Seperti yang telah diminta Nic, siang itu ketika jam telah menunjukkan pukul sepuluh Retta dan Nic datang berkunjung ke toko bunga Mrs. Anthony. Seperti biasa sapaan dan pelukan hangat selalu diterima Retta dari Mrs. Anthony. Hal yang pasti akan dirindukan oleh Retta nanti.
"Tumben sekali kau datang terlambat nak." Kata Mrs. Anthony melepaskan pelukannya. "Siapa dia?" Tanyanya ketika melihat Nic berdiri tepat di belakang Retta. Ia sedang mengamati banyaknya jenis bunga yang dijual.
"Dia suamiku. Tampan bukan?" Bisik Retta tepat ditelinga Mrs. Anthony. Ia terkekeh melihat Retta malu-malu mengakui ketampanan suaminya.
"Kalau berani bilang yang lantang. Siapa dia dan bagaimana kau memujinya." Tantangan Mrs. Anthony langsung disambut gelengan kepala dari Retta. "Aku bukannya takut dengan tantanganmu itu nyonya, hanya saja aku takut dia akan besar kepala. Akan susah nanti mengembalikan ukuran kepalanya kebentuk semula."
Keduanya kemudian tertawa. Mengalihkan perhatian Nic dari bunga.
"Apa kau sudah memberi tahu tentang maksud dan tujuanmu?" Bisik Nic. Tangannya melingkari pinggang Retta, posesif.
"Kau ini tidak sabaran sekali!" Retta mencubit perut Nic hingga pria itu meringis kesakitan. "Kalian bahkan belum saling memperkenalkan diri 'kan?"
Nic tersenyum sungkan pada Mrs. Anthony yang terus saja memandangnya. Ia juga tersenyum ketika melihat Nic. Nic rasa Mrs. Anthony sedang menertawakan dirinya. Atau menertawakan kisahnya sebagai suami Claretta?
"Nicolas." Nic mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.
"Tatiana Anthony." Mrs. Anthony membalas uluran tangan Nic. "Senang berkenalan dengan anda. Mendengar cerita Retta selama ini membuat saya penasaran seperti apa dirimu. Dan ternyata anda lebih dari yang saya bayangkan." Pujian Mrs. Anthony disambut Nic dengan senyuman terbaiknya.
"Anda bisa saja." Nic coba merendah seraya melepaskan jabatan tangan itu. Kemudian ia melemparkan tatapan penuh tanya pada Retta 'apa saja yang telah kau ceritakan'.
"Mrs. Anthony..." Retta mengalihkan perhatian dari Nic yang ingin tahu serta dari Mrs. Anthony yang ingin membuka semua ceritanya. "Maksud dan tujuanku kemari adalah... aku ingin mengundurkan diri."
"Kenapa?" Tanya Mrs. Anthony dengan nada terkejutnya.
"Saya ingin Retta berhenti bekerja." Nic menjadi juru bicara Retta.
"Hm... kenapa mendadak seperti ini nak?" Mrs. Anthony mendekat ke tubuh Retta, merangkul bahu wanita itu mengajaknya untuk duduk bersama dikursi pelanggan.
"Maafkan aku Mrs. Anthony." Lirih Retta berkata. Ia merasa tak enak hati pada beliau.
"Tak perlu minta maaf, ini 'kan bukan sebuah kesalahan. Itu sudah menjadi hak mu nak." Mrs. Anthony mencoba menenangkan Retta yang bersedih. "Tunggu sebentar aku belum menyediakan minuman untuk kalian."
"Tidak perlu repot nyonya. Sebentar lagi kita juga akan pamit." Buru-buru Nic menolak.
Dengan senyum yang masih setia tersunging dibibirnya Mrs. Anthony berkata, "aku tak merasa direpotkan hanya karena secangkir teh. Anggap saja ini pesta perpisahanku dengan Retta sebagai pegawaiku." Kemudian tanpa bisa dicegah Mrs. Anthony menghilang dari pandangan mereka.
*
Ditengah lamunan menunggu Mrs. Anthony kembali Retta dikagetkan dengan tindakan Nic yang tiba-tiba saja berlutut didepannya. Tangan kiri Nic ia gunakan untuk mengusap pipi kiri Retta. Menarik perhatian Retta.
"Apa yang kau lakukan?"
"Jangan bersedih."
"Aku tidak bersedih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever We [SELESAI]
Romance(Beberapa part diprivate untuk followers) Hanya karena kesalahan satu malam, Claretta harus menanggung beban seumur hidupnya. Ia hamil. Diluar nikah. Dinegara orang. Tanpa pasangan. Lalu bagaimana dengan kuliah yang sedang ditempuh oleh Retta? Bagai...