Ega bergelung di atas kasur dengan selimut yang melilit seluruh tubuhnya. Ega memutar mutar seluruh tubuhnya layaknya adonan kue."Assalamualaikum." Setelah mendengar salam yang sangat di kenalnya itu, Ega mengangkat wajahnya dan tersenyum sangat manis.
"Ayah, bundaaaaa." Ega berteriak kencang dan segera menubruk kedua orang tuanya. Ega memeluk bundanya sangat erat, dan naik keatas gendongan ayahnya.
"Ehhhhhh, kok..??" Sang bunda terkekeh melihat kelakuan putri bungsunya itu.
Dari ketiga buah hatinya, Ega lah yang paling manja dan sangat susah diatur. Ega itu sangat ekspresif jadi semua yang dialaminya akan diceritakan dengan gaya berlebihan."Kamu kangen banget ya sama ayah..?" Ega mengangguk saja lalu menyembunyikan wajahnya di bahu sang ayah.
Mereka memang sudah ditinggal selama dua minggu oleh kedua orang tuanya untuk mengurus pekerjaan diluar negeri. Sebenarnya hanya ayahnya saja, sang bunda hanya menemani saja. Sebelum mereka pergi pun, mereka akan membujuk Ega dengan kekuatan penuh agar mengerti. Bukan Ega namanya jika tidak menanggapi segala hal secara berlebihan.
Dia menangis seharian dan mogok bicara pada kedua kakaknya. Tapi setelah di iming imingi dengan barang barang yang diinginkannya, akhirnya dia luluh juga.
Kedua kakak Ega yang bernama Reza dan Fida memang sudah bekerja. Tapi keduanya masih belum menikah.
Jadi mereka sekeluarga tinggal di rumah itu."Bunda dengar ada yang diantar cowok ya kemarin..??" Bunda Ega menatap putri bungsunya yang terlihat malu malu pun menyembunyikan wajahnya yang memerah. Sang ayah terkekeh geli sambil mengelus kepala sang putri dengan sayang.
"Siapa tuh namanya...??"
"Irwan, bunda." Fida tiba tiba datang dan duduk dibawah kasur sedangkan Ega dengan kedua orang tuanya duduk diatas.
"Ihhhh, lemes banget sih..?? Kan gak boleh cerita..?" Ega menggembungkan pipinya kearah Fida yang memeletkan lidah kearahnya.
"Memangnya ayah sama bunda gak boleh tau..??"
"Boleh." Ega menjawab dengan cepat tapi kemudian menggeleng.
"Itu maksudnya apa..??" Sang bunda bertanya karena jawaban Ega yang mengatakan boleh, tapi kepalanya menggeleng.
"Maksudnya itu bunda, dia aja yang suka tapi Irwan nya gak suka sama dia." Goda Fida membuat Ega mencubitnya dengan kencang.
Irwan itu bukannya tidak suka, tapi belum saja.
Fida tertawa nyaring saat mendapat cubitan dari Ega, Fida memang sangat suka menggoda Ega.
Menurutnya ekspresi Ega saat marah itu yang sangat lucu. Tapi setelah membuat Ega marah, pasti Fida akan mengikuti semua keinginan Ega.Kehangatan keluarga itu jelas terasa saat mereka ngobrol begini. Meskipun kedua orang tua mereka sibuk, mereka tidak pernah merasakan kekurangan kasih sayang.
"Assalamualaikum, ada apa nih kayaknya asyik banget...??" Reza tiba tiba datang dan duduk di dekat Fida yang tengah menggoda Ega.
"Waalaikumsalam, baru pulang bang." Sang bunda menyapa sambil tersenyum kearah putra sulungnya itu.
"Iya bun, kapan ayah sama bundanya pulang..??"
"Baru aja sampai." Jelas sang ayah membuat Reza mengangguk saja. Reza melihat kearah Ega yang ekspresinya sangat Reza kenal saat kesal.
"Ada apa nih..?? Abang kehilangan informasi nih kayaknya." Ega semakin menggembungkan pipinya. Fida pasti akan menang jika Reza sudah datang seperti sekarang.
"Itu loh bang, ada yang suka sama cowok yang namanya Irwan. Yang pernah aku ceritain waktu itu..??" Fida memulai aksinya tapi dengan cepat Ega membekap mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE
Novela JuvenilIrwan pernah mendengar kata cinta itu gila. tapi dia tidak pernah tau maksud apa yang terkandung dalam kata itu. Tidak mungkin kan hanya karena cinta orang bisa menjadi gila?? tidak masuk akal.