[17] Don't Care Anymore

8.1K 368 15
                                    

"Demi Tuhan, Alan... aku sudah sembuh!"

"Tidak. Aku ingin kau beristirahat di rumah malam ini." Ucap Alan dengan melipatkan kedua tangannya di depan dada. Michelle kesal melihat sikapnya yang mirip diktator itu.

Mungkin karena mendengar perdebatan kedua orang itu, akhirnya Jonathan memutuskan untuk menghampiri keduanya yang kini sedang ribut di kamar Michelle. "Hey... what's up guys?"

["Hey... ada apa kawan?"]

"Grandpa!" Michelle langsung berlari dan bersembunyi di belakang Jonathan. Jonathan sampai heran karena tumben sekali perempuan itu bersikap manja di depannya. "That Jerk, he won't allow me to come to your party!" Tapi ucapannya masih saja tidak ada remnya. Dia mengatai Alan dengan sebutan 'Jerk' padahal ia tahu kalau Alan adalah cucu Jonathan, dan yang lebih anehnya lagi, Jonathan sama sekali tidak merasa tersinggung.

["Kakek!"]//["Si brengsek itu, dia tidak akan mengizinkanku datang ke pestamu!"]

"My God ... can you behave more mature?" Desah Jonathan pada akhirnya. "Alan, let Michelle come. Anyway she came here for that, right?" Michelle mengangguk.

["Ya Tuhan ... bisakah kalian bertingkah lebih dewasa?"]//["Alan, biarkan saja Michelle datang. Lagipula dia kemari memang untuk itu, kan?"]

"She's still sick, Grandpa. There's no way I'm letting her go."

["Dia masih sakit, Kek. Tidak mungkin aku membiarkannya pergi."]

"Gosh I had recovered, Alan! Even I was treated for four days because of you, while Doctor Erick had let me go home the next day." Michelle menghentakkan kakinya di depan Jonathan seperti anak kecil yang sedang meminta pembelaan ketika sedang dimarahi oleh ibunya. "Let me come, Grandpa."

["Astaga aku sudah sembuh, Alan! Bahkan aku dirawat sampai empat hari karenamu, padahal Dokter Erick sudah memperbolehkan aku pulang dihari berikutnya."]//["Biarkan aku datang, Kek."]

"Alright, you can come. You better get ready and ask Linda for help." Ucap Jonathan yang sudah pasti mendapat tatapan nyalang dari Alan.

["Baiklah, kau boleh datang. Sebaiknya kau cepat bersiap-siap dan minta tolong Linda untuk membantumu."]

"You're the best, Grandpa!" Michelle langsung berlari keluar kamar dan menghampiri Linda yang ada di kamar utama.

["Kau yang terbaik, Kek!"]

"It looks like your grandchild has changed, huh?" Sindiran itu sudah jelas Alan berikan kepada Jonathan. Di lain pihak, Jonathan hanya menghela nafasnya kemudian ikut melipatkan kedua tangannya di depan dada, seperti apa yang Alan lakukan sekarang."Let her come, Alan. Don't act like a kid."

["Sepertinya cucumu sudah berganti, ya?"]//["Biarkan dia datang, Alan. Jangan bertingkah seperti anak kecil."]

Jonathan tahu kalau Alan paling tidak bisa membantah ucapannya meski dalam keadaan apapun. Hal itu terbukti ketika Alan langsung mendesah keras-keras dan menurunkan kedua tangannya. Laki-laki itu kemudian hanya berlalu keluar kamar sambil menggelengkan kepala. Jonathan tersenyum samar melihat.

Sedangkan Michelle, perempuan itu kini sudah berada di kamar Linda dan sedang mencoba gaun yang dibelikan Linda kemarin yang memang khusus untuknya. Sejak keluar dari rumah sakit, entah kenapa Michelle menjadi lebih dekat dengan Jonathan dan Linda. Ia juga sudah sedikit terbuka dengan Alan. Hanya 'sedikit'.

Michelle juga tahu kalau kelemahan Alan adalah kakek dan neneknya, jadi Michelle tidak segan-segan untuk berlindung di belakang kedua orang itu ketika sedang berdebat dengan Alan. Ingat saja kejadian di rumah sakit ketika Alan hampir menambah jadwal rawat Michelle, bahkan setelah perempuan itu mendekam di kamar rumah sakit selama empat hari. Michelle memohon kepada Linda untuk dipulangkan karena sungguh ia sudah muak berada di rumah sakit dan memang perempuan itu sudah sembuh sepenuhnya. Tentu saja Linda membelanya dan Michelle bisa tersenyum penuh kemenangan.

He Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang