Part 5-Khawatir?

2K 87 1
                                    

Yang lain hanya memanggil nama Kate untuk menyadarkannya.

*****

Daniel pov

Kenapa gue sedikit khawatir ngeliat lo kaya gini? batinku.

"Eh lo mending lepasin dia deh, sini biar gue aja yang gendong." ujar Juna.

"Udah deh Jun kita gausah berantem dulu, mending ini si Kate bawa ke Rs pake mobil lo, nanti kalo Kate udah siuman baru gue ngeladeni lo."

"Iya juga yak, yaudah cepet lo gendong dia bawa masuk ke mobil gue, gue mau izin sama guru piket, nah lo cin lo pake hp gue nih terus telfon bonyok gue, dan yang lain masuk kelas masing masing!" perintah Juna, "lo mau ikut Cin?"

"Iya kak gue mau ikut dimana pun lo berada." ujar Cindy dengan senyuman dan dibalas oleh Juna senyum tipis.

"Elah romantisannya nanti dulu kali, ini si Kate begimana?" ucapku yang membuyarkan lamunan Cindy dan Juna.

"Iya iya ah lo ga tau orang lagi seneng aja." balas Cindy acuh, "yaudah buruan lo bawa dia ke mobil, awas lo macem macem ya." tambahnya.

"Iya ah bawel mulut lo, gue lakban tau rasa."

"Lo tuh ya, kalo Kate gak lagi sakit, mulut lo udah gua sumpel pake sepatu gue." balas Cindy dengan teriakan membahana nya karena aku sudah menjauh dari dia.

Tapi kenapa? Gua kok sesak banget ngeliat dia begini? Apa gue suka sama dia?impossible, right? dia kan target gua, batinku.

Setelah ia kubawa ke mobil Juna,aku memandang wajahnya, bibirnya yang pucat tak seperti biasa pink alami.

"Ich liebe dich." gumamku, astaga aku ngomong apa sih? Fikiran aku mungkin sudah blank.

Kenapa lo belum buka mata? Astaga, kenapa gue jadi khawatir gini? batinku.

"Babe, kamu ngapain sih deket deket dia?aku cemburu tau." ujar seseorang dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Liona.

"Lo siapa sih? Cemburu? Lo tuh bukan siapa siapa gua lagi! Kita putus!"

"Ih, kamu kok tega sih sama aku, babe?"ujarnya.

"Gue bukan pacar lo!"

"Ih kasar banget! Kamu kenapa mutusin aku sih?" ujarnya dengan nada terisak.

"Gue udah punya dia!" seraya menunjuk Kate. Kenapa aku ngerasa dia punyaku?

"Oh gara gara cabe ini?" ujarnya.

"Lo yang cabe!" balasku.

"Aku gak bakalan biarin hidup kamu tenang,aku bakalan terus maksa kamu buat balikan sama aku." ujarnya.

"Murahan lo anj-"

"Lo kenapa kasar gitu ke perempuan?" ujar Kate, aku tak sadar kalau dia sudah bangun. Tapi aku bersyukur ia telah sadar.

"Kate kamu udah sadar?"

Kenapa aku mengubah pola bicaraku?

"Kamu ngomong sama dia pake aku kamu, kalo sama aku aja dibentak." rajuk Liona.

"Yalah dia pacar gue, lo siapa gue? Cuman mantan." aku menekankan kata 'mantan' kepadanya.

"Gue bukan pacar lo!" ujar Kate dengan nada lemah.

Kata-kata itu, mencelos masuk ke dalam hatiku.

"Pergi lo sana, jangan ganggu gue lagi!" aku pun menyuruh Liona untuk pergi.

KATE✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang