Pernikahan dan Kekhawatiran

9.7K 524 4
                                    

........

Tidak banyak yang dapat hadir di acara pernikahan itu, hanya beberapa dokter dan staf rumah sakit yang memang hari itu lagi kosong, selebihnya bertugas di masing-masing klinik. Sedang Aina, tak terlihat batang hidungnya. Ia bahkan tidak memberi kabar apa pun sejak tiga hari lalu usai menerima undangan dari Fatrial.

Ketika itu Veve memakai gamis dan kerudung berwarna putih berenda abu, nampak sederhana tapi elegan dan sungguh ia nampak sangat cantik. Ia duduk di baris belakang bersama keluarganya. Duduk di sebelah ibunya dan ibunya Fatrial. Ia hanya tertunduk penuh haru saat proses ijab kabul berlangsung.

Di depannya telah berlangsung proses paling bersejarah dalam hidupnya. Fatrial bersama seorang penghulu dan saksi. Memang tidak mewah, tapi beberapa pengunjung dari pihak keluarga masing-masing meneteskan airmata saat mendengar Fatrial mengucapkan serangkaian kalimat akad yang membuat seluruh isi masjid merinding.
.

Hari itu, hanya satu yang dipikirkan Fatrial. Ia yakin bahwa jalan yang ia lalui saat ini adalah yang terbaik, ia yakin semua berjalan sesuai tuntunan-Nya, dan yakin perempuan yang ia nikahi adalah seseorang yang memang selama ini Allah simpan untuknya, Fatrial menangis usai prosesi akad saat mendengar para saksi mengatakan ‘sah’.

Hari itu, ia resmi menjadi seorang suami, ia resmi memikul tanggungjawab besar dan amanah yang dulunya dipegang oleh ayahnya Veve. Amanah yang membuatnya harus berusaha keras untuk menjadi sebaik-baiknya suami untuk Veve. Ya Allah, semua berlangsung begitu cepat.

Hanya satu tarikan napas, tanggungjawab itu kini berpindah ke pundaknya.

Usai serangkaian acara ijab dan kabul, Veve dipersilakan untuk beralih tempat duduk di samping Fatrial. Ia dipersilakan untuk menandatangani beberapa lembar bukti pernikahan. Namun sebelum itu Veve terlebih dahulu mencium punggung tangan Fatrial. Seseorang yang kini resmi menjadi suaminya. Proses bersalaman pertama inilah yang menggugurkan dosa-dosa mereka selama ini. Sungguh Allah telah meridhoi mereka, dan ikatan suci inilah yang akan menjadi jalan mereka menuju surga.

Ada rasa sesak yang tiba-tiba hadir saat Fatrial melihat wajah istrinya, sesak karena rasa haru yang amat dalam, juga sesak karena ternyata sosok yang baru ia kenal itu kini telah menjadi bagian dari hidupnya. Tidak akan ada lagi ruang untuk menyimpan rasa pada yang lain, karena Veve adalah pemilik penuh cintanya. 

Ia memang tidak tau sosok seperti apa yang sedang berdiri penuh keanggunan di depannya itu, tapi satu hal yang meyakinkan hatinya bahwa Veve adalah bidadari yang Allah pilihkan untuknya, dan detik itu juga ia akan berusaha membangun cinta.

Tidak hanya Fatrial yang berkaca-kaca, Veve bahkan telah menumpahkan airmata. Proses yang begitu singkat, dalam hitungan hari ia telah menjadi istri seorang lelaki yang baru kemarin ia kenal, seorang lelaki yang sampai detik ini masih terasa begitu mustahil untuk bisa didapatkan.

"Ya Allah, izinkan aku menjadi istri terbaik untuknya, mudahkan aku untuk taat dan tumbuhkan cinta di antara kami." Doa di hati Veve kian membuat airmatanya menderas, namun sebisa mungkin ia segera menghapusnya dengan tisu.

“Terima kasih, dokter. Telah bersedia menjadi suami saya.”
Ucapan Veve pertama kali yang membuat Fatrial tertunduk, pada akhirnya airmata yang ia tahan itu telah meluncur bebas. Ucapan terima kasih itu membuat letupan hangat di hatinya

"Ya Allah, berikan kemudahan padaku untuk menjadi suami yang baik untuknya."

@@@

Rumah megah tempat di mana Fatrial tumbuh dewasa itu menjadi tempat yang amat asing dan menciutkan kepercayaan diri Veve. Tentu saja tempat yang akan ia tempati selama seminggu nanti amat jauh berbeda dengan rumahnya. Ia bahkan tak pernah menyangka akan tinggal di rumah sebesar itu bersama seorang ibu mertua. Ditambah profesi mereka yang tinggal di rumah tersebut amat jauh dari profesi dirinya. Dokter, entah kenapa profesi itu masih menjadi momok menakutkan baginya.

Dangerous Wedding 1 (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang