3. Jodoh dari Papi

1.8K 226 72
                                    

Dara SGM mengadakan rapat darurat. Super mendesak. Mereka berempat kini tengah berkumpul di rumah Nagita. Kediaman Nagita dipilih sebagai sekretariat karena dilengkapi AC, Wi-Fi, dan kudapan tak terbatas. Agenda rapat hari ini: Mencari calon pacar untuk Aurel.

Nagita membuka pertemuan dengan pemaparan pandangan umum. "Kita udah ngumpulin data beberapa kandidat. Udah kita seleksi secara ketat, dan mereka udah bersedia jadi pacar lo. Jadi nanti lo tinggal nentuin pilihan aja, Rel. Mana yang lo pikir paling cocok jadi cowok lo."

Aurel mengangguk. Hatinya tersentuh oleh perhatian tulus ketiga sahabatnya.

"Kita mulai ya," beritahu Jennifer sambil memperhatikan layar tablet.

"Kandidat nomor satu. Jimin. Nama asli: Aji Mintaraga. Asal Bandung. Tinggi badan 173 cm. Berat badan 61 kg.  Pekerjaan orangtua : PNS, pejabat eselon dua. Kesimpulan : cukup tajir."

Aurel mengamati selembar foto Jimin yang disodorkan Isyana. Kulit putih, rambut belah tengah dan dicat warna cokelat, hidung mancung. Soal tampang, okelah. Lolos passing grade, bodinya juga proporsional. Tapi ada satu yang mengganggu. Bibir Jimin. Kenapa bibirnya harus semerah delima kayak gitu sih? Apa Jimin pakai lipstik? Iyuh! Membayangkannya saja Aurel sudah bergidik.

"Gue nggak suka," geleng Aurel. "Gue ngeri sama bibirnya." Diserahkannya kembali foto Jimin pada Isyana.

"Padahal bibirnya ucul lho," komentar Isyana.

"Oke, Jimin eliminasi. Berikutnya." Nagita mengambil peran sebagai moderator.

"Kandidat nomor dua. Sehun.  Nama asli : Septian Hunabiru. Tinggi badan: 183 cm, berat badan 68 kg.  Pekerjaan orangtua : pemilik pabrik bihun terbesar di Salatiga. Kesimpulan: tajir."

Lagi, Isyana mengulurkan selembar foto. Tampak seorang lelaki gagah berkulit putih yang kontras dengan jas hitam yang dipakai. Terlalu kontras, malah.

"Ini manusia, kan?"

"Etdah, Rel. Lo pikir Sehun makhluk halus?" sanggah Jennifer.

"Habisnya, pucet banget gitu. Gue pikir dia nggak punya darah."

"Jadi gimana? Lo matiin nggak lampunya Sehun?"

Dikata Aurel lagi ikut Take Me Out kali ya. Pakek acara matiin lampu.

"Gue nggak mau sama Sehun."

Keputusan Aurel otomatis membuat Jennifer menyebutkan nama kandidat selanjutnya. "Kandidat nomor tiga, Mingyu. Nama asli : Aming Yudhanta. Asal: Surabaya. Tinggi badan : 185 cm, berat badan : 68 kg.  Pekerjaan orangtua: guru SMA."

Di foto, Mingyu terlihat berwajah ramah. Senyumnya manis. "Ganteng," komentar Aurel, "tapi kurang tajir. Cuma anak guru."

"Harus banget tajir, Rel?" tuntut Isyana.

"Kalau doi nggak tajir, nggak bisa beliin gue barang-barang mahal dong," jawab Aurel jujur. "Paling nggak kalau level kegantengannya di bawah Kak Dika, dompetnya harus lebih tebal daripada Kak Dika."

"Mingyu coret nih?"

"Coret!"

"Apa lo sama Aim aja, Rel?" usul Isyana yang mulai lelah karena Aurel menolak tiga kandidat terbaik yang mereka ajukan.

"Dih, nehi tralala ya. Aim kayak Baymax gitu."

Baim atau Aim yang punya nama asli Ibrahim memang bertubuh gempal. Tapi ketua kelas mereka itu jelas-jelas naksir Aurel sejak semester satu. Cinta dalam diam yang berujung ketahuan. Gimana nggak ketahuan, Aim nggak bisa main cool sih. Doi auto mesam-mesem kayak Usagi kalau ketemu Mamoru Chiba setiap kali Aurel ngajak ngomong.

Cowok Gue Tukang Ikan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang