sendok. Kenapa sampai kepedesan banget gitu? Ana aja yang tiga sendok biasa aja." Aku menambahkan komentar.

"Hehe hal keempat yang ana benci di dunia ini adalah rasa pedas." Jelas Hulya kemudian minum segelas air putih kembali. Entah sudah gelas keberapa itu.

Aku dan Zeva hanya tersenyum dan menggelengkan kepala pelan.

Suasana seperti ini akan selalu kurindukan. Tertawa bersama, berbagi bersama, dalam indahnya ukhuwah Islamiyah.

Aku berharap andai saja Ais dan Mey berada disini, pasti segalanya terasa lebih indah.

Setelah perut kami kenyang, kami pun berganti mengisi otak kami dengan beberapa suap materi pelajaran matematika dan studi islam. Tentu saja untuk lomba besok. Semoga saja otak kami segera kenyang. Aku benar-benar letih setelah seharian beraktifitas. Ingin rasanya secepat mungkin aku menyapa kasur empuk dan terkapar di atasnya.

_♥♥♥_

Alhamdulillah lomba OMSI babak final pada hari ini berjalan dengan lancar. Kini tiba saatnya pengumuman pemenang. Semua hati peserta pun berdebar-debar. Seperti sedang menunggu jawaban dari doi.

Wkwk itu sih katanya Hulya.

"Pemenang juara 2 adalah... Abizard Adskhan dari SMAIT......"

Kakak kelas kami yang satu ini pun maju ke atas panggung dengan diiringi ribuan tepuk tangan.

Wah Daebak!

"Loh itu kan mas yang-"

"Kenapa va?." Karena penasaran dengan wajah Zeva yang terlihat bingung maka aku pun bertanya.

"Eh? Enggak kok hehe nggak papa." Jawabnya gagap.

Setelah semua usai kami pun bersiap untuk melakukan perjalanan pulang menuju pondok kami tercintah.

LENTERA RINDU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang