Irwan hanya menatap datar wanita yang berada di depannya tanpa berniat membalas ucapan wanita itu.
Irwan bukan sejenis manusia yang suka beramah tamah dengan seorang wanita, apalagi wanita yang sok kenal dan berusaha dekat dengannya.Uluran tangan lembut itu bahkan tidak bisa menarik perhatiannya untuk membalas.
Alvin yang melihat itu hanya menatap tajam kearah Irwan.
Sarah, Alvin menyukai Sarah hanya sebatas suka bukan cinta. Tapi, tetap saja karena Irwan, Sarah mengacuhkannya dan Alvin tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Cukup dia kalah dalam perlombaan balap, tapi mulai sekarang dia harus bisa lebih unggul dari Irwan."Kita pulang." Irwan melihat kearah Adi dan Yayat yang sedang mengambil hadiahnya karena memenangkan perlombaan. Wanita yang diketahui bernama Sarah itu pun segera menarik tangannya yang tidak dilirik sama sekali.
Selama ini, Sarah tidak pernah di tolak. Tapi sekarang Irwan untuk melihatnya pun tidak. Tantangan baru untuk seorang Sarah, Sarah tersenyum misterius saat melihat Irwan meninggalkan arena balap..
.
.
*****"Buat lo berdua aja." Irwan menyeruput minuman yang diantarkan untuknya tadi.
"Lo yang balap, kok kita terus yang dapat duitnya..? Kita kayak makan duit angker tau gak...?" Adi lagi lagi menyerahkan uang itu pada Irwan.
Sebenarnya Irwan balap pun hanya untuk mengisi kesepiannya selama ini. Uang bulanan yang diberikan kedua orang tuanya pun bahkan lebih dari cukup untuk sebulan. Irwan, juga bukan termasuk orang yang boros, yang suka menghamburkan uang kedua orang tuanya. Semua materi yang diberikan orang tuanya bahkan sangat terlampau mewah, dan apapun yang diinginkan Irwan pasti akan segera didapatkannya.
Tapi sampai saat ini, satu yang tidak bisa didapatkannya yaitu kasih sayang kedua orang tuanya.
Mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri, tanpa memikirkan Irwan."Buat lo berdua aja, gue ada kok."
"Jangan buat kita aja, kita bagi tiga. Biar adil, ini hasil jerih payah lo dan gue gak mau membahayakan nyawa tapi yang nikmatin hasilnya cuma kita." Adi masih tetap kekeh.
"Sok gak butuh duit lo kunyuk, gue butuh buat jajan besok." Yayat nyengir saat mengucapkan itu.
Adi menatap Yayat horor, Yayat hanya menggaruk kepalanya yang entah gatal atau tidak.
"Wan, lo ambil setengah aja. Biar si Adi gak bacot mulu kayak emak emak lahiran." Sebenarnya Yayat juga tidak enak, tapi dia tau sifat Irwan jadi dia berusaha tidak memaksa.
"Apaan sih lo? Kayak sama siapa aja, gue ikhlas kok. Ambil buat lo berdua dan jangan paksa gue lagi, gue gak suka." Irwan berucap datar sambil meminum kembali minumannya.
Adi dan Yayat yang memang sudah bersahabat dengan Irwan pun tau jika Irwan tidak pernah menerima hasil balapan. Tapi, tetap saja mereka tidak enak.
.
.
.
******"Egaa, makanannya itu dimakan bukan di aduk aduk kayak dodol." Ucapan sang kakak membuat Ega kembali lagi dari lamunannya tentang Irwan.
Ega memasang wajah bodoh amat dan kembali memakan makanannya.
"Gimana sekolah kamu dek..?"
"Ada kemajuan." Ega nyengir gaje setelah mengucapkan itu.
"Kemajuan dalam hal apa nih...? Kemajuan dalam hal pelajaran atau dalam hal deketin Irwan..?" Ega hanya tersenyum misterius lalu melanjutkan makannya dengan wajah bahagia tanpa menjawab pertanyaan kakaknya.
.
.
.
*******Ega yang biasa mengulur ulur waktu bangun pagi nya, pagi ini sudah bangun jam lima subuh dan mandi untuk bersiap siap ke sekolah.
Ega memang selalu semangat jika sekolah, pasti alasannya bukan karena senang sekolah karena dia anak pintar atau suka pelajaran. Tapi, senang sekolah karena adanya Irwan.Tapi pagi ini semangatnya bertambah untuk sekolah, karena dia berharap Irwan datang menjemputnya seperti dalam FTV yang suka ditonton Ega selama ini, karena dia membayangkan yang ada di TV itu dia dan Irwan. Aneh memang tapi itulah Ega.
Baru jam 6.00 berarti sudah setengah jam lebih Ega menunggu Irwan di depan rumah.
"Tumben udah siap aja...? Ada acara apa nih..? Pasti ada apa apanya nih..?" Tanya sang kakak yang membuat Ega langsung tersenyum malu.
"Nunggu di jemput kak Irwan. Dan aku gak mau kak Irwan terlalu lama nunggu, jadi aku siap siap dari jam lima subuh." Ega dengan bangga mengucapkan hal itu.
Sang kakak hanya menatap Ega tak percaya, adik pemalasnya bisa berubah secepat ini hanya karena seorang Irwan. Irwan ternyata bisa membawa pengaruh baik juga untuk adik kecilnya.
"Emang Irwan udah bilang mau jemput kamu..?"
Ega menggeleng sangat polos membuat sang kakak terkekeh geli, bagaimana bisa orang yang belum janji untuk jemput bisa jemput. Kehidupan itu tidak selamanya seperti sinetron.
"Kamu ada ada aja, udah ah kakak mau mandi dulu. Sarapan dulu yuk." Ega lagi lagi menggeleng.
"Ya udah, nanti masuk ya buat sarapan." Ega hanya mengangguk meski matanya terus tertuju pada pintu gerbang berharap ada yang membukanya.
.
.
.
******
Ega sudah menunggu selama satu jam hanya untuk menunggu Irwan yang tidak kunjung datang menjemputnya. Tapi, Ega tidak putus semangat siapa tau Irwan masih dijalan atau Irwan masih kejebak macet. Kan semua kemungkinan masih ada...??
Meski menunggu itu sangat melelahkan, tapi jika itu menunggu Irwan, Ega tidak akan pernah lelah hanya sekedar untuk menunggu saja."Sampai kapan kamu nunggu disitu Ga...?"
"Sampai kak Irwan datang jemput aku." Ega harus percaya bahwa Irwan akan menjemputnya karena selama ini dia menonton FTV semuanya berjalan seperti khayalan Ega.
"Ya udah sarapan dulu, nunggu Irwan nya didalam aja..!!"
"Gak mau, nanti malah kak Irwan datang lagi." Tolak Ega bersikukuh. Sang kakak hanya bisa pasrah jika sikap keras kepala Ega kambuh pasti akan susah untuk dibujuk.
Sang kakak sudah selesai sarapan tapi Ega masih diam.
"Ayo Ga berangkat." Sudah pukul tujuh dan kalau Ega tidak berangkat dia bisa telat.
Mungkin Irwan lupa untuk menjemput Ega atau mungkin Irwan kejebak macet. Ega mulai bimbang dengan pilihannya. Antara berangkat sekolah atau menunggu Irwan yang kejebak macet. Mungkin...?????
Bukankah segala kemungkinan bisa terjadi...?
Jadi Boleh kan Ega bermimpi..!!!#bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE
Fiksi RemajaIrwan pernah mendengar kata cinta itu gila. tapi dia tidak pernah tau maksud apa yang terkandung dalam kata itu. Tidak mungkin kan hanya karena cinta orang bisa menjadi gila?? tidak masuk akal.