🚨Typo Warning
--------------
"Aku kembali," ucap Momo saat sudah sampai rumah.
Rasanya lega sekali. Karena saat dijalan pun ia dan Wonwoo hanya diam. Sesekali Momo menanyakan hal yang tidak penting hanya untuk menghilangkan keheningan diantara mereka berdua.
Namun apa daya Momo. Wonwoo adalah orang yang dingin. Momo juga mengakui pendapat para Carat.
"Dimana membermu? Apa mereka tertidur?" Tanya Wonwoo. Momo tersenyum. Ia senang sekali, akhirnya Wonwoo yang mulai berbicara padanya.
"Aku tidak tahu. Tapi seharusnya mereka tidak tidur," ucap Momo sambil terus mempertahankan senyum manis di bibirnya.
"Ada apa denganmu? Demam? Daritadi senyum terus," Wonwoo langsung menaruh belanjaan Momo dan menempelkan tangannya pada dahi Momo.
'Sebenarnya tadi aku baik-baik saja. Kenapa kau malah melakukan ini.'
Momo berbicara dalam hati. Ia sepertinya tidak memerlukan kaca. Sudah pasti wajahnya merah seperti kepiting rebus.
"Tidak. Aku tidak apa-apa,"
Cklek
"Momo unnie? Sudah pulang?" Ucapan Chaeyoung mengagetkan mereka berdua.
Dengan segera Momo melepaskan tangan Wonwoo yang menempel pada dahinya. Ia tidak mau adiknya melihat kejadian tadi.
"Oh! Anda! Seventeen Sunbae! Wonwoo Sunbae kan? Perkenalkan aku Chaeyoung," dengan sigap Chaeyoung menjulurkan tangannya pada Wonwoo. Wonwoo yang peka pun langsung membalasnya.
"Iya. Terima kasih sudah mengenalku. Kau sangat baik," ucap Wonwoo hangat kemudian ia melirik Momo.
"Tidak seperti unnie mu yang satu ini," Wonwoo melanjutkan perkataannya.
Momo pun sadar dan langsung melihat Wonwoo yang ternyata senyum jahil padanya.
"Yah! Sunbae! Aku hanya lupa," ucap Momo membela diri.
"Sudah sudah. Momo kenal Wonwoo Sunbae? Darimana? Kenapa tidak pernah cerita pada kami?" Jeongyeon yang sepertinya sedari tadi mendengar percakapan mereka pun angkat suara.
"Ah tidak. Aku baru saja berkenalan saat di membeli belanjaan tadi,"
"Ah iya. Sudah, Sunbae taruh saja disini. Terimakasih Sunbae, sudah membantu ku membawakan ini." Ucap Momo sopan dan membungkukkan badannya diikuti Chaeyoung dan Jeongyeon.
"Hei! Chaeyoung! Tutup pintunya. Angin dinginnya masuk dalam ruangan," suara teriakan Nayeon terdengar dan membuat mereka bertiga malu pada Sunbae nya.
"Sudah. Tutup saja Chaeyoung. Aku masih mau berbicara pada Wonwoo Sunbae." Perintah Momo diangguki olehnya dan Chaeyoung menunjukkan senyum misterius.
"Iya, unnie. Jangan lupa bila sudah berpacaran bilang pada kami," ucapnya terakhir kali dan segera menutup pintu cepat-cepat.
"Hey! Dasar." Momo berlagak ingin memukul Chaeyoung dan ditertawai oleh Wonwoo.
"Maafkan adikku Sunbae. Dia memang seperti itu,"
"Apa aku harus menulis catatan dan menempelkannya pada tubuhku agar tidak perlu diulang berkali-kali?" Ucapan Wonwoo membuat Momo bingung.
'Apa maksudnya?'
"Maksud Sunbae?"
Wonwoo mendekatkan bibirnya pada telinga Momo. Ia berbicara sambil berbisik.
"Sekali lagi kau memanggilku Sunbae, aku tak segan-segan memberimu hukuman." Bisikan dari Wonwoo membuat Momo merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Phrases || 모모 ; もも
FanfictionHirai Momo × Male Idols (123shot) Everything inside is the result of imagination. There is no truth that can represent each story. - Indonesian Fanfic