Part 27-Kehancuran Yang Sebenarnya

959 54 0
                                    

Daniel merasakan handphonenya bergetar. Ia melihat ada panggilan masuk dari Kate. Ia menatap teman temannya, "Bentar yak, gue mau telponan dulu sama ayang beb." teman-temannya bergidik jijik.

"Halo, kenapa yang?" diseberang sana ia mendengar Kate berdecak.

"Jangan sok manis deh kamu, kamu nggak lupakan kalo nanti malem aku nampil." Daniel menepuk jidatnya.

"Ng-Ngga kok, Yang. Semua tentang kamu mana mungkin aku lupain. Nanti aku baris paling depan deh, biar kamu bisa liatin muka aku." di seberang sana Kate terkekeh pelan.

"Awas aja kalo bohong. Yaudah, aku otw ke sekolah nih. Kamu cepetan kesana yah?"

"Iya, sayang."

Daniel memutuskan panggilan itu, lalu menatapa teman-temannya yang sedang berbisik-bisik, "Pada ngapain lo?" tanyanya, membuat Digo, Stephen dan Gavin terdiam.

"Lo beneran sayang sama Kate?" tanya Digo, membuat Daniel memandangnya dengan heran.

"Maksudnya, kita kan dulu pernah taruhan tentang lo yang harus jadiin Kate sebagai pacar lo." sambung Sthepen, Daniel mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Gue kena karma. Biasanya cewek-cewek yang takut gue tinggalin, sekarang gue yang takut ditinggalin Kate." Daniel menghembuskan nafasnya, membayangkan bila Kate tahu apa maksud dirinya mendekati Kate.

"Jadi karena lo menang, lo mau apa dari kita?" tanya Gavin, Daniel memandang ketiga temannya dengan serius.

"Gue gak minta apa-apa. Cukup jadikan taruhan kita sebagai rahasia yang gak akan pernah terbongkar. Sampai gue bisa ngomongin ini ke Kate."

*****

"Kate come on, lo kenapa gak mau maafin kakak lo sendiri sih?" Cindy menghela nafas dengan gusar. Ia mengacak rambutnya dengan frustasi, "Udah dua minggu semenjak kejadian itu, dan lo gak mau maafin dia?"

"Lo gak tau seberapa kacau nya dia ketika dia deketin lo dan lo malah ngejauh. Dia kacau banget Kate. Dan, semalam terakhir kali gue ke rumah lo, gue ngeliat dia lagi mukulin samsak sambil neriakin nama lo, Kate!" sentak Cindy lagi, Kate hanya melihatnya sebentar lalu membuang pandangannya ke arah lain. Takut bila Cindy mengetahui bahwa ujung matanya mulai berair.

Hening. Kate sama sekali tidak menjawab karena ia takut suaranya bergetar.

Sekarang, kita saksikan penampilan dari Cathlie Anderson, Tepuk tangan yang meriah!

Terdengar suara gemuruh tepuk tangan dan banyak dari mereka yang meneriakkan nama Kate, "Gue harus nampil Cin." ucap Kate memecah keheningan yang melanda. Ia mengambil pasokan udara dengan banyak lalu naik ke atas panggung.

"Halo, masih pada semangat gak?!" serunya membuat para siswa-siswi berteriak dengan heboh. Ya, hari ini adalah hari ulang tahun sekolah mereka. Kate melihat ke arah sudut sebelah kanan, disana ada Daniel dan teman-temannya. Ia tersenyum manis, lalu melihat seseorang disamping Daniel yang memandangnya dengan sendu. Ia tersenyum miris lalu mulai memetik gitar, semuanya tiba-tiba saja terdiam.

Kau yang terbaik yang pernah aku dapatkan...
Yang terbaik yang selalu kudengar...
Aku tau...
Kini takkan mudah tuk bisa terus bersamamu...

KATE✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang