[26] Our Second Date(?)

7.1K 342 10
                                    

"Kau payah sekali ternyata!" Michelle menertawakan Alan yang kewalahan bermain Pump It Up.

"Aku pertama kali memainkan ini..." Alan berkacak pinggang sembari menatap layar permainan itu yang bertuliskan 'Game Over'. Ia semakin kesal karena Michelle bermain dengan mudahnya sebelum ini.

"Once a loser, always a loser."

["Sekali pecundang, selamanya pecundang."]

Alan berdecak mendengarnya. Ia pun turun dari plat permainan itu dan memakai sepatunya kembali. "Katakan aku payah, tapi aku ahli dalam permainan yang lain." Jelas laki-laki itu dengan percaya diri maksimal.

"Oh really?" Michelle menaikan salah satu alisnya. "Show me then."

["Sungguh?"]//["Tunjukkan padaku kalau begitu."]

Alan lantas berjalan menuju permainan yang ia maksud. Michelle mengikuti laki-laki itu sambil menahan tawa, mengingat betapa anehnya ekspresi panik Alan ketika ia kebingungan bermain tadi.

Michelle berhenti ketika Alan berhenti di depan claw crane yang di dalamnya berisi boneka Rillakuma.

Michelle berhenti ketika Alan berhenti di depan claw crane yang di dalamnya berisi boneka Rillakuma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Are you a kid?" Tanya Michelle sembari menatap Alan tidak percaya.

["Apa kau seorang bocah?"]

Alan malah tertawa mendengarnya. "Mungkin memang permainan untuk bocah, tapi aku sering beruntung memainkan ini. Kau menyukai boneka?"

"Tentu. Semua perempuan suka boneka."

"Great. You must acknowledge me, if I can get one for you."

["Bagus. Kau harus mengakuiku, kalau aku bisa mendapatkan salah satunya untukmu."]

"Oke, mari kita lihat."

Alan menggesek kartu miliknya dan bersiap memainkan permainan itu. Ia menggeser-geser pengapitnya sampai ia rasa pas, barulah ia menjatuhkannya di atas boneka Rillakuma berwarna putih gading. Michelle melotot ketika pengapit itu berhasil mengangkat salah satu boneka yang ada dan Alan tertawa puas ketika boneka itu berhasil ia dapatkan.

"First win in a first try." Ucap laki-laki itu dengan bangganya. Alan memberikan boneka itu kepada Michelle yang masih kehabisan kata-kata.

["Kemenangan pertama di percobaan pertama."]

"Kau pasti bercanda..." Michelle menggumam sembari menatap boneka itu.

"Lihat, aku benar-benar membuktikannya, kan? Bagaimana menurutmu? Apa kau sudah percaya sekarang?"

Michelle mendengus mendengar Alan membanggakan dirinya. "Alright, I acknowledge you."

["Baiklah, aku mengakuimu."]

"The lucky bastard." Tambah Michelle berbisik.

["Si sialan yang beruntung."]

He Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang