Part 20

237 36 5
                                    

Hari kelima Yuya di rumah sakit...

Yuya's POV

Kalau aku boleh jujur, terbaring di rumah sakit seperti ini sangatlah membosankan. Hanya bisa terdiam, dan menatapi langit-langit ruanganku.

Tidak sangat membosankan, karena sebenarnya, setiap hari, banyak kejutan buket bunga, cokelat dan surat yang kuyakini itu semua dari para penggemarku. Tidak ada satupun wartawan masuk ke ruanganku. Itu semua Ryosuke dan rekanku yang lain menghalangi.

"Dua hari lagi! Mengapa begitu lama?" keluhku.

"Sabarlah, Yuyan.. Kau mau jika kau belum pulih, dan sesampainya di rumah, kondisimu drop lagi?" ucap Dai-chan. Aku langsung menggeleng. Siapa yang mau dirawat inap lagi? Tentu saja aku tidak mau.

"Nah, makanya kau harus mau menginap. Hanya seminggu."

"Hanya? Ayolah.. Seminggu itu seperti sebulan!" rengekku lagi. Anggaplah aku anak manja sekarang.

"Oh iya, sebulan lagi Yuyan.. Kau tidak ingat?" ucapan Dai-chan mengingatkanku pada... Pernikahan kami! Astaga.. Bagaimana aku bisa lupa?

"Eh? Sebulan begitu cepat kita lewati.."

"Begitulah."

"Kapan kita akan fitting baju pengantin?"

"Ntahlah. Apakah Okaa-san dan Otou-sanmu masih menyetujui." ucapan Dai-chan membuatku tertampar. Apakah kedua orangtuaku masih bisa menerimaku?

"Aku hanya bercanda, Yuyan. Pasti mereka menyetujui."

"Ketika mereka melihatmu bersamaku saja, ketika aku sendiri tanpamu, mereka menolak." ucapku dengan nada sedih.

"Tidak! Tidak akan! Orangtua mana yang akan melanggar janji, apalagi yang menyangkut masa depan anak mereka!" ucap Dai-chan dengan beraninya.

"Dai-chan.. Sudah mulai dewasa ya.." ucapku sambil mengelus rambut Dai-chan lembut.

"Tentu saja. Eh.. Jika aku menikah, apakah aku dapat meneruskan pendidikanku?" Oh ya, aku belum memikirkan bagaimana Dai-chan akan meneruskan pendidikannya.

"Dengan menunda empat tahun, begitu?" tanyaku dengan wajah ditekuk. Dai-chan hanya mengangguk polos.

"Memangnya Dai-chan ingin menjadi apa?" tanyaku lagi sambil mengelus rambutnya.

"Aku ingin menjadi dokter." jawab Dai-chan dengan wajah polosnya. Dokter?! Itu akan memakan waktu lama! Tidak! Tidak!

"Itu akan memakan waktu lama Dai-chan... Belum lagi nanti kau akan menjadi asisten dokter.. Blablabla.." Dai-chan langsung menekuk wajahnya yang membuatku gemas sekaligus kasihan.

"Bagaimana kalau kau sekolah idol saja?" usulku.

"Eh? Aku tidak memiliki suara yang bagus!" jawab Dai-chan. Aku tersenyum.

"Untuk apa kau mempunyai calon suami seorang idol terkenal namun tidak bisa melatihmu bernyanyi?" tanyaku.

"Eh? Benarkah? Aku bisa menjadi idol? Sepertimu?" ucap Dai-chan dengan mata yang berbinar-binar. Sungguh menggemaskan.

Aku tersenyum. Lalu mengelus rambutnya.

"Tentu saja bisa. Kita akan menjadi pasangan idol!" Dai-chan mengangguk antusias.

"Kalau begitu, kapan kita berlatih??"

"Lima hari lagi? Ah, eum.. Dai-chan?"

"Ya?"

"Kalau aku tidak bisa mengajarimu, kau ingin diajar paman produser? Jika aku pergi ke suatu tempat, Ryosuke juga akan ikut denganku, kau juga tidak akan bisa diajar oleh Ryosuke."

「 Marry With IdolーArioka Daiki 」✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang