Setelah menimbang nimbang segala kemungkinan yang terjadi, Ega akhirnya memutuskan untuk berangkat bersama kakaknya. Sebenarnya Ega tidak tega berangkat duluan, gimana kalau tiba tiba Irwan datang menjemput dan Ega sudah berangkat...?? Pasti Irwan akan sangat kecewa.
Tapi, jika Ega tidak berangkat dia sudah pasti telat karena sekarang saja kalau kelamaan mikir. Ega juga bisa telat.
Susah kalau jadi Ega mah.Akhirnya setelah lama berfikir, Ega memutuskan berangkat sekolah dengan kakaknya. Nanti setelah sampai sekolah. Ega akan minta maaf pada Irwan, karena Ega berangkat duluan. Begitulah pikir Ega saat ini.
Pertanyaannya apakah benar Irwan menjemputnya? padahal kemarin saja Irwan memberi tumpangan karena terpaksa..??Jalan pikiran orang memang berbeda beda, terutama jalan pikiran Ega yang sudah melampaui batas dan yang pasti tidak seperti orang kebanyakan.
.
.
.
*****Ega melangkah dengan gusar saat gerbang sekolah sudah ditutup.
"Yah telat." Ega mengguncang gerbang itu dengan kekuatan penuh.
"Pak, bukain pintunya dong." Ega berteriak kencang.
"Gila lo...?" Suara itu langsung membuat Ega mengalihkan tatapannya, Ega tersenyum malu melihat Irwan yang berdiri disana dengan tatapan gantengnya.
Ega melihat malu malu ke arah Irwan, pasti Irwan telat karena menjemputnya dulu. Begitulah pikir Ega.
"Kenapa lo...? Senyum senyum sendiri..?" Irwan menatap Ega dengan tatapan dinginnya, Ega yang di tatap begitu dingin bukannya takut tapi menurutnya tatapan Irwan itu tatapan terseksi yang pernah dilihatnya.
Ega terus saja tersenyum sambil menatap Irwan.
Menurut Ega, tatapan Irwan itu bagai magnet yang bisa menariknya untuk tetap menatapnya.Irwan menautkan alis sambil mendesis pelan.
"Cantik tapi aneh." Mata Ega langsung melotot saat mendengar ucapan Irwan yang mengatakan dia cantik.
"Kakak bilang aku cantik..?" Ega tersenyum aneh sambil menunjuk kearah Irwan.
"Kalau aku cantik berarti kakak naksir dong..?" Irwan hampir saja ingin membanting gadis aneh ini, jika tidak mengingat dia perempuan.
"Banyak omong lo, ikut gue." Irwan berjalan meninggalkan Ega yang masih tidak percaya dibilang cantik oleh Irwan.
.
.
.
******"Manjat lo." Ega menatap horor kearah Irwan tak percaya. Yang benar saja...??? Memanjat tembok yang tingginya seperti tembok raksasa. Badan Ega saja jauh lebih kecil dari tembok itu.
"Kakak yakin..?" Ega menelan ludah antara percaya dan tidak percaya dengan ucapan Irwan.
Ega memperhatikan tembok itu dengan tatapan yang sulit diartikan."Mau sekolah gak lo..?" Ega mengangguk dengan patuh.
"Ya udah, panjat." Lanjut Irwan sambil menunjuk tembok itu dengan dagunya.
"Sekarang...???" tanya Ega, sebenarnya hanya basa basi untuk menghilangkan kegugupannya.
"Enggak, tapi setelah monyet nikah sama gajah." Irwan menatap Ega datar, jengah juga melihat tingkah aneh Ega. Tapi, tetap saja dia unik dan lucu.
"Hahahaha kakak pinter ngelawak, ganteng ganteng pintar ngelawak." Ega tertawa nyaring setelah mendengar jawaban Irwan.
Sedangkan Irwan, menatap aneh kearah nya."Manjat sekarang, atau gue tinggalin lo..!!" Ega langsung menghentikan tawanya.
"Caranya gimana..?? Aku kan pakai rok." Ega memperlihatkan tampang memelasnya, biasanya saat ingin meminjam buku PR Aulia. Ega selalu memperlihatkan muka memelas seperti sekarang, dan Aulia pasti langsung kasihan dan memberikannya.
Siapa tau Irwan juga luluh..?Irwan menghembuskan nafasnya kasar. Benar benar menyusahkan.
"Naik lo." Irwan sudah berjongkok di depan tembok itu, supaya Ega bisa naik ke punggungnya.
"Aku naik keatas punggung kakak..? Emang gak apa apa gitu kak...?"
"Bawel banget sih lo..!! Naik sekarang."
Ega dengan ragu menaiki pundak Irwan tapi sebelum itu dia melepas sepatunya karena takut baju Irwan akan kotor jika dia memakai sepatunya.
"Terus aku harus gimana..??"
"Naikin kaki lo keatas tembok itu, panjat."
"Aku takut." Ega gemetar.
"Tenang, kan gue jagain lo disini." Ucapan Irwan sukses membuat Ega tersipu. Benar benar so sweet.
Padahal dalam situasi yang tidak menguntungkan, tapi Ega sempat sempatnya tersipu dengan perkataan Irwan."Cepatan," Ega memang tidak berat tapi tetap saja, lama lama menunduk juga sangat melelahkan.
"Aku berat ya kak..?" Ega bertanya dengan polos.
"Beratlah, lo kebanyakan dosa." Ega mengerucutkan bibirnya tidak terima. Irwan tak ingin menanggapi dan lebih memilih naik keatas tembok itu.
"Kakak kenapa sih kadang nyebelin, kadang baik, bahkan kadang kakak itu dingin banget...??" Irwan menautkan alisnya kemudian melompat kebawah.
"Turun lo." Ega kembali melotot saat Irwan menyuruhnya melompat.
"Aku" Ega menunjuk dirinya sendiri seperti orang bodoh.
"Iya lo, lompat kalau gak mau gue tinggal lo."
"Tapi aku takut!"
"Gue jagain dari bawah, cepetan. Nyusahin banget sih lo. Tau gitu gue tinggalin lo."
"Kakak kok gitu? Gak romantis banget."
"Lompat atau gue tinggal?"
Ega menggigit bibirnya, sambil memejamkan mata dia meluncur.
Irwan menangkapnya, tapi karena Ega yang terlalu kencang melompat.
Irwan jatuh limbung dan Ega menimpanya.
tatapan mereka saling beradu. Mereka saling pandang dengan intens."Ini kayak sinetron yang aku tonton banget." Ega membatin sambil menatap Irwan.
"Ke lapangan kalian, cepat." Seorang guru berteriak kearah Irwan dan Ega yang masih saling menimpa. Ega bahkan tidak mendengar teriakan guru itu, berada di dekat Irwan seintens itu membuatnya lupa akan segalanya.
"Bangun woy, ada guru tuh." Irwan yang lebih dulu sadar segera menyuruh Ega beranjak, tapi Ega yang masih terpaku hanya diam sambil tersenyum.
Irwan menautkan alisnya semakin bingung saat melihat Ega tersenyum.
"Fiuhhhhhh." Irwan meniup wajah Ega membuat Ega langsung tersadar. Ega segera beranjak dari tubuh Irwan.
Ega tersenyum malu saat mendapati tubuhnya jatuh mengenaskan tapi menyenangkan menurut Ega.
Kapan lagi coba? Bisa dekat dengan Irwan.
.
.
.
******Mereka dihukum bersama karena telat. Mereka kini tengah berdiri di depan lapangan sambil hormat bendera.
Ega tidak pernah semenikmati ini saat dihukum, hukuman kali ini bahkan sangat menyenangkan menurut Ega.
Ini hukuman yang paling Ega syukuri seumur hidupnya.
Ega rela dihukum setiap hari asal itu bersama Irwan. Dihukum sampai jam pulang sekolah pun Ega rela."Kita telatnya sama sama, kita juga dihukumnya sama sama. Kita so sweet banget ya kak." Irwan menatap Ega datar yang tertawa tidak tau malu.
Dihukum dibilang so sweet?
Sweet di bagian mananya?"Manusia aneh" batin Irwan.
"Oh iya, maaf ya kak. Kakak telat kan karena aku." Ega menunduk sambil memutar mutar kakinya.
Irwan dibuat heran dengan perkataan Ega yang membuatnya telat.
"Karena mau jemput aku, kakak harus telat." Irwan hampir saja ingin mengeluarkan matanya saat mendengar ucapan Ega. Menjemput dari mana?
Irwan telat ke sekolah bukan karena ingin menjemputnya, tapi Irwan telat karena tadi malam dia begadang dengan Yayat dan Adi. Jadi dia terlambat bangun. Jadi wajar saja jika dia telat."Kita emang pasangan yang cocok ya kak, kita bisa disebut best couple nih.belum nikah aja udah kompak, apalagi kalau jodoh ya..?"
Irwan semakin takjub mendengar ucapan aneh gadis ini. Telat saja dibilang so sweet..?
#bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE
Teen FictionIrwan pernah mendengar kata cinta itu gila. tapi dia tidak pernah tau maksud apa yang terkandung dalam kata itu. Tidak mungkin kan hanya karena cinta orang bisa menjadi gila?? tidak masuk akal.