[15] I Don't Want You to Know (I)

7.4K 350 16
                                    

Pagi sekali Alan sudah masuk ke kamar Michelle dan membangunkan perempuan itu, disini lah ia sekarang, duduk manis di samping Alan dan mereka sedang dalam perjalanan ke New Haven. Alan tahu-tahu sudah menyeretnya untuk ikut tanpa memberitahukan apa-apa sebelumnya. Bahkan selama perjalanan Alan masih enggan memberitahu Michelle kemana tujuan mereka itu.

"Alan..." Panggil Michelle entah untuk yang keberapa kali-mungkin puluhan, mungkin juga ratusan, tapi laki-laki itu hanya menengok sekilas sebelum akhirnya kembali sibuk dengan tabletnya. "Saya capek nanya melulu, emang kamu enggak capek dengarnya?"

"Kalau capek, mendingan kamu itu tidur. Perjalanan kita masih jauh." Jawab Alan masih berkutat dengan tabletnya.

Michelle sudah lelah, jadi ia hanya mendengus kembali dan langsung membuang muka. Ia memasang earphone,lalu menatap keluar jendela. Sungguh ia tidak mengerti laki-laki itu. Apa salahnya mengatakan kemana tujuan mereka yang sebenarnya, toh ia tidak akan mengeluarkan banyak energi. Alan memang paling tahu bagaimana caranya membuat mood Michelle menjadi buruk. Mimpi apa Michelle sampai bisa berurusan dengan Alan.

Sementara Alan sendiri entah kenapa menjadi hobby untuk menggoda Michelle. Itu menjadi hiburan tersendiri baginya. Kelakuannya itu, entah kenapa Michelle selalu bisa membuat Alan terkejut, contohnya saja ketika ia dengan sengaja memukul wajah Andrew dengan bola voli. Andrew terus-terusan merajuk dan Alan harus berulang kali meminta maaf kepada sahabatnya itu. Tapi jujur, Alan juga merasa kesal dengan kata-kata Andrew yang sudah kelewatan itu dan sialnya Michelle mengerti apa yang Andrew katakan.

Membicarakan kejadian waktu itu, Alan jadi kembali teringat dengan ucapan sahabat-sahabatnya. Apa benar ia hanya terobsesi dengan perempuan di sebelahnya ini? Memang benar ia tertarik dengan Michelle meski baru bertemu dua kali dengannya, tapi Alan merasa kalau ia menyukai Michelle, bukannya terobsesi. Kenapa mereka melihat kalau Alan hanya terobsesi? Atau memang Alan yang tidak menyadarinya? Entahlah... laki-laki itu tidak peduli, karena yang jelas ia bisa memiliki Michelle. Kalaupun nyatanya ia hanya terobsesi, ia yakin suatu saat bisa menyukai Michelle.

Meski luka lama dihati laki-laki itu belum sembuh sepenuhnya.

***

Michelle membuka matanya, lagi, ia mendapati dirinya sudah sampai di sebuah mansion mewah setelah tertidur sepanjang perjalanan. Dan lagi, Michelle mengumpat dalam hati mengetahui Alan terlampau kaya dibanding perkiraannya.

 Dan lagi, Michelle mengumpat dalam hati mengetahui Alan terlampau kaya dibanding perkiraannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini rumah siapa?" Tanya Michelle ketika Alan menghampirinya setelah keluar dari mobil.

"Ini mansion milik Jonathan dan Linda. Oh iya, Linda itu istri Jonathan." Jelas Alan.

"Jadi Jonathan tidak tinggal bersamamu?"

Alan berpikir sejenak. "Sebenarnya tidak, mengingat ia harus menemani Linda. Namun setelah kedua orang tuaku meninggal, Jonathan menjadi lebih sering tinggal di mansion milik ayahku karena harus menemaniku disana."

He Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang