Part 34-Lamaran

1.1K 46 8
                                    

Kate diam, ia merasa canggung. Namun tak urung dia juga merasa nyaman.

"Kenapa diam saja?"

"Ngga, mungkin aku belum terbiasa."

"Well, kamu harus terbiasa kepadaku. Karena aku akan selalu berada di sampingmu."

Daniel menoleh lalu mengedipkan matanya. Kate merona, ia mengulum senyumnya yang akan lepas.

"Senyumlah, rona membuatmu terlihat lebih cantik." Kate tak bisa lagi menahan senyumnya.

"Udah ah, cape senyum mulu." gadis itu menatap jalanan yang tampak lengang, sepertinya karena cuaca yang panas, membuat orang-orang malas untuk keluar dari tempat persembunyiannya.

"Apa jalanan lebih menyenangkan daripada melihat wajahku?" Kate menoleh lalu tergelak.

"Kamu dan candaanmu. Entah kenapa aku seperti merasa kamu sering melakukannya."

"Tentu saja, aku dulu sering melakukannya. Dan aku sangat merindukan tawamu. Aku berjanji akan memulihkan ingatanmu sepenuhnya, sayang."

Kate meremas dressnya, ia gugup. Saat pertama kali bertemu dengan Daniel, lelaki itu selalu berhasil membuatnya salah tingkah.

Mulai dari Daniel yang tiba-tiba muncul lalu memeluknya dengan erat dan menangis dipelukannya, sampai lelaki itu menngecup keningnya semalam.

Dan sekarang? Hah, kuatkanlah hatiku, tuhan. Bisiknya dalam hati.

Satu usapan kembali berada di pipinya, mendadak ia menahan nafasnya. Kenapa Daniel memajukan wajahnya kearahnya? Dan sejak kapan mobil ini telah menepi?

Kening mereka sudah bersentuhan, hidung pun tak ada bedanya. Mereka berdua sedang menetralkan ritme debaran jantung yang begitu kencang.

Terutama Daniel, ia senang seseorang yang ia sayangi itu telah kembali dan membuat jantungnya kembali berdetak. Tidak seperti 5 tahun belakangan ini, ia seperti tak merasakan detakan itu.

1...

2...

3...

"Kamu ngapain?" Kate dengan sigap memundurkan badannya sementara Daniel tetap berada di posisinya dengan mata tertutup.

"Sial." gumam Daniel pelan, ia segera menancap gasnya kembali dan memaki dirinya sendiri didalam hati.

Ia juga merutuki dirinya yang tak bisa menahan diri, apalagi melihat tingkah Kate yang menggemaskan.

"Kamu marah?"

Daniel diam, dia tak menyahut sama sekali. Bahkan melirik pun tidak.

Marah? Tentu tidak, bagaimana Daniel bisa marah kepada spesies menggemaskan yang sedang menatapnya ini.

Ia hanya malu, kepada dirinya sendiri, dan terutama Kate.

Daniel memperlambat laju mobilnya, "Udah sampai." ucapnya pelan. Ia tetap menundukkan kepalanya.

"Kamu liat sesuatu gak?" Kate memutar tubuhnya, menghadap ke belakang lalu celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.

"Liat apa?"

"Ini." Kate menarik kerah baju Daniel lalu mengecup sekilas bibir lelaki itu, "Aku masuk, Daniel."

Kate segera beranjak lalu masuk kedalam rumahnya. Sementara Daniel, ia tersenyum senang, hatinya setelah sekian lama kembali mekar.

"Kate!" serunya.

Kate menoleh, "Ada apa?"

"Jangan lupa nanti malam ya." Kate tersenyum lalu mengangguk, perlahan ia menutup gerbang rumahnya.

KATE✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang