Thief

102 14 0
                                    

Namaku Blue. Aku tinggal di sebuah rumah bergaya klasik sendirian. Rumahku meskipun sudah tua namun masih sangat layak huni dan nyaman.

Yaah sebenarnya aku disini cuma sementara sebab masih ada beberapa urusan ku disini yang masih belum selesai.
Disini sangat sunyi sebab rumahku ini berada di sebuah desa terpencil.
Oh ya, beberapa hari yang lalu aku kedatangan tamu tak diundang.
Dia berbaju serba hitam serta memakai topeng.

Dia datang kesini sekitar tengah malam ketika aku sedang tertidur.

====================================================================

*Prang*
Aku mendengar suara guci terjatuh.
Aku pun kaget dan terbangun dari tidurku. Aku perlahan keluar dari kamar untuk melihat apa yang terjadi. Tangan ku meraba-raba tembok untuk mencari saklar lampu.

“Ah ini dia”Ucapku dalam hati ketika menemukan saklar

*click*

*Click*

Aku menekan saklar berkali-kali namun lampu tak kunjung menyala.
“Damn! Kenapa harus mati lampu sih?!” Gumamku.

Aku mencoba untuk berpikir positif.
Aku berusaha meyakinkan diriku bahwa itu hanyalah kucing.

Aku pun lantas kembali ke kamarku lagi.

*Tap

*Tap

Aku mendengar suara jejak kaki.
Aku pun langsung mengambil senter untuk melihat yang terjadi.

“Puss, puss” Aku mencoba memanggil “sesuatu” yang kuanggap kucing
Tapi tidak ada jawaban. Pikiranku melayang kemana-mana.

“Siapa disana? Jangan macam-macam ya!”

Aku berjalan perlahan menuju ruang tamu tempat dimana guci ku jatuh. Tapi tidak ada siapapun disana, hanya guciku yang pecah.

‘Hahaha’

Aku mendengar suara pria tertawa.
“Siapa itu?” Teriakku

*Blammm

Suara pintu kamarku terbanting dengan keras.

*deg deg deg*

Detak jantung ku tidak karuan.
Aku berjalan menuju kamarku dan membuka pintu kamarku dengan perlahan.

Namun tidak ada siapapun disana.
Untuk sesaat aku menghela nafas lega.
Tapi ada yang janggal. Lemariku terbuka lebar.

Aku menjadi sedikit takut.

*pok*
Seseorang menepuk pundakku
Aku menoleh kebelakang dan melihat seseorang sedang mengangkat senjatanya dan memukulku.

Aku pun terjatuh tak sadarkan diri.

============================================================================

Keesokan hari nya saat aku tersadar, tidak banyak barang yang di ambil si perampok karena saat itu dia sendirian atau mungkin dia akan datang lagi membawa temannya untuk mengambil sisanya?

Oleh karena itu, malam ini aku akan begadang untuk berjaga-jaga. Kulihat saat ini pukul 9 malam. Aku duduk di ruang tamu ku dengan keadaan lampu ku matikan.
Suasana begitu hening hingga membuatku sedikit mengantuk.

*Kriiiek*

Suara decitan pintu belakang rumahku mengagetkanku. Aku pun tersigap dari kantuk ku dan segera mengambil pisau untuk berjaga-jaga. Perampok itu sekali lagi telah memasuki rumahku!

Tanpa basa basi, kini ia langsung menuju kamarku. Dari kejauhan, aku melihat ia membawa sebuah karung besar di punggung nya.

“Ah kali ini dia berniat mengambil semuanya ya!?” Gumamku.

Aku perlahan berjalan menuju kamar ku.
Kulihat dia menoleh ke belakang.

“Sial! Dia melihatku!” Pikirku.

Tapi tak lama kemudian ia memalingkan wajahnya lagi dan melanjutkan aksinya di kamarku.

Sepertinya kegelapan ini membantu menyamarkan keberadaanku.

*Zreeesh*
Hujan tiba-tiba turun. Aku mempercepat langkahku dan kini aku sudah berada di depan pintu kamar ku.

“Hey, sedang apa kau?” Ucapku lantang sambil mengangkat pisauku.

Dia menoleh kebelakang.

*JDAAAAR*

Cahaya kilat menyinari ku.

Dia hanya terbelalak kaget melihat ku. Dia terdiam kaku. Wajahnya pucat. Dia gemetaran. Aku melihat karung yang di bawa nya telah penuh.

“Berani nya KAU!” Teriakku sambil berusaha menghunuskan pisau ku padanya.

Tapi dia begitu lincah dan menghindari seranganku. Dia lari keluar dari rumahku.
Aku sedikit lega karena setidaknya aku tidak harus melukai seseorang malam ini.

*JDAAAAR*

Cahaya kilat memenuhi kamarku.
“Eh? Dia melupakan karung nya?” Ucapku.

“Mari kita lihat , apa sih yang mereka inginkan dari rumahku ini. Padahal kan aku tidak memiliki barang berharga disini.” Gumam ku.

Aku menghampiri karung itu dan hendak mengangkat nya ke ranjang untuk kulihat isinya.

“Ugh, berat sekali. Makin bikin penasaran nih!” Ucapku.

Tanpa butuh waktu lama, aku membalik karung itu dan isi dari karung itu pun keluar.

Betapa kaget nya diriku ketika melihat isi dari karung itu.

“A-Aku?” Mata ku terbelalak dan membuatku terdiam untuk sesaat.

*JDAAAAR*

Bunyi kilat menyadarkan ku. Tak terasa air mataku menetes . Aku menangis tanpa henti malam itu.







-The End-



By : Archangel.

Ssstt !!! I'll Tell You More...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang