Kira-kira setelah beberapa saat, seorang dokter dan seorang suster menghampiri Yuya dan Yuri. Yuya dan diikuti dengan Yuri langsung berdiri untuk mendengar penjelasan tentang keadaan Daiki sekarang.
"Takaki-san, pasien Arioka-san sudah diobati dan dipindahkan ke ruang inap biasa. Bagian dahinya hanya memar, kemungkinan karena menabrak setir mobil yang ia kendarai, dan tidak ada kemungkinan ia akan mengalami gegar otak atau lupa ingatan. Kemungkinan, saat sadar ia akan merasa pusing saja dan besok ia sudah bisa pulang." jelas sang dokter.
"Dan apa penyebab pingsannya?"
"Penyebab pingsannya kemungkinan saat ia membentur setir mobil, benturannya cukup kencang, lalu membuat dahinya berdenyut luar biasa, dan ia pun pingsan."
"Apakah dia sudah bisa dijenguk?" tanya Yuya lagi.
"Bisa, maksimal penjenguknya ada 3 orang, dan jangan membuat kebisingan yang dapat membuat pasien terganggu. Kalau begitu, saya permisi dulu. Saya ingin mengobati pasien lain yang berada di ruang gawat darurat." Sang dokter pun berlalu dari hadapan Yuri dan Yuya. Hanya tertinggal sang suster.
"Takaki-san, ini ponsel pasien yang berada dikantong celananya. Apakah Tuan mau menjenguk pasien Arioka-san?" ucap sang suster. Yuya pun menerima ponsel Daiki.
"Ya, tentu saja."
"Mari ikuti saya."
"Baik—"
"Yuya!" panggil seseorang tiba-tiba. Yuri pun juga ikut menengok kebelakang.
"Eh? Ryosuke?"
"Kau mau kemana? Dan apakah ini adiknya korban yang kau tabrak?" tanya Ryosuke.
"Ck, aku tidak menabraknya! Dia membanting setir saat aku sudah rem mendadak dan tidak menabraknya sama sekali! "
"Iya! Tapi tetap saja kau hampir menabraknya!"
"Terserah kau saja. Sekarang maukah kau ikut aku dan Yuri menjenguk kakaknya?"
"Ya, ya, aku mau."
Dan, jadilah mereka bertiga menjenguk Daiki di ruang inapnya.
"Ini ruang inap Arioka-san, Takaki-san. Oh iya, jangan lupa membayar administrasi pasien di kasir lantai bawah. Dan, jangan membuat kebisingan. Saya permisi dulu." Sang suster pun juga berlalu.
"Aku ingin membayar administrasi kakakmu dulu, Yuri. Oh ya, ini ponsel kakakmu. Nanti aku akan kembali lagi." Jadilah, di ruang inap Daiki hanya tersisa Yuri dan Ryosuke.
"Hai. Namamu Yuri? Aku Yamada Ryosuke, manajer si Bakaki Yuya yang hampir menabrak kakakmu. Maafkan perlakuan rekanku itu, ya. Dia memang kebiasaan jika di jalanan sepi, dia akan kebut-kebutan. Kau tidak terluka kan? Kau baik-baik saja? Hanya kakakmu yang terluka?"
"Y-ya. Aku tidak apa-apa. Sangat baik-baik saja." jawab Yuri canggung.
"Kau dan kakakmu juga salah satu penggemar Yuya, ya?" tanya Ryosuke.
"I-iya." jawab Yuri.
"Santai saja, Yuri. Oh ya, siapa nama lengkap kakakmu dan kau, jika boleh aku tahu?"
'Bagaimana aku bisa santai-santai saja, jika kau yang berada di hadapanku, Ryosuke?!' -Yuri
"Nee-chan ku, Arioka Daiki. Dan, aku Arioka Yuri." jawab Yuri.
'Sepertinya aku familiar dengan marga itu.' -Ryosuke
"Baiklah, Yuri." ucap Ryosuke sambil tersenyum.
***
"Bagaimana dengan Daiki? Apakah dia sudah sadar?" tanya Yuya. Ia refleks mengucapkan nama Daiki, bukan Arioka-san lagi.
"Eh? Kau refleks mengucapkan nama? Bukan marganya lagi? " tanya Ryosuke.
"Memanggil marga ditambah -san sangat melelahkan, kau tahu itu. Jadi, bagaimana? Apakah Daiki sudah sadar? "
"Belum, tapi—"
"Takaki-san, Yamada-san! Tangan Nee-chan bergerak!" ucap Yuri saat ia melihat tangan Daiki bergerak menandakan jiwa Daiki akan kembali ke alam sadarnya.
Tbc.
TRIPLE UPDATE YEAAAYYY~
Vomment~ Vomment~Arigathanks Gozaimuch ;)
-Elverant248-

KAMU SEDANG MEMBACA
「 Marry With IdolーArioka Daiki 」✔️
Fanfic「 COMPLETED 」 Arioka Daiki adalah penggemar berat dari seorang aktor, sekaligus penyanyi ternama di Jepang, yang bernama Takaki Yuya. Ia bahkan sering berkhayal kalau Takaki Yuya menjadi suaminya. Eh? Jangan berpikir semudah itu untuk menjadi istri...