Pohon Abadi

512 39 0
                                    

By : @Cahaya-Senja

   Pohon itu tepat berada di dalam hutan belantara yang sering dijadikan jalur kemah ke gunung Jati. Pohon itu lebih mencolok dari pada pohon sekitarnya. Mau tahu kenapa? Karena pohon itu tidak memiliki daun.

    Pohon itu tampak sudah mati dengan batang pohon besar dengan diameter kurang lebih satu meter. Besar sekali bukan? Dan juga pohon itu menyisakan ranting kering yang tampak tajam di ujungnya.

    Sudah tersebar luas di seluruh kota bahwa pohon itu mempunyai cerita mistis. Ada yang bilang kalau pohon tua itu disiram oleh darah manusia. Ada juga yang bilang, pohon itu melindungi mayat leluhur gunung Jati di bawahnya sehingga walaupun tampak mati, tapi pohon itu begitu kokoh.

    Aku Kinan, seorang penulis artikel yang memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi dan selalu menulis artikel yang menarik bagiku. Jika aku sudah tertarik, akan kudapatkan informasinya secara langsung walaupun ke ujung dunia. Cukup merepotkan sifatku ini. Untungnya, aku belum pernah terobsesi untuk menulis artikel mengenai segitiga bermuda, kalau tidak, mungkin aku sudah hilang saat ini.

    Kembali ke pohon abadi. Saat ini, aku sedang mendaki gunung menuju ke pohon itu. Aku ingin melihat secara langsung pohon itu dan rencananya aku akan menginap di sana untuk mengetahui gosip yang tersebar di seluruh penjuru kota.

    Tentang si penyiram, tentang sumber darah yang katanya dari darah pendaki gunung, tentang ritual yang mereka lakukan setelahnya, aku ingin menulis artikel dengan bukti-bukti nyata.

    Dan setelah perjalanan yang panjang dan tentunya melelahkan dengan waktu 2 jam jalan kaki di jalan setapak, akhirnya aku berdiri di depan pohon abadi yang dibicarakan orang-orang. Pohon yang menjulang tinggi yang kuperkirakan sekitar 10 meter.

    Aku tidak sendiri. Geri, temanku memaksa ikut karena dia mengkhawatirkan aku. Selalu saja mengikutiku kemanapun aku mencari sumber untuk artikelku. Sebenarnya aku sudah dilarang pergi kesini karena menurut Geri ini terlalu berbahaya, tapi aku tidak pernah sekalipun mundur dari apa yang ingin aku cari.

    Teguh pendirian? Ya. Keras kepala? Sangat. Aku bahkan nekat menyamar menjadi office girl hanya karena ingin mengetahui bagian dalam istana merdeka. Hasilnya? Aku ditahan selama semalam karena dicurigai sebagai teroris.

    Menyeramkan memang. Tapi untungnya Geri selalu membantuku keliar dari masalah. Dan Geri tahu aku kalau aku ini tak terbantahkan. Sama halnya seperti sekarang.

"Jadi, kamu mau mendirikan tenda di mana?" tanya Geri.

"Tenda? Siapa bilang kita mau tidur di tenda?" ucapku.

Geri mengerutkan keningnya, "lah, terus kita mau tidur di mana?"

    Aku melihat ke pohon-pohon yang menurutku strategis untuk melakukan pengintaiannya. Dan aku menentukan dua pohon yang kira-kira kuat untuk menjadi tempat tinggal sementara.

"Aku disana, kamu disana," ucapku sambil menunjuk ke dua pohon yang bersebrangan.

"Serius? Kamu mau kita tinggal di atas pohon? Tanpa pelindung apapun?" tanya Geri yang tampak tidak percaya dengan ideku.

"Ya aku seriuslah,"
kataku sambil menurunkan tas yang sedari awal perjalanan tidak kuturunkan.
"Kita belum tahu apakah si penyiram darah manusia itu kanibal juga atau tidak. Menurut rumor yang beredar, si penyiram itu memangsa para pendaki lalu memotong tubuh pendaki itu di bawah pohon abadi ini dan menyantap dagingnya sampai habis. Ada yang bilang juga kalau si penyiram hanya menyiramkan darah manusia lalu menjual dagingnya ke sebuah restoran terkenal di kota. Apa kamu mau menjadi salah satu mangsanya?"

Ssstt !!! I'll Tell You More...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang