Untungnya gue bisa kembali sadar. Dan untungnya lagi, gue gak pingsan. Bosen gue.
“Gimana?” tanya gue ke si Mila.
“Katanya kita harus harus menbunuh Irma kelas XII-IPA 1.” kata si Mila.
“Ngebunuh si Irma? Mana bisa?”
“Iya, Oleh karena itu. Kita hanya bisa melaporkannya kepada polisi setempat.”
“Kapan?”
“Mungkin besok.”
“Oh, baik.”
Setelah gue sama si Mila udah beres ngomong dan keluar dari kelas itu, di balik pintu ada mereka yang lagi nunggu. Kasian mereka, nunggu-nunggu kita ngomong. Sampe-sampe si Rani tidur.
“Woy, bangun woy. Yuk, balik.” kata gue.
“Hah? Udah?” kata si Rani.
“Iya, udah.”
“Gimana katanya?” kata si Kevin.
“Kita harus pergi ke kantor polisi.” kata si Mila.
“Sekarang?” kata si Andrian.
“Besok.”
“Oh, oke.”
Kami pun balik ke rumah masing-masing dan misteri ini gue anggap BELUM SELESAI.
***
Siang itu, pas balik sekolah. Gue langsung nyamperin si Mila buat melaporkan si Irma ke kantor polisi.
“Udah, siap?” tanya gue waktu naik motor.
“Sudah. Mari kita pergi?” kata si Mila sambil meluk badan gue. Gak ada cara lain apa, selain meluk gue.
“Joshua?” tanya si Mila.
“Ya?” kata gue sambil ngejalanin motor.
“Mengapa mereka tidak ikut?”
“Udah biarin aja, biar kita yang nyelesain. Lagi pula, buat apa ngajak mereka?”
“Supaya ada teman.”
“Hah, ganggu aja palingan.”
Sampe-sampe gue di kantor polisi dan ngelaporin apa yang terjadi. Pak polisi beserta yang lainnya langsung menuju sekolah kami. Sampe akhirnya, guru-guru bingung akan kedatangan para polisi tersebut.
“Ada apa ini?” tanya pak Firman.
“Selamat siang, pak. Kami mendapat informasi dari anak-anak ini bahwa disini telah terjadi pembunuhan.” kata pak Polisi tersebut.
“Pembunuhan? Dari mana kalian tahu?” tanya pak Firman ke kami.
“Anu, pak. Coba, cek aja halaman belakang sekolah, pak. Disana ada kuburan.” kata gue.
“Kuburan?”
“Baik, kami akan segera menyelidikinya.”
Tak lama akhirnya kami setuju untuk ikut kesana, ke halaman belakang sekolah. Polisi itu menggali tanah-tanah yang ada disana.
“Pak, coba cek sebelah sana.” kata gue sambil nunjuk sepetak tanah yang kurang rata.
Dan bener disana ada sebuah mayat perempuan berseragam SMA, mungkin si Maria itu.
“Bau banget.” gue kayak mau muntah, gak tahan gue.
“Bau sekali....” si Mila langsung balik aja ke luar. Gak tahan banget dia.
“Ah, ternyata benar. Telah terjadi pembunuhan disini.” kata Polisi itu.
“Gimana bisa?” Pak Firman sontak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTERI BANGKU KOSONG (COMPLETED)
Horror#4 - horror (29-06-18) #1 - misteri (24-06-18) Joshua Aditya Putra, murid yang senantiasa bersama dengan teman-temannya. Namun, jika dia sedang sakit, terkadang dia selalu ingin menyendiri dan gak mau di ganggu. Masalah menimpa Joshua karena bangku...