The Wall (2)

125 17 0
                                    


"Hello, Matt." Sapanya disela tangisnya. Aku merasa heran, sehingga menanyakan padanya apa yang terjadi."George yang malang, George sayangku." katanya. Kini aku tahu, pria yang aku dan Sandra kenal sebagai pak Whites, ternyata bernama depan Goerge.

"Apa yang terjadi padanya?" tanyaku."Dia pergi! Dia menghilang!" Ny. Whites berkata dengan tersedu-sedu. Pikiranku menyimpulkan satu kesimpulan; pak Peters.

"Ikuti aku sekarang" pintaku pada Ny. Whites. Aku segera menuju ke apartemen pak Peters. Meninju pintunya "Pak Peters! Buka pintunya sekarang juga!". Sekali lagi, tetap hanya kesunyian yang terdengar. Sangat sunyi dan sepi. Ny. White datang berlari menyusulku.

"Kau sudah memanggil polisi dan melaporkan tentang pak Whites?" aku bertanya. Dia mengangguk.
"Mereka sedang dalam perjalanan sekarang dan aku telah memberitahu apa yang telah terjadi. Sekarang, mengapa kau membuat kegaduhan disini? Siapa pak Peters?"

Aku menjelaskan semuanya padanya, wajahnya terlihat cemas. Ny.White dan aku menunggu polisi datang, tapi sebelum mereka datang, aku melihat Sandra berjalan dilorong. "Apa yang sedang terjadi?" Dia bertanya pada kami. Aku memberi tahu semuanya padanya. Dari beberapa galon susu yang hilang sampai hilangnya pak Whites. Lalu, kami hanya saling berdiam diri, masih menunggu polisi datang.

Polisi akhirnya sampai ke apartemen, aku
menceritakan semuanya. Dua polisi itu saling pandang, dan mengetuk pintu, juga tak ada jawaban. Mereka pergi ke manajer gedung untuk mendapatkan informasi lebih, tapi manajer gedung mengatakan bahwa tidak ada seseorang yang bernama Peters di apartemen. Kedua polisi dan manajer kembali ke apartemen membawa serta kunci master bersama mereka.

Mereka membuka pintu. Ketika pintu terbuka, yang ada hanyalah 'kosong'. Itu hanya ruangan yang kosong. Kami semua berjalan masuk, bingung, terlebih lagi aku.

Kemudian, aku ingat sesuatu. Aku berjalan ke dinding, dan mengetuknya dengan tinjuku. Ruangan berongga itu menimbulkan suara. Aku memanggil semua orang yang ada disitu, dan menunjukkan fakta tentang dinding yang berongga. Hal itu membuat kedua polisi itu bergerak lebih cepat.

Polisi itu berdiskusi, dan kami semua menunggu keputusan mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk meruntuhkan dinding tersebut, lalu meminta bantuan dari anggota polisi lainnya.

Singkatnya, beberapa polisi lainnya datang ke apartemen untuk segera membantu melaksanakan apa yang sudah menjadi keputusan mereka. Dan apa yang aku lihat kemudian akan merubah hidupku selamanya. Itu merupakan pemandangan yang sangat mengerikan. Pak Peters berbaring santai disamping mayat pak Whites yang perutnya rusak parah dan hancur berantakan. Seolah-olah pak Peters menggunakan giginya untuk menggigit dan mengunyah robekan besar diperut pak Whites, dan kemudian menggunakan jarinya mengaduk-ngaduknya isinya. Tapi ada bagian yang lebih menakutkan , yaitu dalam perut yang terbuka itu, terdapat susu, cereal, dan darah. Ya, itu
barang-barangku yang hilang. Selain itu, tentu saja ada banyak darah. Darah pada semua bagian tubuh mereka berdua. Ny.White tidak tahan melihatnya, dia menjadi histeris, dan mulai muntah. Beberapa dari polisi pun juga muntah. Bahkan aku juga merasa begitu, tapi aku tahan.

Sesuatu yang seram lainnya adalah senyumnya. Senyum yang sama seperti pertama kali aku melihatnya, senyum yang membentang dari ujung telinga satu ke ujung telinga lainnya. Polisi mengambil senjatanya dan membidikkannya ke
arah pak Peters. Tapi, pak Peters hanya tersenyum dan memandang lurus kemataku. Tatapannya membuat bulu kudukku meremang. Dia bangun dan melangkahi mayat pak Whites, matanya tak pernah lepas dariku. Senyumnya tetap sangat lebar. Polisi membawa pak Peters keluar dari apartemen, dan
memborgolnya.

Mayat pak Whites pun dibawa keluar dari dinding berongga. Ny.White menangis sepanjang jalan. Aku benar-benar prihatin padanya. Aku melihat Sandra, tidak tahu apa yang akan kulakukan. Semua itu terjadi beberapa waktu lalu. Dan berita terakhir yang kudengar tentang pak Peters adalah dia dijatuhi hukuman mati.

Aku rajin mengunjungi seorang terapis setelah menghadapi peristiwa yang sangat berat, aku berkonsultasi seminggu sekali.

Perlu kau ketahui, ketika aku sedang menulis tulisan ini, ada seseorang diluar sana sedang memperhatikanku. Jika kau mendengar suara atau kegaduhan didinding atau diatapmu atau kau mendengar suara gaduh lainnya di rumahmu, kau mungkin merasa tidak perlu memeriksanya, karna itu mungkin saja hanya suara-suara biasa. Tapi, setelah kejadian ini, aku tidak akan membiarkan dirikuku mendengar suara-suara yang seperti itu lagi.

Jika aku mendengar, aku akan langsung memeriksanya. Aku merasa sangat perlu berhati-hati sekarang. Aku masih paranoid.

Aku ingat suatu malam sekitar jam 3 pagi; aku mendengar suara gaduh di dapurku. Aku bangun seperti yang selalu kulakukan, tapi kali ini berbeda. Aku melihat pak Peters tersenyum ke arah ku dalam keremangan cahaya, giginya meneteskan seperti
cairan merah berlendir.

Tapi ketika aku menghidupkan lampu, pak Peters sudah lenyap entah kemana. Aku tak tahu bagaimana ini bisa terjadi padaku. Aku tidak percaya pada hal supranatural atau apapun, tapi sekarang aku melihat dia. Dia sekarang berdiri disana, melihat ke arahku. Tersenyum dengan senyum yang mengerikan seperti biasa.

~End.

Ssstt !!! I'll Tell You More...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang