Isi hati orang satu persatu tidak ada yang tahu.
Entah itu sakit atau tidak.
Entah itu berdarah atau tidak.Irwan masih memperhatikan keduanya dengan tangan mengepal kuat. Irwan sadar, perasaan ini bodoh.
Perasaan ini tidak seharusnya dan tidak semestinya muncul.
Perasaan kesal, marah bercampur menjadi satu.
Perasaan itu pula yang saat ini membuatnya ingin menghancurkan apa dan siapa saja.
Perasaan yang tidak pernah bisa dikendalikannya.Irwan berjalan dengan santai, meski hatinya saat ini ingin menerjang Alvin dan menghabisinya.
"Lo seharusnya pulang bareng gue.!!" Terlalu datar ucapan Irwan untuk Ega.
"Dia mau pulang bareng gue." Kata Alvin tenang.
Ega meremas tangannya kencang, sebagai bentuk kalau dia sangat gugup sekarang.
Tanpa menunggu jawaban Ega atau sanggahan Alvin lebih banyak lagi.
Irwan membawa tubuh Ega dalam gendongannya.Alvin menghembuskan nafas kencang.
Iya, dia sadar Irwan mencintai Ega dan Ega mencintai Irwan.
Haruskah dia kembali menjadi orang ketiga dan orang yang paling tersakiti??
Cinta memang sekejam itu."Gue harap lo bisa buat dia bahagia." Kata Alvin akhirnya, menjadi orang yang tersakiti untuk kedua kalinya sudah dia putuskan.
Karena, tidak ingin menghancurkan hubungan yang sudah hancur kembali hancur tidak tersisa.******
Irwan melajukan mobilnya dengan kencang, terserah apapun yang terjadi sekarang.
Bahkan Ega yang menjerit pun tidak dihiraukannya.
Biar saja, emosi ini muncul juga karena dia."Kak udah, aku takut." Ega terisak.
"Padahal gue udah ngomong sama lo..!!! Jangan pulang sama dia, lo masih aja ngelanggar!!!! Lo itu sebenarnya punya kuping atau enggak sih..???" Irwan kesal dan sangat kesal sekarang.
"Maaf." Ega menunduk sambil menangis, Irwan seketika menghentikan mobilnya lalu menatap Ega.
"Gue udah bilang jangan sama dia, tapi lo malah sama dia lagi. Lo sebenarnya ngerti bahasa indonesia yang benar gak sih!!"
Ega mengangguk sambil menangis.
"Ega sering belajar bahasa indonesia dulu." Kata Ega sambil menangis.
Dan saat menagis saja dia masih bisa mengucapkan itu. Jawaban yang justru membuat Irwan pusing."Bodoh boleh, bego jangan."
"Iya"
"Iya apa?? Jangan iya iya aja tapi gak ngerti, yang jelas."
"Iya, Ega harus belajar bahasa indonesia lagi supaya pintar. Tapi, katanya bodoh boleh."
Irwan menghempaskan punggungnya lagi.
Kesal juga lama lama menghadapi kepolosan Ega. Apa ya orang polos sama bego sebelas dua belas???Irwan bingung kenapa emosinya tidak terkontrol seperti ini.
"Gue, minta maaf." Kata Irwan, kemudian dia menjulurkan tangannya untuk menghapus air mata Ega.
Ega mengangguk kemudian tersenyum terlampau manis menurut Irwan.
Dengan mata bengkak dan pipi yang memerah karena habis menangis, membuat wajahnya terlihat lucu.Irwan kembali menghembuskan nafas, jika mengingat kata kata Alvin tempo hari. Perasaan bersalah membuatnya seperti sekarang.
Balas dendam??? Apa iya dia melakukan ini hanya karena balas dendam???"Ini Handphone lo." Irwan menyerahkan handphone itu ke Ega.
"Katanya enggak bawa, tapi kok ada??" Tanya Ega bingung.
"Udah gue bilang, jangan banyak tanya. Nanti bibir lo lebar karena kebanyakan ngomong." Ega menutup mulutnya kemudian mengangguk. Dia tidak mau mulutnya lebar.
"Gue mau tanya satu hal sama lo, tapi lo harus jujur. Ngerti??" Kata Irwan yang membuat Ega mengangguk saja.
Irwan kembali menghembuskan nafas pelan, mengumpulkan keberanian untuk mengatakan ini pada Ega.
"Apa yang akan lo lakukan saat lo tau gue cuma jadiin lo untuk alat balas dendam?" Kata Irwan pelan, sangat pahit dibibir saat mengatakan itu semua.
Ega memegang dadanya yang terasa nyeri. Iya, sangat sakit dan Ega baru merasakannya sekarang.
"Iya gak gimana gimana, yang cinta sama kakak kan aku. Dan aku dekat sama kakak gini aja udah senang. Jadi, sekalipun ini untuk balas dendam. Aku gak peduli, yang pasti yang cinta kakak itu aku,bukan kakak yang cinta aku." Kata Ega tersenyum.
"Turun." Setelah mengatakan semua itu, Irwan menyuruh Ega turun.
"Turun gue bilang.!!!" Irwan berseru kencang, bukan karena marah pada Ega.
Tapi marah pada dirinya sendiri.Ega terkejut tapi dengan pelan Ega turun.
Setelah Ega turun dengan kesusahan, Irwan menjalankan mobilnya meninggalkan Ega yang terdiam.Ega menangis untuk hal ini, hatinya memang sakit.
Cinta memang sebodoh ini.Ega melihat mobil Irwan yang sudah jauh dari pandangannya.
Ega sudah biasa berharap, jadi ini seharusnya tidak telalu sakit.
Karena dia sudah tau akhir dari semua ini akan seperti apa.********
"Lo gila??? Lo ninggalin dia padahal lo tau dia lagi sakit kaki karena lo??? Laki laki brengsek memang lo." Adi emosi sekali sekarang.
Irwan tak menjawab, dia lebih banyak diam. Memikirkan semuanya.
"Lo pikir dong, dia itu cewek dan lo ninggalin dia gitu aja dijalan??? Laki laki brengsek kayak apa sih lo?? Gue nyesel punya sahabat kayak lo." Kata Adi tidak percaya saat mendengar ucapan Irwan.
"Gue udah kasih dia HPnya, dan dia bisa hubungin siapa pun yang dia mau." Kata Irwan datar.
"Lo kira cewek yang udah disakiti kayak gitu, bisa cari bantuan dengan cepat??" Kata Yayat yang juga ikut emosi.
"Lo pintar di sekolah, tapi ternyata sekarang udah keliatan begonya." Kata Yayat membuat Irwan teringat sesuatu dan berlari meninggalkan Yayat dan Adi yang sangat emosi.
Irwan kembali melajukan mobilnya kearah tempat itu.
Tapi, disana sudah kosong.
Penyesalan semakin menyelimuti hati Irwan sekarang.Penyesalan memang selalu datang terlambat.
#bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE
Teen FictionIrwan pernah mendengar kata cinta itu gila. tapi dia tidak pernah tau maksud apa yang terkandung dalam kata itu. Tidak mungkin kan hanya karena cinta orang bisa menjadi gila?? tidak masuk akal.