"Git, lo bisa kan nggak usah ngundang Kak Dika ke pesta ulang tahun lo."
Permintaan Aurel kontan menciptakan kernyit di dahi mulus Nagita. "Nggak bisa, Rel. Gue udah langganan sama katering restoran keluarga Kak Dika. Malah dia yang pertama kali gue undang. Waktu itu lo masih deket sama doi."
Bahu Aurel merosot, dia langsung terduduk di sofa empuk yang terdapat di kamar Nagita. Aurel tahu Nagita tidak mungkin mengabulkan permintaannya begitu saja. Katering restoran Cilik Pare milik keluarga Andika sangat tersohor dengan kelezatan cita rasa masakannya. Sangat tidak sopan jika Nagita membatalkan undangan untuk Andika sementara tetap menggunakan jasa kateringnya.
"Memangnya Kak Dika bikin masalah apa lagi?" tanya Nagita.
Belum sempat dijawab oleh Aurel, Isyana sudah menyela. "Ngapain lo urusin Kak Dika, sih? Pan sekarang udah ada Okan."
Aurel duduk semakin tenggelam ke dalam busa sofa. Betewe, itu sofa atau pasir hisap?
"Justru itu masalahnya," tukas Aurel. "Kak Dika nggak percaya kalau gue udah punya cowok. Terus dia nantangin gue, untuk ngenalin Okan ke dia di pesta lo, Git."
"Napa lo pake acara bingung segala? Tinggal ajak Okan ke pesta gue, selesai masalah."
"Masalahnya, Okan bukan pegadaian yang bisa mengatasi masalah tanpa masalah. Dia bakal nambah masalah."
Oke, kuis kecil-kecilan. Tahukah kamu ada berapa banyak kata 'masalah' yang diucapkan Aurel? Jawab dalam satu detik!
"Apaan sih?"
Aurel membetulkan posisi duduk dan menegakkan punggung. "Gue salah denger. Ternyata Okan itu bukan bos periklanan. Bisnis Okan itu perikanan. Dia jualan ikan di pasar."
"APA?!" Ketiga temannya kompak berseru.
Aurel lalu menceritakan kejadian selengkapnya dan tiga sahabatnya hanya bisa menunduk lesu. "Tuh kan. Kalian aja syok, apalagi gue. Sekarang mau ditaruh mana muka gue kalau ketemu Kak Dika?"
Para personil Dara SGM saling bertukar pandang, ikut merasakan keresahan Aurel. Mereka memang seperti itu. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, tapi hutang bayar sendiri-sendiri.
"Nggak papa, Rel. Lo tetep ajak Okan ke pesta gue. Mungkin kita bisa permak sedikit dan perkenalkan Okan sebagai artis pendatang baru." Sebagai calon beauty blogger terkenal, Nagita sangat yakin dengan keahliannya memperindah penampilan manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Kalau cuma untuk menutup bopeng bekas jerawat mah kecil.
"Ya kali artis nggak ada yang kenal. Langsung ketahuan bohongnya. Masa artis nggak pernah nongol di tivi." Aurel menolak usul Nagita. "Lagian nih, Okan tu nggak perlu dipermak. Sumpah, dia tu ganteng banget. Gue yakin cewek-cewek yang datang ke pesta lo, bakal ngiler waktu lihat Okan."
Jennifer yang sedari tadi hanya menyimak, kini buka suara. "Itu urusan gampang, Rel. Lo kan nggak harus bilang pekerjaan Okan yang sebenarnya ke Kak Dika. Selama dia kagak nanya, ya lo diem-diem bae. Yang penting Okan tampil keren, nggak nunjukin kalau dia cuma pedagang ikan."
"Bener tuh, pendapat Jeni. Sekarang tugas lo membujuk Okan supaya dateng ke pesta dan memastikan penampilannya nggak udik," timpal Isyana.
Aurel mengangguk dengan berat hati.
***
Seakan butuh meyakinkan dengan mata kepala sendiri tentang profesi Okan, pagi harinya Aurel bangun lebih awal dari biasanya. Dengan dalih hendak bersepeda, Aurel menyambangi Pasar Rame-Rame Ngangenin. Sebuah pasar tradisional semi modern tempat ayahnya biasa berbelanja. Tujuannya, tentu untuk bertemu Okan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Gue Tukang Ikan
Romance[Komedi Absurd dan Gaje] Aurel Latuconsina punya dua kriteria calon suami, yaitu tajir dan hot. Namun, Andika Saputra, cowok tajir incarannya malah menolak Aurel dan membuatnya malu bukan kepalang. Panas hati, Aurel bersumpah bakal dapat cowok yang...