🚨Typo Warning
---------------------------------------------------------
Mereka yang sedari tadi tidak tahu kemana arah pembicaraan Momo dan Jihyo pun saling bertatapan bingung. Seolah-olah mereka menganggap Momo dan Jihyo punya kehidupan sendiri atau tidak pikiran mereka sudah terlalu jauh.
Mereka menganggap Momo dan Jihyo punya 'alam' sendiri. Pemikiran itu tiba-tiba muncul kemudian mereka semua berusaha menganggap bahwa Momo dan Jihyo memang hanya sekedar bercanda.
Mereka tidak ada yang mau bertanya pada kedua insan yang sedang berbicara tersebut. Namun mereka malah saling tatap dan saling memberi instruksi untuk menyuruh orang yang ia ajak bicara itu bertanya pada Momo atau Jihyo.
Namun perlahan satu per satu mulai geleng-geleng kepala. Menunjukkan bahwa ia tidak mau ikut-ikutan terjerumus dalam 'alam' Momo dan Jihyo.
"Sudahlah unnie. Terima saja. Ini mungkin takdir agar kalian bisa akrab. Atau mungkin saja agar kalian bisa bersama terus?"
Perkataan Jihyo yang terakhir membuat Momo malu. Momo sadar bahwa dirinya dan Jihyo sedang diperhatikan oleh Chaeyoung yang ada disebelah Jihyo. Sementara yang lain sudah tidak peduli dengan mereka.
Chaeyoung merasa curiga dengan perkataan Jihyo. Ia tahu bahwa kakaknya itu orang yang tidak mudah akrab dengan orang asing. Karena Momo masih bingung dan malu untuk berinteraksi dengan orang yang asing baginya.
"Momo unnie sedang dekat dengan seseorang? Siapa?" Tanya Chaeyoung yang ingin menghilangkan rasa penasarannya.
Jihyo kaget. Ia baru sadar bahwa suaranya sangat keras. Orang yang ada didepan mungkin bisa mendengarnya. Tidak terkecuali orang yang ada tepat disampingnya.
Momo dan Jihyo melihat Chaeyoung dan diam tanpa kata. Momo tidak tahu apa yang akan dia katakan pada Chaeyoung. Momo pun menyenggol lengan Jihyo dan membuat Jihyo menatapnya.
Tatapan yang Momo berikan pada Jihyo sangat tajam, sehingga bisa membuat Jihyo ketakutan sekarang ini. Jihyo yang mengerti maksud Momo langsung kembali menatap Chaeyoung.
"Apa? Aku tadi masih kurang jelas dengan kata-katamu," elak Jihyo. Berusaha agar Chaeyoung menyerah bertanya.
"Begini Jihyo unnie. Sedari tadi kalian membicarakan apa? Sepertinya seru sekali. Dan seolah-olah Momo unnie sedang dekat dengan seseorang. Sepertinya seorang laki-laki," jawab Chaeyoung.
Gagal. Gagal sudah rencana Jihyo. Mau tidak mau ia harus menjawab pertanyaan Chaeyoung. Karena Chaeyoung tidak mudah untuk di alihkan ke pembicaraan yang lain.
"Tidak. Tidak. Tadi Momo unnie sedang melihat-lihat handphonenya. Kemudian menemukan sebuah fanpage miliknya yang dikelola oleh fans sejatinya. Setelah dilihat-lihat, fans nya sungguh tampan. Dan Momo unnie bilang kalau ia pernah bertemu saat ia meminta tanda tangan. Sungguh beruntung, kan?" Jelas Jihyo panjang lebar. Sementara Momo hanya mendengarkan cerita karangan mendadak Jihyo.
Chaeyoung hanya mengangguk-angguk. Ia kemudian menatap Momo dengan tatapan yang masih curiga. Sementara Momo secara tidak sengaja juga menatap Chaeyoung.
"Apa itu benar Momo unnie?"
Hanya dengan kalimat itu, Momo merasa telah pecah konsentrasi nya. Padahal sedari tadi ia mendengarkan Jihyo, ia juga sedang merangkai kata-kata menjadi sebuah cerita yang berhubungan dengan cerita Jihyo. Momo pun langsung melebarkan matanya kaget.
"Hm? Apa?"
"Yang dikatakan Jihyo unnie apa benar?"
Momo pun langsung melihat Jihyo yang menghadapnya. Jihyo pun langsung melebarkan matanya dan mengangguk-angguk kecil agar tidak ketahuan Chaeyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Phrases || 모모 ; もも
FanfictionHirai Momo × Male Idols (123shot) Everything inside is the result of imagination. There is no truth that can represent each story. - Indonesian Fanfic