[24] You're What I Need

7.3K 391 33
                                    

Michelle terus mengikuti kemana Alan pergi dan tanpa ia sadari, mereka sudah sampai di pantai yang berada di belakang mansion milik Jonathan.

Michelle terus mengikuti kemana Alan pergi dan tanpa ia sadari, mereka sudah sampai di pantai yang berada di belakang mansion milik Jonathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Michelle merutuki laki-laki itu di dalam hati karena membawanya ke pantai di pagi buta seperti ini. Selain mengganggu waktu tidur, Michelle yang hanya memakai celana pendek dan sandal sudah pasti menggigil diterpa angin pantai.

"Apa kau tidak ada kerjaan lain selain membawa orang ke pantai di pagi buta begini?" Sebenarnya Michelle sekalian menyindir laki-laki itu, tapi Alan malah tertawa.

"Sudah aku bilang kalau aku ingin bicara denganmu."

Michelle berkacak pinggang dengan wajah yang menantang laki-laki itu. "Dan sudah aku bilang, aku tidak mau."

"Aku akan terus memintanya sampai kau mau." Alan menghela nafas. "Kita bisa melakukan ini selamanya."

Michelle melayangkan tatapan tidak suka, tapi pada akhirnya ia menyerah karena ia tahu Alan tidak akan main-main dengan ucapannya. "Kita bisa bicara di dalam. Kenapa harus ke pantai?"

"Sunrise disini sangat indah. Kau harus melihatnya meski sekali." Kemudian laki-laki itu berjalan menyusuri bibir pantai. Michelle mau tidak mau kembali mengekorinya.

Alan akhirnya berhenti ketika mereka sampai di depan sebuah batu karang besar yang ada di pantai itu. Alan kemudian duduk setelah membantu Michelle untuk naik ke batu karang itu, dan memastikannya baik-baik saja. Mereka bisa terluka kalau tidak hati-hati.

"Ini tempat terbaik untuk melihat sunrise." Jelasnya kemudian. Michelle hanya diam.

"Sekarang apa yang ingin kau bicarakan? Aku tidak suka berbasa-basi." Tanya Michelle setelah mereka hening untuk waktu yang cukup lama.

Alan menatap Michelle dengan tatapan sendu. Ia ingin sekali tahu apa yang membuat Michelle bersikap dingin kepadanya. Alan tahu kalau ia selalu berbuat sesuatu yang terkesan memaksa perempuan itu, tapi Michelle hanya mengetahui setengah dari kebenarannya.

"Apa sebegitu buruknya aku dimatamu?" Tanya Alan yang langsung membuat Michelle menoleh.

"Apa itu kurang jelas bagimu?"

Alan mengerutkan dahi. "Apa?"

"Kau terobsesi padaku dan mengikatku dengan mengajakku menikah, kau juga sangat beruntung karena didukung kejadian yang menimpa perusahaan keluargaku dan membuatku tidak punya pilihan lain selain menerima tawaranmu. Kemudian kau seenaknya mencampuri urusanku malam itu. Apa aku masih bisa berpikir baik padamu setelah semuanya?"

"Astaga... harus berapa kali lagi aku mengatakannya, Michelle? Aku tidak terobsesi padamu."

"Apa? Kau ingin bilang kalau kau jatuh cinta pada pandangan pertama dengaku?" Michelle tersenyum sinis. "Kau pikir aku akan percaya?"

Alan sudah akan membalas perkataan Michelle, namun ia mengurungkannya. Ia sedang di posisi yang tidak menguntungkan saat ini, jadi ia tidak bisa sembarang berargumen karena hanya akan membuatnya semakin terlihat buruk.

He Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang