[6] Nightmare

11.5K 453 12
                                    

Berulang kali kilatan flash menyambar mata Michelle, namun wanita itu terlalu biasa untuk menutup matanya karena silau. Ya, memang ini pekerjaannya—berdiri di depan kamera dan berpose sebelum akhirnya foto dirinya yang sedang mengenakan pakaian, tas, atau sepatu yang sedang ia iklankan itu diambil. Berulang kali juru foto itu mengucapkan kata 'next' dan berulang kali juga Michelle harus mengubah posenya.

"Baiklah, kita selesai hari ini." Jelas juru foto itu setelah memastikan foto-foto yang ia ambil sudah memenuhi keinginannya. Para staff yang ada di ruangan itu pun bersorak ria karena akhirnya pemotretan hari ini selesai, yang berarti pekerjaan mereka juga selesai—termasuk Michelle.

"Nice job."

Michelle pun menoleh dari cermin yang ada di depannya. Ia yang sedang duduk di depan kaca rias pun tersenyum begitu mendapati Reno sudah berdiri di belakangnya dengan senyuman khas milik kakaknya itu.

"What are you doing here?" Tanya Michelle heran karena Reno bisa masuk seenaknya ke tempat ini. Reno hanya terkekeh dan meraih kedua bahu Michelle dari belakang.

"Enggak susah masuk kesini. Mereka tahu Mas itu kakak kamu." Jelasnya.

"Oke, Michelle ralat. Why are you here?"

Seketika senyuman di wajah Reno berubah dari yang awalnya hangat menjadi senyuman kecut—dan Michelle tahu ada yang tidak beres. Pasti hal buruk menimpa kakaknya itu. "Ada apa?"

Alih-alih mendapatkan jawaban dari kakaknya, Reno hanya diam menatap Michelle. Anehnya lagi, tatapan Reno itu hanya tatapan kosong karena Michelle yakin pikiran kakaknya itu sedang pergi entah kemana.

"Beneran deh, Mas. Ada apa? Jangan bikin Michelle was-was sendiri!" Sungut wanita itu sambil mengguncang lengan Reno pelan. Seakan tersadar dari lamunannya, Reno langsung menghela nafas dan kembali tersenyum. Sekarang senyumannya tidak lagi kecut.

"Mas tunggu di luar, ya. Kita makan siang bareng."

Setelah Reno keluar dari tempat itu, Michelle langsung mengerutkan dahi karena ia tidak bisa mengerti kelakuan kakaknya barusan. Ia yakin kalau Reno sedang tertekan karena sesuatu hal, yang tidak Reno jelaskan padanya, namun sikap Reno yang terlihat masih terkontrol setidaknya membuat Michelle masih bisa berpikiran positif kalau masalah yang sedang menimpa kakaknya itu masih bisa diselesaikan tanpa campur tangan Michelle. Mungkin saja Reno membutuhkan sedikit waktu untuk berpikir.

Setelah berganti pakaian, Michelle langsung menemui Reno yang sudah menunggu di depan gedung itu. Reno berdiri di depan mobilnya sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada dan saat ia melihat Michelle, Reno buru-buru beranjak dari tempatnya dan membukakan pintu untuk adiknya itu.

"For my little princess."

Michelle begidik ngeri karena kelakuan Reno yang sedikit berlebihan. Dulu ketika ia masih SMP, hal seperti itu sangat disukai Michelle, namun sekarang entah kenapa Michelle merasa geli sendiri.

"Are you okay?" Tanya Michelle yang disambut sebuah manyunan dari bibir Reno. Michelle kemudian tertawa sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. Setelah menutup pintu, Reno berlari kecil mengitari mobil itu dan masuk ke tempat pengemudi. Mobil mereka pun melaju membelah sibuknya jalanan ibu kota di jam makan siang.

***

"Jadi masih enggak mau cerita sama adek Mas yang cantik ini?" Tanya Michelle dengan sedikit menggoda karena sedari tadi Reno hanya menopang dagu sambil melamun. Makanan yang dipesan bahkan belum disentuh sedikit pun.

He Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang