4. Perikanan, Bukan Periklanan

1.6K 226 56
                                    

Sedari pagi Soraya sibuk mempersiapkan masakan yang serba enak. Opor ayam, paru goreng, karedok, dan tidak lupa, rengginang. Semua dimasaknya sendiri tanp asisten dan dalam waktu dua jam saja. Suasana dapur sudah persis kayak Galeri Master Chef. Bahkan Chef Juna, Chef Renata dan Chef Arnold juga hadir di sana, meski hanya dalam bentuk poster. Soraya emang menghayati banget. Dia bela-belain beli poster juri Master Chef supaya bisa masak cepat dan enak.

Sementara itu, Primus, sang papi meminta bantuan Kang Raul si pedagang tremos, yang tinggal di sebelah rumah untuk mengeluarkan sofa dan kursi dari ruang tamu. Keluarga Aurel enggak punya karpet merah, jadi ruang tamu yang sudah kosong dari perabotan digelari tikar plastik bergambar tokoh kartun Frozen. Tadinya mau pakai yang bergambar Upin Ipin, tapi ditolak mentah-mentah oleh Aurel. Alternatif yang ada hanyalah Frozen, Aurel pun setuju karena berpikir kecantikan Elsa yang sebelas dua belas dengan dirinya akan tampil menghiasi. Namun sayangnya, malah wajah Olaf yang lebih banyak muncul.

Asu-dahlah.

Buat kalian yang bingung, ada apa dengan Aurel sekeluarga yang mendadak heboh masak dan beres-beres rumah padahal Lebaran udah lewat, sini Author kasih tahu. Nanti malam keluarga Aurel mau menerima keluarga Okan untuk bertunangan secara resmi.

Sejak dikasih lihat foto Okan beberapa hari yang lalu, Aurel udah kayak melayang di awang-awang. Dia nggak fokus berkegiatan. Setiap hari yang dia pandangi selalu adalah foto Okan. Kok bisa sih Okan ganteng banget? Seksi pula.

Kerjaan Aurel tiap hari cuma mesam-mesem sambil ngeliatin foto Okan. Sambil ngebayangin cowok seseksi itu bakal jadi tunangannya. Aurel bukan sedang jatuh cinta pada pandangan (foto) pertama, tapi lebih ke arah tergila-gila pada kesempurnaan fisik Okan.

Nah, untuk menyambut malam ini, Aurel perlu persiapan maksimal. Dia pergi ke salon untuk blow job... eh, maksudnya Aurel melakukan hair trimming terus rambutnya di-blow dry. Hasilnya, sekarang rambut Aurel jadi lembut dan berkilauan.

Untuk soal outfit, Aurel sudah membeli dress panjang sebetis warna ijo tai sapi. Terlihat elegan membalut tubuhnya. Aurel berkaca di cermin. Penampilannya tampak sempurna untuk bersanding dengan si seksi Okan.

Ponsel yang berdering membuat gadis itu mengalihkan perhatian dari cermin. Layar gawai pipihnya menyala dan menampilkan wajah Nagita. Video call.

"Git," sapa Aurel ceria, bahkan tanpa mengucap halo. "Gue udah sempurna belum?"

"Perfect as usual, Honey."

"Lo nggak ke rumah gue, Git? Kali aja gue nervous dan mendadak bisu di depan Okan, lo bisa jadi jubir gue."

Bukan hanya Gugus Tugas Covid-19 yang butuh juru bicara cantik seperti dr. Raisa Brotoasmoro. Aurel juga perlu jubir. Jubir ialah hak segala bangsa.

"Lo semangat banget mau dijodohin," komentar Nagita.

"Lo lihat sendiri fotonya Okan. Fix, dia itu cowok paling ganteng yang pernah gue temui."

"Tapi, Rel... lo udah pastiin latar belakangnya?"

"Eh?"

"Doi tajir nggak?"

Jeng jeng jeng! Kok Aurel bisa lupa soal itu. Padahal ketebalan kantong calon cowoknya itu hal yang prinsipil banget. Ish, gara-gara kebayang-bayang otot seksi Okan nih.

"Wait! Gue pastiin dulu sama nyokap."

Tanpa memutus sambungan video call, Aurel keluar dari kamarnya dan menuju dapur. Soraya baru saja selesai menggoreng rengginang dan berseru, "Done!" sambil mengangkat kedua tangan. Hmm... udah mirip peserta Master Chef belum?

Cowok Gue Tukang Ikan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang