Part 33-Tidak mungkin

984 49 3
                                    

"Dari hasil Dna yang sudah diuji, Nona Kate adalah anak anda Nyonya." semua yang berada disana tak henti-hentinya mengucapkan syukur.

"Dan dia sekarang sedang mengalami lupa ingatan atau yang biasa disebut Amnesia. Saya anjurkan, jangan terlalu memaksanya untuk mengingat  dengan keras lagi."

"Terima kasih, Dokter." Tari- Mamanya Kate, terisak, ia sangat senang anaknya kembali lagi. Ya, anaknya yang menghilang pasca kecelakaan pesawat yang ia tumpangi lima tahun yang lalu.

Dokter itu mengangguk, lalu berjalan keluar ruangan.

Tari mengelus tangan anaknya, menatap anaknya dengan kasih sayang. Oh tuhan aku merindukanmu anakku, batin Tari.

"Sudah Mom, jangan menangis lagi. Bukankah Kate telah kembali?" Juna mengelus pundak Momnya.

"Mom sedang meluapkan rasa senang yang begitu besar, Juna." lelaki itu mengangguk, ia pun rasanya ingin memeluk adiknya itu, tapi karena kondisi adiknya yang tak memungkinkan, ia menahannya.

"Mom istirahatlah, biar aku yang menjaga Kate Mom."

"Tidak, Mom ingin tetap disini." Tari mengelus rambut Kate yang tak pernah berubah. Hitam legam.

"Tapi Mom, kalo Mom sakit nanti yang menjaga Kate siapa?"

Tari terdiam, benar apa yang dikatakan oleh anak sulungnya itu. Ia menghela nafas kemudian mengangguk.

"Dan kamu sayang, ikut Mom dan Dad pulang." Cindy hanya bisa mengangguk. Lagipula kedua anaknya sendirian dirumah, mereka hanya bersama Bik Siti, pekerja baru di rumah Anderson.

Setelah mereka keluar Juna menduduki kursi yang ada di sebelah brankar adiknya.

"Come on, wake up." ia menggenggam lembut jemari kecil yang ia rindukan ini.

Juna memilih keluar dan duduk di kursi luar kamar Kate. Ia sedang menimbang keputusan, apa sebaiknya mengabarkan lelaki itu?

"Ah baiklah, aku harus melakukannya," gumamnya pelan.

Ia menghubungi orang itu, pada deringan kedua, panggilan itu sudah terjawab.

"Apa?" sahut seseorang diseberang sana dengan dingin.

"Cepat sekali menjawab telfonku, kau merindukanku, eh?" jedanya, "Padahal aku berharap kau tak mengangkat telfonku." sambungnya.

"Jadi buat apa kau menelfonku, bodoh." geram lelaki itu.

"Dengar, tak ada gunanya berdebat sekarang. Jika kau mau tahu tentang apa yang ingin ku katakan, datang ke rumah sakit medica, dan jika belum sampai ke sini dalam 10 menit, lihat saja apa aku takkan mau mempertemukanmu dengannya."

"Hei, bodoh. Dari kantorku menuju tempatmu berada itu jauh!"

"Ya, aku tidak perduli."

"Tapi siapa yang ingin kau temukan? Aku tak mau jika tak penting."

"Kau meragukanku, eh? Lihat saja jika kau tak datang, kupastikan kau akan menyesal!"

Ia memutuskan panggilan itu secara sepihak. Haha, aku mau melihat usahamu, teman, batin lelaki itu sambil tersenyum misterius.

*****

"Ah, sial."

Setelah tadi orang gila itu memutuskan telfonnya begitu saja, ia segera keluar dari kantornya dan menaiki motor yang selalu berada dikantornya.

Ia segera menancap gasnya, menyalip setiap kendaraan yang menghalangi jalannya. Ia menulikan telinganya saat banyak yang mengumpatinya.

Lima menit tersisa, ia menghembuskan nafasnya. Ia semakin memacu motor sportnya.

KATE✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang