Part 18-Pengakuan Kate

1.1K 59 13
                                    

Author pov

Minggu demi minggu telah berlalu.

Kate dengan Daniel sama sekali tak mempunyai jarak, minggu demi minggu ini hubungan mereka kian dekat.

Hubungan Kate dengan Liona pun mulai membaik, Liona pun tak pernah lagi membuat onar disekolahnya.

Minggu lalu, Momnya Kate telah dioperasi, Kate tak luput membacakan doa untuk Momnya yang kala itu operasi kanker otak, dan disampingnya senantiasa ada Dadnya, Juna dan...Daniel.

Saat ini Kate sedang berkumpul dengan keluarganya di ruang keluarga.

"Kate seneng banget Mom udah sembuh." ucap Kate dengan mata yang berbinar.

"Iya Mom, Juna seneng banget." timpal Juna sembari merangkul Kate.

"Iya, semua ini berkat doa kalian." Kate tersenyum mendengarkan penuturan Momnya.

Namun,s enyumnya sirna ketika ia mengingat kembali perkataan Liona yang masih tinggal dihatinya.

Walaupun ia sudah memaafkan Liona, namun faktanya ia tak bisa melupakan perkataan Liona beberapa minggu yang lalu.

Tari, Roy dan Juna yang menangkap perubahan ekspresi dari Kate pun langsung menanyakan.

"Ada apa, sayang?" tanya Momnya.

Namun, Kate tetap larut dalam fikirannya sendiri.

"Dek, kenapa?" tanya Juna yang berada disebelah Kate, namun Kate tetap tak bergeming.

"Kate? Ada apa sayang?" tanya Roy dengan lembut.

Merasa tak ada jawaban, membuat Roy, Tari dan Juna kesal sendiri akibat Kate.

"Kate!" pekik mereka bertiga serempak, Kate terperanjat.

"Ah, ada apa?" tanya Kate yang baru saja kembali sadar dari lamunannya.

"Kamu kenapa?" tanya Dadnya.

"Anu, Mom sama Dad malu gak punya anak kaya Kate?" cicit Kate pelan.

"Tentu tidak, sayang. Kenapa Mom sama Dad harus malu?" ucap Tari sembari mendekati Kate.

"Bener Mom?" tanya Kate lagi.

"Iya, sayang. Denger ya, jangan pernah dengerin perkataan orang lain. Karena, 'katanya' belum tentu 'faktanya'."

"Huft, Kate jadi lega, Mom, Dad." ucap Kate sembari menghembuskan nafasnya.

"Oh, jadi karena ini sikap lo jadi agak pendiem, biasanya kan petakilan." cibir Juna.

"Gue gak petakilan, enak aja lo ya!" Kate tak terima bila kakaknya mengatakan bahwa ia petakilan.

"Semerdeka lo aja deh." Kate semakin jengkel dengan Kakaknya ini.

"Lo--"

Ucapan Kate terhenti karena Roy memotongnya, "Uh, come on! Kalian tuh udah besar tapi masih aja berantem."

"Yadeh, iya." jawab Kate dan Juna serempak.

"Dad, Juna baru inget kalo besok itu ulang tahunnya Kate." ucap Juna tiba-tiba.

"Iyaya, hampir aja Dad lupa." kini Roy hanya menggaruk tengkuknya dan cengengesan tak jelas.

"Dih, sama anaknya sendiri gak inget." cibir Kate.

KATE✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang