Part 3-Rumah Sakit

2.5K 94 6
                                    

Author pov

Di pagi ini, Kate terbangun sangat cepat ia pun langsung melirik jam didnding, ternyata jam lima lebih. Ia pun langsung ke kamar mandi untuk bersiap siap ke sekolah, entah dorongan apa yang membuatnya ingin mandi di pagi hari.

Karena sudah selesai duluan dari pada kakaknya, ia pun keluar dan langsung menuju ke ruang makan, disana sudah ada ibunya yang tengah membuat sarapan seperti biasa, namun kali ini ibu hanya membuat roti yang dilapisi selai kacang dan coklat.

"Mom kenapa roti? Biasanya nasi?" Kate membantu Momnya mengolesi selai kacang kesukannya.

"Kamu gak mau bantuin mom sih." ujar Tari seraya memanyunkan bibirnya.

"Hehe, peace mom." Kate memajukan jari tengah dan telunjuknya.

"Yaudah, tolongin Mom, panggil Kakak dan Dad kamu yang belum bangun, suruh mandi, terus langsung ke meja makan." suruh Tari.

"Siap mom." Kate memberi hormat keoada Momnya lalu segera berlalu dari sana.

*****

Kate pov

Hari ini dengan sialnya, Kakakku yang- gila itu- menyuruhku untuk naik angkutan umum karna ia ingin menjemput gebetan barunya.

Dan dengan bodohnya aku menurut, walau aku diberinya uang lima puluh ribu, kan lumayan juga, hehe.

Aku terus berjalan di trotoar, dan sialnya mobil angkutan itu tak ada yang melintas dihadapanku. Sekali melintas juga pasti sangat penuh. Double sial!

Aku bingung ketika tiba-tiba mobil hitam yang terlihat mewah itu berhenti di depanku.

"Hai sayang, bareng yuk?"

"Idih sayang sayang pala lo peyang." ujarku dengan nada mencibir, dan pasti kalau aku sudah jumpa dengannya hari itu akan jadi hari tersial.

"Udah ayo masuk aja, daripada terlambat. Hayo milih mana?" aku membenarkan perkataannya di dalam hati.

"Yaudah iya gue masuk." aku membuka pintu penumpang di bagian belakang samvil menatapnya dengan sinis.

"Iya banget gue jadi supir lo! Pindah!" aku mencibirnya walau tetap mengikuti omongannya.

"Mau apa lo?" sentakku ketika ia mendekatkan tubuhnya kepadaku.

"Cuman mau masangin seatbelt, sayang. Kamu mau ngarep apa? Aku cium?" ia menggodaku dengan memonyongkan bibirnya.

Aku pun menepuk bibirnya yang tak ada seksi-seksinya itu, "Gue bisa sendiri, gue punya tangan." ketusku kepadanya.

"Ih jutek amat sih." ia kembali memanyunkan bibirnya.

Ini orang stress kali ya, kemaren aje gue di bentak-bentak, batinku heran.

"Tangan lo jangan kurang ajar." aku menyentakkan tangannya.

Dia terdiam, baguslah. Aku menguap, sepertinya membutuhkan tenaga tambahan, dan selanjutnya yang kulihat hanyalah kegelapan.

*****

Daniel pov

Ini orang batu atau apa sih? Susah amat ngelunakinnya, batinku. Aku mennggeram kesal.

Tapi kalo dilihat lihat wajah damainya kalo tidur cantik banget ya,tapi kalo lagi jutek juga cantik sih, batinku.

"Kenapa jantung gue dugem? Ah gue udah gila!" ujarku sambil mengacak rambut frustasi.

KATE✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang