Dear Sir (1)

950 64 7
                                    

🚨Typo Warning

--------------

Hirai Momo adalah seorang wanita yang cukup lama sudah mengakhiri masa perguruan tingginya. Namun, nasib malang menimpanya. Karena telah lama pula ia tak mendapat pekerjaan.

Dia mengambil jurusan seni tari. Dia bisa saja membuka sebuah tempat untuk les tari. Tapi jujur, dia malas untuk melakukan hal itu. Sungguh malas. Dan mengakibatkan dirinya yang seperti ini.

Ia saat ini sedang berada di depan TV di rumahnya. Menonton acara anak-anak sambil sesekali tangannya merogoh kantung plastik berisi makanan ringan di dekatnya.

Sudah berkali-kali ibunya mengingatkan untuk segera mencari pekerjaan. Ibunya menyarankan Momo untuk bekerja di sebuah kantor. Sungguh tidak masuk akal, pikir Momo.

Tapi, ibunya mempunyai alasan yang cukup kuat agar Momo tidak bisa membalas ucapannya tersebut.

Momo adalah anak yang rajin dan disiplin. Ia juga tertib terhadap peraturan.

Tak heran, saat di perguruan tinggi banyak yang mengidolakannya tak peduli senior atau junior dari Momo. Banyak yang mengetahui bahwa Momo adalah mahasiswa yang tidak pernah malas-malasan saat kuliah.

Banyak pula yang berusaha memikat hati Momo, tapi tak ada satupun yang berhasil. Momo menganggap sekolah adalah tempat untuk belajar. Tempat untuk menimba ilmu. Akan ada saatnya kita mencari partner dalam hidup kita, tapi tidak untuk saat ini. Itu adalah jalan pikiran Momo. Yang malah membuat banyak mahasiswa laki-laki semakin terpikat padanya tanpa ia sadari.

"Momo! Teman ibu memberi informasi ada lowongan kerja di tempat anaknya bekerja," teriak ibunya sambil berlari menuju arah Momo.

"Ibu ingat kalau kamu punya teman yang namanya Yuju, kan? Di tempat bekerjanya sedang ada lowongan. Besok kau harus pergi kesana,"

"Aku tidak mau, Bu. Untuk saat ini, kehidupan ku sudah nyaman."

"Hey! Ibu tidak mau tahu. Pokoknya nanti kamu dan ibu akan pergi ke toko untuk membelikanmu baju yang pantas untuk besok."

"Tidak usah beli baju lagi, Bu. Aku masih punya baju yang dulu aku pakai untuk tes skripsi. Itu masih pantas."

"Tidak. Itu tidak baik dipakai untuk melamar kerja. Sudah, sekarang cepat mandi dan ganti bajumu. Ibu akan menyelesaikan masakan ibu dulu," ucap ibunya sambil berjalan meninggalkan Momo yang masih bingung.

---------------------

"Bagaimana kalau ini?"
"Eh, ini juga bagus."
"Coba pakailah yang ini."

Momo saat ini berada di sebuah toko baju yang cukup ramai. Dan saat ini juga, ibu Momo sedang bingung memilihkan anak tercintanya baju untuk besok.

"Coba pakailah baju-baju ini," ucap ibunya sambil memberikan Momo 4 pasang baju sekaligus.

"Ibu, apa ini tidak terlalu banyak?"

"Sudahlah. Kau ini. Itu hanya untuk dicoba. Siapa tau cocok. Kalau semuanya cocok, akan ku belikan empat-empat nya sekaligus," lanjutnya sambil mendorong Momo menuju kamar pas.

Ibunya masih bingung memilih baju untuknya, semangat ia sedang mengantri untuk mencoba semua baju tersebut.

Duk

"Aw. Sakit."

Kepala Momo terbentur dinding, tapi tidak terlalu keras. Ia segera melihat siapa orang yang mendorongnya tadi. Orang tersebut hanya cuek pada Momo, seakan tidak merasa bersalah padanya.

"Permisi, tuan. Tapi apakah anda tidak bisa mengucapkan kata maaf?" Ucap Momo dengan nada yang tenang. Ia berusaha menahan emosinya.

Momo tidak suka dengan orang yang tidak sopan pada orang lain. Ia selalu berusaha mengucapkan kata 'Maaf' di setiap kesehariannha, tak terlewat sehari.

Hidden Phrases || 모모 ; ももTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang