Rude

589 45 5
                                    

! Typo Warning !

-----------------------------------

Vernon dan Momo adalah orang yang berbanding terbalik. Mulai dari sifat, hingga kebiasaannya sungguh berbeda. Semua manusia pada umumnya memiliki pasangan yang berbeda dengan mereka. Agar saling melengkapi, begitu katanya.

Namun, apakah kedua insan ini dapat disatukan bila ada yang berjuang dan ada yang memberontak? Ada yang berusaha merubah tapi satunya tidak mau mengalah.

Vernon. Lelaki tampan yang sangat dipuja di sekolahnya. Bukan karena prestasi atau tingkah baiknya. Malah ia terkenal karena sifat nakal dan kasarnya. Termasuk ketampanannya.

Entah sudah hilang kemana akal para perempuan yang pernah menyukainya. Hanya karena ketampanan, mereka mau membelikan Vernon barang-barang yang tidak murah. Sudah seperti tidak mempunyai harga diri sebagai seorang perempuan.

Namun, satu orang telah membuat sang kasar perlahan-lahan melemah. Lemah akan perhatian sang baik. Lemah akan semua yang sang baik berikan tanpa menggunakan harta. Cukup satu, hanya perhatian yang telah meruntuhkan dinding keras kepala Vernon.

"Vernon-ssi. Perlu bantuan?"

Suara perempuan yang sangat tulus dan lemah lembut terngiang-ngiang di kepala Vernon. Hanya kalimat itu yang bisa membuat Vernon berubah perlahan. Kalimat pertama yang diucapkan Momo padanya.

"Aah! Ada apa denganku!? Bagaimana bisa dia muncul terus dipikiranku??!"

Vernon marah. Ia malu. Dan juga, ia nyaman. Momo memang tidak memberikannya harta, atau bahkan barang yang sering ia dapatkan. Momo hanya memberikan kata-kata, dan nasihat padanya. Nasihat yang akan selalu ia kenang.

Vernon telah merasakannya. Perasaan yang membuat hati tenang. Namun, ia tidak sebegitu mudahnya takluk pada Momo. Banyak juga rintangan yang harus dihadapi Momo.

Mulai dari pukulan, bentakan, atau bahkan caci makian darinya telah menjadi rutinitas sehari-hari Momo saat masuk sekolah. Vernon orang yang tidak pandang bulu. Setiap ia merasa terganggu dengan tingkah orang itu, maka ia akan marah. Termasuk pada wanita.

Kulit Momo yang sebelumnya mulus, bersih, dan putih. Tergantikan dengan lebam-lebam disekitar area pergelangan tangan, juga pundak. Untunglah di area pundak, tertutupi oleh baju sekolahnya.

Vernon tidak segan-segan mencengkeram erat tangan Momo. Walaupun Momo telah menangis berkali-kali, berteriak atau bahkan membentaknya, Vernon malah lebih menyakitinya.

Momo tidak takut. Ia senang. Kemarahan Vernon diluapkan padanya seorang diri. Tidak melibatkan manusia tidak bersalah yang lainnya. Cukuplah satu korban dari Vernon, yaitu dirinya sendiri.

--------------------

"Momo? Kau sungguh tidak apa-apa?" Tanya perempuan berbadan mungil.

"Aku tidak apa-apa, Sohye."

"Tapi, lebammu bertambah. Apakah dia melakukannya lagi kemarin?"

Kim Sohye. Hanya Sohye yang tahu kejadian antara Momo dan Vernon. Dikarenakan ia adalah saudara sepupu dari Vernon juga sahabat dari Momo.

"Aku baik-baik saja. Ini tidak parah,"

"Tapi bila orang lain melihat ini, akan terjadi kesalahpahaman."

Momo yang mendengar kata-kata sahabat dari semasa kecilnya hanya tersenyum. Meyakinkan pada sahabatnya bahwa ia tidak apa-apa.

"Tidak. Aku sudah mempunyai alasan baru lagi. Tenang saja,"

Hidden Phrases || 모모 ; ももTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang