Setelah melihat siapa yang mengucapkan itu, Intan langsung menatap tajam pada orang itu.
"Aulia." Kata Ega pelan, tapi Aulia langsung maju mendekat.
"Jangan ikut campur, ini bukan urusan lo." Kata Intan pada Aulia.
"Gue akan ikut campur karena lo udah berurusan sama sahabat gue, dulu gue mikir lo itu kakak kelas terkeren karena lo itu mencintai kak Irwan. Meski kak Irwan terus nolak lo, tapi gue sekarang gue sadar. Ternyata, lo gak jauh lebih baik dari sahabat gue yang lo panggil kecentilan." Kata Aulia sinis.
"Sahabat gue yang lo sebut kecentilan atau kegatelan itu seenggaknya gak pernah labrak orang hanya karena dia gak bisa dapat perhatian dari kak Irwan." Lanjut Aulia.
"Gue gak pernah mau berdebat sama kaum rendah kayak kalian, karena bukan level gue. Tapi, asal lo tau dulu Irwan pernah cinta sama gue. Jadi, gue yakin Irwan akan balik sama gue. Dan lo kasih tau deh sama sahabat lo ini, jangan kepedean jadi orang."
"Dulu?? Itu dulu kan? Bukan sekarang. Seenggaknya teman gue gak ngemis ngemis minta perhatian dari kak Irwan, beda dengan lo." Kata Aulia tertawa remeh.
"Lo tau sopan santun gak? Gue ini kakak kelas lo." Teriak Intan.
"Gue akan sopan kalau lo juga sopan sama sahabat gue, lo sebagai kakak kelas seharusnya ngajarin adik adiknya buat belajar yang benar. Bukan menunjukkan cara labrak orang." Kata Aulia tak kalah ganasnya.
"Aelah, ada apaan ini??? Ada lomba marawisan atau bagaimana? Kok rame rame kayak orang mau keroyokan." Teriak Yayat yang tiba tiba datang ketengah keributan.
"Bubar lo semua, bubar. Kayak pembagian sembako aja lo pada. Rame rame. Lo juga Tan, ngapain di kelas orang? Lo tersesat gak tau arah jalan ke kelas lo?? kayak rumor aja hidup lo. Nanti lo jadi butiran debu kalau kayak rumor? Kalau iya, nanti gue anter deh. Aelah, belum tua udah pikun aja lo." Kata Yayat nyerocos.
Intan dan Aulia masih saling tatap dengan tatapan tajam.
"Aelah, ini bocah saling tatap tatapan. Berasa jadi digo sama sisi kali yak? ke kelas dah lu sono, tersesat gak tanggung tanggung lo jauh banget, gak sekalian aja lo bawa google map biar gak tersesat." Ledek Yayat lagi.
Ega yang sedari tadi diam langsung tertawa mendengar ocehan Yayat.
"Lah ini bocah kenapa? Gue tau lo kurang waras Ga, tapi jangan sekarang. Nanti aja sepulang sekolah." Kata Yayat memperhatikan Ega. Ega memanyunkan bibirnya.
"Untung lo gebetan Irwan, kalau enggak udah gue ambil lo gue masuk in kedalam karung." Kata Yayat.
"Eh tambun, gebetan Irwan itu gue. Bukan bocah kecil ini. Jangan ngarang deh lo." Kata Intan tidak terima.
"Badan seseksi ini lo bilang tambun?" Yayat memutar tubuhnya.
"Lo tau nadine candra winata gak?" Kata Yayat. Ega menggeleng dengan polos.
"Ketahuan gak pernah nonton gosip lo. Itu lo yang cantik, nah badan gue sebelas dua belas sama dia." Kata Yayat tertawa tapi yang lain hanya menatapnya datar.
Ega melongo melihat Yayat.
"Garing ya??" Kata Yayat lagi tapi semuanya tidak ada yang menanggapi.
Intan yang sudah tidak mau berdebat dengan Yayat pun pergi meninggalkan kelas Ega.
"Yaelah itu anak kayak jelangkung lama lama, serem juga ya?" Kata Yayat membuat Ega mengangguk polos.
"Lo ngangguk ngangguk aja lo kayak mainan bocah."
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE
Teen FictionIrwan pernah mendengar kata cinta itu gila. tapi dia tidak pernah tau maksud apa yang terkandung dalam kata itu. Tidak mungkin kan hanya karena cinta orang bisa menjadi gila?? tidak masuk akal.