Epilog

998 39 8
                                    

"Kamu terlihat cantik, sayang." Daniel mencium pelipis Kate, lalu memeluk Kate dari belakang.

Kate tersenyum lalu mengelus rahang Daniel yang sedikit kasar dengan tangannya yang bebas, "Kamu juga terlihat tampan dengan jas itu."

Hari ini, mereka sedang fitting baju untuk pernikahan mereka yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi.

"Tapi, aku sebel sama kamu." Ucap Kate sambil memanyunkan bibirnya, ia membalikkan badannya lalu menatap kerah baju dan dasi Daniel yang sedikit berantakan.

Daniel diam sambil memandang Kate yang kini tengah merapikan kerah bajunya.

Setelah Kate selesai, Daniel merangkum wajah Kate dengan kedua tangannya yang besar.

"Sebel kenapa sih, hm?" Daniel menggesekkan hidung mereka yang sama -sama mancung.

Kate tertawa geli, "Kamu belum bawa aku untuk ketemu sama Papa kamu." ucapnya sebal.

"Yaudah nanti ya sayang, sehabis ini aku harus kembali ke kantor karna ada rapat penting." Daniel menatap jam tangannya cemas, seolah rapat itu adalah hal terpenting bagi lelaki itu. Dan itu adalah hal yang paling menyebalkan bagi Kate.

Kate memutar bola matanya malas, "Tau ah, urusin aja sana rapatnya!" ketus Kate lalu ia masuk ke ruang ganti baju dan mengganti bajunya.

Setelah selesai berganti baju Kate keluar lalu terkejut melihat Daniel yang masih duduk menunggunya namun ia menetralkan kembali wajahnya, "Ngapain masih disini? Sana rapat, katanya penting." Cibir Kate.

Kate memberi baju pengantin tadi kepada seorang pelayan di toko tersebut dan menyuruhnya dengan sopan untuk membungkus bajunya dan baju Daniel.

"Mohon ditunggu sebentar ya, Nona." Kate mengangguk lalu tersenyum.

Kate ingin pulang sekarang, namun tas dan kunci mobilnya berada di samping Daniel. Dan itu berarti, dia harus mengambil sendiri.

Wanita itu dengan malas melangkah dan mengambil tasnya namun ketika ia akan mengambil tasnya, Daniel menahannya dan membuatnya jatuh ke pangkuan Daniel.

Kate melayangkan tatapan protesnya, "Awas!" serunya, Kate hendak berdiri namun Daniel menahan perutnya.

"Gak boleh galak sama calon suami." Daniel mencubit gemas pipi Kate yang sedang menggembung kesal.

"Kamu tu mikirin kerjaan terus." Kate menyenderkan kepalanya di bahu Daniel.

"Ya wajar lah, sayang. Lagipula aku ngelakuin ini itu buat kamu, buat masa depan kita berdua." Ucap Daniel sambil mengelus puncak kepala Kate.

Kate memejamkan matanya lalu menghela nafas, apa yang dikatakan Daniel memang benar adanya.

"Yaudah, rapat gih." Ucap Kate dengan nada suaranya yang melembut.

Kate hendak bangkit namun Daniel semakin menahan perutnya, wanita itu memandang Daniel seakan berkata, 'apa lagi?'

"Udah ngga ngambek kan?" tanya Daniel sambil mengelus dahi Kate yang tadinya mengerut.

"Ngga. Udah sana kamu rapat."

Daniel tersenyum, "Cium dulu." Ucapnya sambil menunjuk pipi kanan dan kirinya.

"Tutup dulu matanya." Perintah Kate, Daniel mengangguk lalu menutup matanya.

Perlahan ia merasakan tangan kecil yang merangkum kedua pipinya, dan kecupan hangat di keningnya.

Daniel menatap mata teduh milik Kate.

"Semangat kerja, calon imamku."

*****

KATE✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang