Part 36-Ending

1.4K 53 7
                                    

Perempuan itu, masih terbaring di brankarnya. Sudah seminggu, ia tak membuka matanya.

"Bangun, sayang. Ayo kita bahas tentang masa depan kita." lirih Daniel sambil memegang lembut tangan Kate.

"Kamu kapan sih bangunnya? Gak capek apa tidur terus?" lelaki itu membelai dengan perlahan wajah yang terlihat pucat itu.

"Aku nungguin kamu deh sampe bangun, ya?"

Daniel tak berhenti untuk mengajak Kate berkomunikasi, berharap Kate bisa membuka matanya lagi.

"Kamu inget Alan gak?" jedanya, ia menidurkan kepalanya di brankar Kate, kepalanya berdenyut entah karena apa, "Iya, Alan yang bikin kamu ngejauh dari aku. Dia ngedonorin darahnya buat kamu, walaupun begitu kamu gak semudah itu maafin dia kan?"

"Kamu tau gak? Kemarin itu aku hampir aja nonjok dia, untung aku inget kalo dia yang ngedonorin darahnya buat kamu."

"Aku mengingatnya." Daniel segera mendongak lalu matanya menangkap bahwa gadisnya yang tadi terbaring lemah kini tersenyum tipis.

Daniel terpaku, "Aku memaafkannya, karna bagaimanapun seseorang memiliki kesalahan. Gak ada manusia yang gak pernah berbuat salah." jawabnya lagi, kini perlahan ia mau bergerak untuk duduk.

"Jangan banyak bergerak, aku panggilin dokter dulu ya." Daniel mengecup puncak kepala Kate lalu segera memanggil dokter.

"Allah menjabah doa kita, Nona Kate sudah mendapatkan ingatannya kembali. Dan yang terpenting sekarang adalah kondisi Nona Kate sepenuhnya sudah mulai membaik." ucap dokter itu dengan tersenyum setelah memeriksa Kate.

"Alhamdulillah."

"Tapi ingat, saya sarankan untuk Nona Kate jangan banyak bergerak dulu. Dan juga, Nona harus dirawat disini beberapa hari lagi, sampai keadaan Nona benar-benar pulih. Saya permisi." lalu dokter itu pun keluar.

Daniel menatap Kate lama, membuat jantung Kate berdetak cepat. Tatapan teduh itu selalu memabukkan dirinya.

Ia menarik nafas jengah, Daniel masih menatapnya dengan tatapan teduh khasnya, "Kenapa, sih?" tanyanya pelan.

"Kapan kita kawin?" Daniel menopang dagunya menghadap Kate.

"Aku baru saja siuman Daniel, kamu ini bahasnya kawin mulu." cibir Kate sambil mendorong kepala Daniel.

Lelaki itu menangkap tangan Kate lalu menciumnya, "Gak boleh kasar sama calon suami."

"Modus." cibir Kate kembali.

"Gak papa dong aku modusnya ke kamu, kalo ke perempuan lain gimana? Kamu mau?"

"Liatin aja, kalo itu terjadi, siap-siap aja perempuan itu aku jambakin sampe botak." sungut Kate.

"Ganas amat, neng." goda Daniel sambil menoel dagu Kate.

"Bodo." sahut Kate cuek, ia kembali merebahkan tubuhnya lalu menatap sekeliling ruangan yang bernuansa putih itu.

"Daniel." panggil Kate pelan.

"Hm? Kenapa sayang?"

"Mom dan Dad, dimana?" ucapnya pelan.

"Sabar, aku sudah memberitahu mereka. Sebentar lagi mereka pasti sampai." jawab Daniel sambil mengusap rambut Kate.

"Daniel." panggil Kate sekali lagi membuat Daniel gemas sendiri.

"Iya sayang." Daniel mengusap dengan lembut tangan Kate.

"Aku lapar." Kate menyengir, dari tadi perutnya berbunyi.

"Kenapa tidak bilang dari tadi, hm? Yasudah, aku pergi beli makan buat kamu dulu ya." Daniel mengecup sekilas keningnya lalu beranjak keluar dan menutup pintu.

KATE✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang