Kebiasaan Ega jika sedang berusaha membujuk kakaknya pun dia bawa saat membujuk Alvin yang baru dikenalnya, untuk memberikan kontak apapun yang Irwan punya. Kesempatan tidak datang dua kali pikir Ega."Lo suka sama Irwan..?" Meskipun perkataan Ega sudah jelas terdengar ditelinganya tapi tetap saja Alvin ingin memastikan sekali lagi.
Ega mengangguk antusias dan sangat terlihat polos. Wajah berbinarnya membuat Alvin tersenyum lucu. Wajah Ega itu seperti anak kecil menurut Alvin.
Mirip anak kucing yang pingin ikan."Lo mau minta kontak Irwan sama gue??" Ega lagi lagi hanya mengangguk dengan mata berbinar.
"Bayar!!" Ega langsung melotot saat mendengar ucapan Alvin yang memintanya untuk membayar.
"Serius????" Ega bertanya tak percaya saat Alvin menyodorkan tangan kearahnya. Ega mengeluarkan uang dari sakunya yang hanya tinggal lima puluh ribu. Uang itu di dekapnya dulu kemudian di elus elus layaknya bayi. Ingat, Ega itu sejenis gadis aneh jadi wajar jika tingkahnya seperti itu.
"Lo ngapain???"
Alvin lagi lagi hanya bisa menahan tawa saat melihat Ega melakukan itu. Matanya yang sipit semakin sipit saat berusaha menahan tawa saat melihat Ega melakukan hal yang konyol menurut Alvin."Ini uangnya masih sayang sama aku, jadi harus aku elus elus dulu biar dia mau pindah tangan jadi milik kamu!!!" Ega mengerucutkan bibirnya lucu.
"Emang bisa..??" Alvin bertanya sambil mengangkat alisnya.
"Kepo kayak dora!!! Disini bukan zona orang kepo, mana kembaliannya empat puluh ribu??" Ega menyodorkan tangannya kearah Alvin untuk meminta kembalian. Alvin lagi lagi melongo mendengar Ega meminta kembaliannya.
"Ternyata di dunia ini semua orang mata duitan, gak yang sipit, gak yang belo sama aja. Aku kira orang matanya sipit gak mata duitan karena matanya aja minimalis pasti susah tuh buat liat duit. Lah ternyata mata duitan juga, mata recehan sekalian." Ega ngedumel saja kearah Alvin. Alvin yang berada disana pun menatap Ega sambil menahan tawa gelinya mendengar gerutuan Ega.
"Gue dengar lo ngomong apa!!"
Ega terlihat tidak peduli tapi masih menyodorkan tangannya kearah Alvin.
"Kontak Irwan lo hargain cuma sepuluh ribu..?? Berarti Irwan gak begitu berarti dari duit lo." Alvin mengangkat alisnya sambil tersenyum aneh.
"Ehhhh!!!" Ega terpekik mendengar penuturan Alvin yang sangat asal asalan menurutnya.
Irwan itu tidak bisa jika dibandingkan dengan uang sepuluh ribuan, Irwan itu lebih berarti berarti dari apapun menurut Ega hingga hari ini."Kenapa lo kaget..?? Benar kan tebakan gue??" Ega menggeleng tidak terima dan dengan sigap memindahkan uang yang ada ditangannya ke arah Alvin.
"Buat kamu aja, kak Irwan itu lebih berarti dari itu kok." Alvin hanya manggut manggut saja mendengar ucapan Ega.
"Ini uang lo simpan aja, sebagai gantinya lo pulang bareng gue."
"Ehhhh!!!!" Ega lagi lagi terpekik mendengar ucapan Alvin.
"Mau nomor Irwan gak??" Ega mengangguk ragu.
"Ya udah ayo naik, nanti gue kasih." Ega terlihat menimbang nimbang tawaran Alvin, ikut pulang dengan Alvin tanpa mengeluarkan uang sepeser pun dan bonusnya dapat kontak Irwan atau pulang sendiri naik angkutan umum. Bukan hanya kehilangan uang sakunya, Ega juga akan kehilangan kesempatan untuk mendapat kontak Irwan.
Irwan yang masih berada disekitar sekolah melihat semua itu, entah kenapa emosi nya kini mulai mengumpul dibagian tangannya. Tangannya sekarang sudah ingin melayangkan bogem mentah kearah orang yang berada diseberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE
Teen FictionIrwan pernah mendengar kata cinta itu gila. tapi dia tidak pernah tau maksud apa yang terkandung dalam kata itu. Tidak mungkin kan hanya karena cinta orang bisa menjadi gila?? tidak masuk akal.