Serangan mendadak

195 21 2
                                    

Ega yang masih tidak percaya pun hanya mengerjap lucu dalam gendongan Irwan.
Beberapa orang yang melihat mereka tidak percaya.
Seorang Irwan, melakukan hal gila seperti itu. Bahkan, selama ini Irwan tidak pernah mau menanggapi wanita manapun.

"Irwaaaaan." Teriak Intan yang tidak menyangka akan semua ini. Yang benar saja, dia kalah pada gadis ulat bulu.
Ini tidak boleh dibiarkan.

Irwan tidak peduli akan tatapan orang orang, dan teriakan Intan. Yang dia lakukan saat ini adalah melihat wajah lucu yang terlihat syok itu dengan bibir menganga lebar.

"Jangan mangap mangap gitu, ketahuan lo ngarepin gue banget. Segitu cintanya lo sama gue??" Kata Irwan terkekeh, kemudian meniup wajah Ega karena Ega tidak berkedip.

"Kedip dulu, jangan liatin tampang kayak gitu depan gue. Ketahuan lo..!!!" Ledek Irwan membuat Ega bersemu malu.

Biasanya gadis yang ditemui selama ini, selalu langsung mengalihkan tatapannya setelah ada yang menegur. Tapi dia, dengan kurang ajarnya masih menatap Irwan dengan mata bulatnya dan bibir yang tersenyum terlampau manis.

Ega saja lupa, seharusnya dia marah sekarang. Tapi, dia jadi lupa ingatan saat bersama Irwan.

"Ngapain lo ke kelas gue? Kangen?" Irwan mengucapkan itu setelah mendudukkan Ega di taman belakang sekolah. Ega mengangguk, tapi kemudian menggeleng dengan bibir mengerucut.
Dia sedang marah sekarang, dan dia sedang mogok bicara. Ingat, MOGOK BICARA.
semua karena Irwan.

"Itu maksudnya apa?" Irwan bertanya dengan tatapan geli kearah Ega. Tidak peduli, meski senyuman Irwan sangat manis hari ini. Dia harus mempertahankan egonya. Pokoknya dia sedang marah dan mogok bicara. Tidak boleh, kalah.

Ega menggeleng cepat, kemudian menatap Irwan dengan mata mendelik. Seolah protes.

"Bisu lo??" Cibir Irwan membuat Ega ingin menggigit lengannya.

"Ehhhh!!! Apaan sih?? Kok gigit gigit." Kata Irwan.
Ega melotot tidak terima, dia tidak merasa bersalah sama sekali.
Ega menyerahkan kertas yang tadi diberikannya pada Aulia pada Irwan lagi.

Irwan mengernyit tapi kemudian tersenyum simpul.

"Maaf, gue gak jemput lo tadi pagi." Kata Irwan seolah yang dilakukannya itu sudah biasa dilakukan.
Ega tetap pada posisinya, memandang Irwan dengan tidak suka.
Irwan tersenyum, tingkah Ega memang seperti anak kecil.

"Gue gak suka cewek bisu, gue lebih suka cewek cerewet." Bisik Irwan ditelinga Ega sambil mengacak kepalanya, kemudian berlalu meninggalkan Ega yang bersemu merah.

"Aaaaaaaaaaaaaa." Teriak Ega yang membuat beberapa diantara orang disana menatap Ega heran. Ternyata kadar kegilaan Ega semakin hari semakin bertambah.
Ega merasa diserang mendadak.

*****

Ega terus saja tersenyum di taman itu tanpa beranjak sedikitpun bahkan setelah kedatangan Aulia.
Irwan, yang memberi tahukan pada Aulia bahwa Ega ada dibelakang sekolah.

"Kenapa sih ni anak? Kesambet jin penunggu taman belakang sekolah kali yak?" Aulia menatap Ega semakin bingung. Dia menatap sekelilingnya.

"Lo kenapa sih Ga? Aneh tau gak??" Kata Aulia dengan dahi berkerut.

"Gak apa apa." Kata Ega sambil tersenyum membuat Aulia mengangguk saja. Aneh sekali.

"Halooooo, epery handbody citra." Kata Yayat yang tiba tiba datang sambil tersenyum manis.

"Ngapain sih lo kak? Lo tersesat kayak kak Intan? Kalau tersesat jangan kesini, ke kutub utara sana. Ketemu saudara lo." Kata Aulia tertawa.

Yayat kemudian menatap Ega dengan dahi berkerut.

"Nih anak kenapa? Sekarang rawan orang menuju gila ya? Di kelas Irwan gila meski ganteng. Di kelas cuma gue aja yang waras, yang lain gila semua. Lah disini ini bocah senyum senyum kayak mbak mbak penjual pasta gigi. Apa didunia ini gak ada yang waras selain gue??" Setelah mengucapkan itu kemudian dia beralih menatap Aulia.

"Lo gak gila juga kan??" Aulia melempar Yayat dengan buku yang ada di tangannya.

Yayat tertawa, kemudian berlalu dari kelas Ega.

*****

Jam pulang sekolah sudah berbunyi, Ega dengan pelan melangkah.
Meski dengan kaki pincang dan kesusahan. Dia tetap berjalan, karena tidak mau menyusahkan Irwan.
Dia juga masih ingat kata Intan tadi waktu istirahat.

#FLASHBACK

Ega tengah menikmati makan siangnya sendiri, karena Aulia ada sesuatu yang harus dia kerjakan.
Sebenarnya Ega itu tipe orang yang tidak bisa makan sendiri, tapi dia bingung harus mengajak siapa.
Karena teman dekatnya itu Aulia, Aulia saja yang tahan menghadapi kegilaannya.

"Anak manja makan sendiri aja?" Intan datang dengan bersedekap dada.

Ega tak menjawab, bodoh amat. Tidak ingin terlalu ambil pusing dengan omongan Intan yang seperti burung beo itu.
Intan burung beo? Lah terus Ega burung apa?

"Gue tanya lo!! Lo bisu ya" cibir Intan membuat Ega menghembuskan nafas.
Orang yang diam bukan berarti tidak bisa melawan bukan?? Ega ini polos.
Dirumah dia tidak bisa dibentak. Jadi, yang bisa dia lakukan hanya diam sambil menatap Intan dengan mulut penuh akan makanan.

"Cewek kayak lo? Disukai Irwan? Enggak mungkin. Paling lo cuma dijadiin mainan. Setelah dia bosan, lo akan dibuang. Udah kodratnya cewek yang dekat sama Irwan. Jadi, jangan ngarep deh, terlalu tinggi nanti jatuh. Lo juga yang sakit."

"Gue denger denger, Irwan yang nabrak lo?  pantesan dia terus bantu lo, ternyata dia mau tanggung jawab dan kasian sama lo? Gue tadinya heran, kok Irwan segitu perhatiannya sama lo. Sekarang gue baru sadar, ternyata Irwan itu cuma kasian sama lo. Lo emang ngerepotin." Cibir Intan kemudian berlalu meninggalkan Ega yang masih terdiam.
Apa iya???

#FLASHBACKOFF

"Jangan dipaksa kalau emang gak bisa." Kata Alvin yang sudah berdiri di depannya.

"Kok lo ada disini?" Kata Ega bingung.

"Mau jemput lo. Mau ikut gak?" Tanya Alvin, Ega berpikir sejenak tapi kemudian dia mengangguk.
Ya, dia tidak boleh lagi merepotkan Irwan seperti kata Intan tadi.
Dia tidak mau, Irwan merasa bersalah hanya karena hal ini.

"Ya udah, sekarang pulang bareng gue. Tenang aja, gue bawa mobil kok." Kata Alvin, Ega mengangguk saja. Moodnya untuk bicara sangat tidak ada sekarang.

"Apa perlu gue gendong?" Tanya Alvin saat melihat Ega kepayahan.
Tapi, Ega menggeleng dengan cepat.
Alvin mengangguk saja.

******

Irwan berjalan dengan tergesa gesa mencari sosok Ega. Dia telat karena beberapa minggu lagi, pertandingan dengan sekolah lain akan segera dimulai.

Irwan masuk ke kelas Ega, tapi sudah sepi.
Tidak ada orang didalam kelas itu hanya ada satu orang.

"Hehhh lo??" Tunjuk Irwan membuat orang itu gugup.

"I iiyaaa kak. Kenapa?" Tanya orang itu gugup.

"Ega mana?" Tanyanya datar, tidak peduli pada lawan bicaranya yang ketakutan.

"Uuuu, udah pulang kak tadi." Kata orang itu gugup. Irwan tanpa basa basi segera berjalan meninggalkan kelas Ega.

Tapi baru sampai parkiran, dia melihat sosok Ega yang dituntun seorang laki laki yang dikenalnya.
Irwan mengepalkan tangannya kuat.
Dia merasa menjadi orang bodoh sekarang.
Karena tanpa, sebab yang pasti dia mengkhawatirkan gadis yang berjalan dengan laki laki lain.

#bersambung

CRAZY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang