"Ayolah sayang, mulai sekarang kita berteman dulu ya." Ega mengusap bukunya dengan sayang dan pelan seolah buku itu punya perasaan.
Aulia yang melihat itu hanya terkekeh melihat kelakuan gila sahabatnya itu. Dia tidak pernah heran melihat kelakuan gila sahabatnya itu. Ada saja tingkahnya yang membuat Aulia geli sendiri melihatnya."Selama ini kan kita udah berteman, aku juga nulis rajin banget kan..?? Walaupun rajinnya karena terpaksa takut kak fida sama bang Eza liat. Tapi tetap aja ya orang nulis setiap hari namanya rajin, dan walaupun gak pernah aku baca tapi kan aku liat liat sebagai bentuk kasih sayang, Jadi sekarang kita berteman ya..?? Deal..??" Ega lagi lagi mengusap buku itu dengan pelan, seolah dengan mengusapnya saja PR itu akan terselesaikan cepat. Dan mencium bukunya pelan.
"Mmmmuuuuahhh. Coba kamu aja aku cium, kak Irwan aja gak pernah aku cium. Tapi kalau kak Irwan mau, aku juga mau sih." Ega terkekeh geli saat mengucapkan itu.
"Lo makin hari makin gila Ga!!" Kekeh Aulia, ya memang sekarang mereka tengah belajar bersama di rumah Aulia, alasannya karena Aulia ingin Ega mengerjakan PRnya sendiri tanpa bantuan dari Aulia.
"Sutttttt..!!!" Ega menempelkan telunjuknya dibibir.
"Jangan ngomong gitu, nanti dia ngambek loh..!!"
"Serah lo deh Ga, serah." Aulia lagi lagi hanya bisa menggeleng habis akal menghadapi kelakuan sahabatnya itu.
"Kamu sih gak mau ngasih aku liat, kan kalau kamu kasih aku liat. Aku gak perlu rayu rayu buku aku.?!!"
"Ya sekalian aja lo bakar itu buku, terus ntar abunya lo masukin kedalam air terus lo minum." Aulia mengatakan itu sambil mencebikkan bibir kesal.
"Emang bisa Li..?? Boleh boleh biar aku gak perlu belajar." Ega terlihat berpikir yang membuat Aulia menggedikkan bibir tidak habis pikir ada manusia macam Ega.
Tidak mungkinkan Ega percaya ucapan Aulia tadi kan..?******
Irwan sedikit membidik kameranya kearah yang ingin di ambil gambarnya.
Belakangan ini memang Irwan sering melakukan fotografi sebagai hoby barunya selain balapan tentunya.Belakangan ini bahkan dia sering menghabiskan waktunya untuk mengambil gambar apa saja yang disukainya.
"Wan..???" Yayat yang memang sedang bersama Irwan mulai bicara, sedangkan Irwan yang memang sedang fokus pun hanya bergumam saja. Adi yang memang ikut pun mengalihkan tatapannya kearah Yayat.
"Lo ngerasa gak sih...?? Lo makin hari makin punya banyak cabe, gue heran kapan lo nanemnya dah..??" Adi yang sedang minum sambil menatapnya pun langsung tersedak mendengar ucapan Yayat yang mulus begitu saja. Yayat yang merasa semburan Adi juga mengenai tangannya pun menatap Adi bingung.
"Lo kenapa dah..??? Lo mau minum atau kumur kumur..??" Yayat terlihat sangat kesal.
"Ya lo, kalau ngomong gak dipikirin dulu. Ngomong itu disaring dulu pakai saringan kuda. Mulut lo ya."
"Kenapa mulut gue..?? Seksi ya..??" Yayat memonyongkan bibirnya sambil menatap genit ke arah Adi yang bergidik ngeri kearahnya.
"Gila Yat, pengalaman banget lo, kebiasan mangkal sih lo kalau malam."
"Sialan..!!!" Yayat menggeplak kepala Alby setelah mengucapkan itu semua.
"Ya gimana gak bilang gitu, noh lo liat deh. Pada liatin Irwan mulu. Mereka itu pikir Irwan itu tulang kali yak." Yayat menunjuk segerombolan cewek yang tengah menatap Irwan.
"Apalagi tuh yang bajunya merah, behhhhh. Emak gue aja kalah tuh sama make upnya." Adi tertawa lagi.
Irwan yang memang tidak peduli dengan obrolan absurd sahabatnya, lebih fokus membidik kameranya kearah yang menjadi fokus kameranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE
Teen FictionIrwan pernah mendengar kata cinta itu gila. tapi dia tidak pernah tau maksud apa yang terkandung dalam kata itu. Tidak mungkin kan hanya karena cinta orang bisa menjadi gila?? tidak masuk akal.